Meningkatnya Kekerasan terhadap Jurnalis Palestina dan Upaya Propaganda Zionis
Politik | 2025-04-29 11:58:34Penargetan Jurnalis: Upaya Membungkam Suara Kebenaran
Sejak eskalasi konflik pada Oktober 2023, jumlah jurnalis yang tewas di Gaza meningkat drastis. Data dari Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) menunjukkan bahwa hingga April 2025, terdapat 232 jurnalis telah kehilangan nyawa mereka di zona konflik tersebut, menjadikan Gaza sebagai salah satu area paling mematikan bagi pekerja media dalam sejarah terbaru.
Penargetan terhadap jurnalis ini bukan hanya pelanggaran terhadap kebebasan pers, tetapi juga upaya sistematis untuk membungkam informasi yang keluar dari Palestina. Banyak jurnalis yang kehilangan keluarga mereka, rumah, dan bahkan nyawa saat menjalankan tugas mereka.
Propaganda Melalui Media: Mencemarkan Citra Pejuang Palestina
Selain penindasan fisik, Zionis juga aktif dalam perang informasi. Mereka menggunakan berbagai saluran media dan media sosial untuk mencitraburukkan para pejuang Palestina. Strategi ini dikenal dengan istilah "Hasbara," yaitu upaya sistematis Israel dalam mempengaruhi opini publik global melalui propaganda yang terorganisir.
Beberapa media yang diduga digunakan dalam kampanye propaganda ini antara lain:
- Sky News Arabia
- Al-Arabiya
- Al-Hadath
- Dubai Satellite
- Cairo News
Melalui platform-platform ini, narasi yang mendukung tindakan Israel disebarluaskan, sementara perjuangan rakyat Palestina seringkali disorot secara negatif.
Seruan untuk Melawan Propaganda dan Mendukung Kebebasan Pers
Menanggapi situasi ini, Hamas telah menyerukan kepada masyarakat Arab dan Palestina untuk terlibat dalam perlawanan media guna menghadapi propaganda serta perang psikologis yang dilancarkan oleh Israel. Tujuannya adalah untuk mempertahankan semangat dan ketahanan rakyat Palestina serta menyampaikan kebenaran kepada dunia.
Dalam pernyataannya, Hamas mengajak jurnalis dan aktivis untuk berperan aktif dalam perjuangan media dan kampanye interaktif guna membela rakyat Palestina dan perlawanan mereka. Hamas juga menyerukan kepada seluruh rakyat Palestina, baik di dalam negeri maupun diaspora, serta semua pihak yang mendukung perjuangan Palestina untuk melawan kampanye disinformasi yang dilakukan Israel.
Propaganda Israel Semakin Masif dan Banyak Media yang Menjadi Alatnya
Propaganda Israel terhadap Palestina semakin masif dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini bukan kebetulan, tetapi bagian dari strategi besar yang sistematis untuk mengontrol narasi global. Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan propaganda Israel semakin kuat dan meluas ke berbagai media di dunia.
Salah satu alasan utama mengapa banyak media menjadi alat propaganda Israel adalah karena adanya pengaruh kuat Zionis dalam industri media global. Banyak konglomerat media terbesar di dunia dimiliki atau dipengaruhi oleh individu dan kelompok yang memiliki afinitas kuat terhadap Israel. Beberapa contoh media yang sering dikritik karena bias pro-Israel meliputi: CNN (AS), The New York Times (AS), BBC (Inggris), Fox News (AS), Sky News (Inggris & Arab)
Israel sangat memahami bahwa mengontrol narasi publik berarti mengontrol opini dunia, sehingga mereka berusaha menguasai media besar sebagai alat penyebaran propaganda.
Israel juga memiliki dukungan penuh dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa. AS, misalnya, memberikan miliaran dolar bantuan militer kepada Israel setiap tahun. Sebagai imbalannya, media Barat cenderung mendukung narasi yang menguntungkan Israel.
