Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Firga Shehan Shadra

Perintis Konsep Energi dan Interferensi Gelombang

Pendidikan dan Literasi | 2025-05-18 21:54:09
Thomas Young (westminster-abbey.org)

Thomas Young, seseorang yang dapat melakukan hampir semuanya. Dan Thomas Young melakukan segalanya. Dia lahir di Somerset, Inggris, pada 1773, dan bebas mengikuti rasa ingin tahunya ke manapun menuju karena sudah mendapat banyak harta warisan dari pamannya. Alhasil, dia memberi sumbangan penting di beragam bidang.

Selama berabad-abad, banyak orang berusaha dan gagal membaca pesan-pesan tersandi dari peradaban yang adat dan dewanya berbeda dengan peradaban mereka. Pada awal abad ke-19, masyarakat Eropa menyaksikan balapan antara beberapa orang untuk menerjemahkan hieroglif Mesir kuno. Young lah yang memberi terobosan pada 1819 dengan mengenali enam bunyi utama yang diwakili hieroglif. Sebagai orang yang suka mempelajari bahasa, Young ialah orang pertama yang memetakan silsilah bahasa-bahasa "Indo-Eropa", istilah yang dia ciptakan untuk merujuk ke akar berbagai bahasa zaman sekarang di India dan Eropa.

Young menjadi pelopor di sains fisika juga. Dia orang pertama yang menggunakan kata "energi" dalam konteks modern. Dia orang pertama yang memperkirakan ukuran molekul, yang berarti dua atom atau lebih yang terikat secara kimia. Dan mengingat dia bekerja pada awal abad ke-19 dengan apa yang kita anggap bentuk teknologi sederhana, dia mendapat hasil yang mendekati jawaban sebenarnya.

Sebagai dokter, dia mengenali suatu cacat bentuk mata, gangguan penglihatan yang dia namakan astigmatisme. Saya bisa lanjutkan lagi, tapi rancangan percobaan sederhana oleh Young pada awal abad ke-19 mengirim fisika masuk lubang berliku yang masih kita diami kini. Dan itu dilakukan dengan beberapa lembar kardus tipis.

Young memasang satu lembar kardus dengan satu celah vertikal di atas meja. Kemudian dia memasang lembar lain dengan dua celah sempit sejajar tak jauh dari lembar pertama. Sesudahnya, lembar ketiga menjadi layar untuk cahaya yang bakal melalui celah-celah. Young menggelapkan laboratorium sehingga satu-satunya sumber penerangan adalah satu lampu Argand, yang canggih pada awal 1800-an karena dapat menghasilkan cahaya terkuat dengan sumbu. Dia menutupi lampu dengan kaca hijau untuk menyaring semua warna lain, dan memastikan hanya satu warna, atau satu frekuensi cahaya, yang melewati celah-celah. Mengapa itu penting, karena dia menganggap banyak warna bakal menutupi pola interferensi yang dia ingin amati.

Young kemudian menempatkan lentera hijau itu di depan celah tunggal di kardus supaya cahayanya tembus ke celah ganda dan sampai di lembar kardus vertikal yang menjadi layar. Dia lalu memaksa warna itu melalui dua celah untuk melihat pola macam apa yang bakal dibuat cahaya di lembar kardus terakhir. Jika cahaya itu zarah, bisa diharapkan terlihat ada dua kumpulan cahaya terpisah di dinding seberang, di mana zarah-zarah cahaya berada sesudah melewati celah-celah. Namun bukan itu yang terjadi.

Yang muncul justru suatu pola yang benar-benar tak terduga batang belang. Itulah pola yang bakal dibuat dua gelombang kalau menyebar ke arah luar dan saling tumpang tindih. Young telah menunjukkan bahwa cahaya sebenarnya adalah gelombang. Cahaya bergerak seperti riak-riak yang saling bertabrakan di kolam, puncak-puncaknya bertemu dan menciptakan pola interferensi.

Masyarakat sains tak bereaksi dengan baik terhadap hasil percobaan Young. Mereka ingin sang jenius terbesar, Isaac Newton, sempurna. Lebih seperti orang suci dibanding saintis. Lalu ada anak baru, Thomas Young, yang menemukan bahwa Newton setengah keliru yaitu cahaya tak selalu merupakan zarah, seperti dinyatakan Newton dengan percaya diri. Ada alasan bahwa argumen berdasarkan otoritas/ketokohan tak dianggap berbobot dalam sains. Alam dan hanya alam yang memutus semua perselisihan. Dan alam punya banyak sekali trik, sehingga hanya orang bodoh yang menganggap pemahaman kita akan alam sudah lengkap. Newton salah sebagian, Young benar sebagian. Namun kita belum sampai ke bagian cerita yang benar-benar meresahkan.

Young meninggalkan bom waktu dengan sumbu panjang, yang butuh 100 tahun untuk terbakar sampai meledak. Young tak tahu malam itu mengenai hal paling mengerikan mengenai cahaya. Namun tak seorang pun dapat melihatnya karena hal itu terjadi di skala kecil sekali sehingga jauh di luar jangkauan mikroskop terhebat zaman itu. Baru pada akhir abad ke-19 sains mengembangkan alat-alat yang diperlukan untuk menemukan pintu ke alam semesta tersembunyi penuh aneka ragam dunia yang jauh lebih misterius dari pada makam-makam Mesir kuno.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image