Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dimas Aldean

Student Hidjo: Cinta, Kolonialisme, dan Luka yang Tak Terucap

Sastra | 2025-05-19 00:02:55
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi.

Student Hidjo karya Mas Marco Kartodikromo bukan sekadar novel cinta klasik, tetapi juga cerminan perjalanan batin seorang pemuda Jawa di tengah arus kolonialisme Belanda. Hidjo, seorang priyayi muda yang cerdas dan gemar membaca, memutuskan melanjutkan studi engineering di Belanda. Kepergiannya membawa kesedihan mendalam bagi keluarga dan tunangannya, Raden Ajeng Biru.

Namun, di negeri asing, Hidjo justru terjebak dalam hubungan terlarang dengan Betje, seorang wanita Eropa. Hubungan ini membuat Hidjo tenggelam dalam rasa bersalah, hingga akhirnya sepucuk surat dari orang tuanya menjadi penyelamat. Surat itu berisi rencana perjodohannya dengan Raden Ajeng Wungu, putri keluarga Regent Jarak. Perjodohan ini bukan hanya demi menjaga kehormatan keluarga, tetapi juga sebagai upaya mempererat hubungan antarkeluarga priyayi Jawa. Novel ini mencakup kisah percintaan, sejarah, dan budaya.

Cinta Segitiga yang Rumit

Kisah cinta dalam novel ini tidak sederhana. Selain Hidjo yang terjebak antara Betje dan Raden Ajeng Wungu, Raden Ajeng Biru juga dihantui dilema cinta. Di satu sisi, ia merindukan Hidjo, namun di sisi lain, hatinya mulai tertarik pada Raden Mas Wardoyo, sahabat Hidjo. Sementara itu, Raden Ajeng Wungu justru menjadi incaran Willem Walter, seorang Controluer Belanda yang telah bertunangan dengan Jet Roos. Tragisnya, Jet Roos yang sedang hamil harus menerima kenyataan pahit ditinggalkan oleh Walter yang lebih memilih Wungu.

Kolonialisme dan Identitas Diri.

Mas Marco dengan cerdas membalut kisah cinta ini dengan isu sosial yang lebih dalam: pergolakan identitas budaya di bawah bayang-bayang kolonialisme. Hidjo yang awalnya terpikat oleh budaya Barat, akhirnya menyadari bahwa ia tak bisa melepaskan jati dirinya sebagai orang Jawa. Perjodohan dengan Raden Ajeng Wungu bukan sekadar tradisi kuno, tetapi menjadi simbol antara modernitas dan tradisi Jawa. Hidjo memilih kembali ke tanah air, menjadi jaksa di Jarak, dan menjalani kehidupan bahagia bersama Wungu.

Moral dari Student Hidjo

Novel ini mengajarkan bahwa cinta yang berlebihan sering kali membawa penderitaan. Seperti yang dialami Jet Roos yang hancur karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Di sisi lain, Hidjo yang mampu melepaskan masa lalunya dengan Betje, justru menemukan kebahagiaan sejati bersama Wungu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image