Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vera Astuti

Gaza dan Ketakutan Barat #GazaHariIni

Agama | 2025-05-13 22:35:51
Gaza dan Ketakutan Barat #GazaHariIni

Gaza dan Ketakutan Barat Akan Tegaknya Khilafah

"Semakin dihancurkan semakin bersinar", inilah kata-kata yang bisa kita sematkan untuk warga Gaza di Palestina. Upaya Amerika dan sekutunya yang ingin menghancurkan kaum muslimin, ternyata menjadi momok tersendiri bagi Amerika dan sekutunya, pasalnya apa yang terjadi di Gaza justru menyebabkan gelombang kebangkitan pemikiran umat di seluruh dunia yang menyerukan perubahan hakiki hingga pada penerapan islam secara kaffah di bawah naungan daulah khilafah

Gelombang kebangkitan ini tidak hanya terjadi pada satu negara saja, tetapi hampir di seluruh wilayah di dunia ini. fenomena ini menjadi ketakutan tersendiri bagi barat akan kembalinya kebangkitan umat islam. Israel, Amerika dan sekutunya lupa bahwa apa yang mereka bunuh adalah raga mereka, bukan jiwa mereka. Hal itu menyebabkan kaum muslimin semakin hidup jiwanya meskipun banyak raganya sudah di hancurkan.

Krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza tidak hanya mengguncang nurani dunia, tetapi juga menggugah kesadaran umat Islam secara kolektif. Gelombang aksi bela Palestina terus membesar, dari jalanan ibu kota hingga podium-podium konferensi internasional, menuntut lebih dari sekadar gencatan senjata. Umat semakin vokal menyuarakan perlunya pengiriman tentara (jihad) dan tegaknya institusi politik Islam: Khilafah.

Fenomena ini tak luput dari perhatian Barat. Di balik sorotan kamera dan pernyataan diplomatik, Barat menyadari bahwa tragedi Gaza justru menjadi katalis kebangkitan umat. Bukannya memadamkan semangat Islam politik, kekejaman yang terus berlangsung di tanah suci itu justru menyulut api kesadaran ideologis. Tuntutan Khilafah kini tidak lagi berada di pinggiran wacana, melainkan mulai merangsek ke jantung opini publik Muslim.

Khilafah: Ketakutan Lama yang Bangkit Kembali

Bagi Barat, Khilafah adalah mimpi buruk geopolitik yang sudah lama coba dikubur. Dari sekularisasi sistem pendidikan hingga penjajahan budaya dan militer, semua telah ditempuh demi mencegah kembalinya institusi pemersatu umat ini. Namun, krisis Gaza telah membalik keadaan: umat kini mulai menyadari bahwa solusi hakiki tidak terletak pada PBB, Liga Arab, atau perjanjian-perjanjian perdamaian yang sarat kepentingan, tetapi pada kembalinya institusi kepemimpinan Islam yang sah.

Kondisi ini menjadikan seluruh upaya Barat selama puluhan tahun tampak sia-sia. Arus kesadaran umat yang semakin menguat tentang pentingnya Khilafah menandai lonceng kematian peradaban Barat yang selama ini berdiri di atas fondasi sekularisme, kapitalisme, dan imperialisme.

Urgensi Dakwah Penegakan Khilafah

Tegaknya Khilafah adalah sebuah keniscayaan sejarah. Namun sejarah tidak berjalan sendiri; ia digerakkan oleh manusia yang menyadari perannya. Karena itu, menjadi kewajiban bagi para pengemban dakwah untuk menggencarkan dakwah penegakan Khilafah di semua lini—baik di kampus, masjid, komunitas, hingga media sosial—hingga terbentuk opini umum yang kokoh, berdiri di atas kesadaran akidah Islam.

Dakwah ini harus dijalankan dengan metode dakwah Rasulullah ﷺ: bukan dengan kekerasan, bukan pula melalui kompromi dengan sistem kufur. Rasulullah membina individu, membentuk komunitas, lalu mengonsolidasikan kekuatan umat hingga mendapat dukungan riil dari ahl al-quwwah (pemilik kekuatan), yang kemudian membaiat beliau sebagai kepala negara di Madinah. Inilah jalan perubahan yang murni dan syar’i.

Kesimpulan: Gaza Adalah Titik Balik, Bukan Titik Akhir

Apa yang terjadi di Gaza adalah tragedi, tetapi juga sekaligus sebuah tanda akn terjadinya perubahan besar. Ini bukan sekadar konflik regional, melainkan krisis peradaban yang membuka ruang bagi kebangkitan peradaban Islam. Semakin umat menyadari bahwa solusi sejati hanya akan datang melalui institusi Khilafah, semakin nyata ketakutan Barat akan menjadi kenyataan.

Kini saatnya umat tidak lagi hanya menangis atau berorasi. Saatnya bergerak, menyebarkan dakwah dengan metode nabawi, menyiapkan fondasi ideologis dan opini umum hingga datangnya hari ketika seorang khalifah dibaiat, dan umat kembali memiliki perisai yang melindungi darah, kehormatan, dan tanah airnya.

"Sesungguhnya imam (khalifah) itu perisai, di mana orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image