Dukungan ini juga datang dalam bentuk kebijakan sensor yang melindungi Israel. Misalnya, di beberapa negara Barat, mengkritik Israel bisa dianggap sebagai bentuk antisemitisme, yang membuat banyak media takut bersikap kritis terhadap Israel.
Israel menjalankan strategi propaganda yang disebut "Hasbara" (dalam bahasa Ibrani berarti "penjelasan"). Program ini adalah kampanye global yang bertujuan untuk memengaruhi opini publik dunia agar berpihak pada Israel
Strategi ini didukung oleh jaringan media, akademisi, dan influencer yang menyebarkan narasi pro-Israel melalui berbagai platform, termasuk media sosial dan lembaga think tank.
Dalam era digital, media sosial memainkan peran besar dalam membentuk opini publik. Namun, platform besar seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan YouTube sering memihak Israel dengan membatasi konten pro-Palestina seperti adanya Algoritma shadow banning terkait postingan yang mendukung Palestina, pemblokiran akun dan penyebaran informasi palsu menyebarkan berita bohong yang mendiskreditkan Palestina dan para pejuangnya.
Selain media Barat, Israel juga berhasil mempengaruhi beberapa media Arab berbahasa Arab agar ikut menyebarkan propaganda mereka. Beberapa media yang sering dituding sebagai alat propaganda Israel meliputi Sky News Arabia, Al-Arabiya, Al-Hadath, Dubai Satellite, Cairo News.
Media-media ini sering kali menampilkan berita dengan sudut pandang yang mendukung kebijakan Israel atau melemahkan perjuangan Palestina.
Karena itu, penting bagi dunia, khususnya umat Islam, untuk menyebarkan fakta sebenarnya tentang Palestina, membangun narasi tandingan, serta membangun opini umum yang dibangun berdasarkan kesadaran penuh dan bukan hanya dorongan emosional sesaat.
Urgensi Perang Opini dalam Melawan Propaganda Israel
Perang di Palestina bukan hanya terjadi di medan tempur, tetapi juga dalam ranah informasi dan opini publik. Israel memahami bahwa opini dunia dapat mempengaruhi kebijakan internasional, sehingga mereka melakukan berbagai cara untuk mendominasi narasi global. Oleh karena itu, umat Islam dan masyarakat dunia yang peduli terhadap keadilan harus aktif dalam membentuk opini umum yang membela Palestina.
Al-Qur’an dan Sunah menjelaskan tentang urgensi opini umum, pengaruh, dan risikonya. Dalam Kitabullah—misalnya—dipaparkan kisah Firaun yang telah mencapai titik kekufuran paling tinggi, yaitu ketika ia menganggap dirinya adalah Tuhan. Akan tetapi, saat ia ingin mengambil keputusan politik untuk membunuh Nabi Musa as., ia menyadari bahaya dan konsekuensi masalah ini tanpa memperhitungkan opini masyarakat. Sebab itu ia meminta pendapat mereka dan berupaya menciptakan sebuah pendapat yang sesuai dengannya.
“Dan Firaun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), ‘Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi.’” (QS Ghafir: 26).
Dalam sebuah tafsir disebutkan, “Firaun berkata kepada pembesar-pembesar umatnya, ‘Biarkan aku membunuh Musa, dan biarkan Musa berdoa kepada Tuhan—yang ia klaim sebagai Tuhan yang telah mengutusnya kepada kita—agar Tuhannya mencegah niatku membunuhnya. Aku khawatir dia akan mengubah agama kalian atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.’ Dia menjelaskan kepada masyarakat alasan keputusannya untuk membunuh Musa dan mencoba meyakinkan mereka. Firaun adalah orang zalim yang dipaparkan Allah Yang Maha Esa, ‘Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, ‘Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari pengikut-pengikut Firaun; mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, dan menyembelih anak-anakmu yang laki-laki, dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; pada yang demikian itu suatu cobaan yang besar dari Tuhanmu.’”
Opini publik termasuk dari ghazwul fikri (perang pemikiran) yang niscaya ada dalam pergulatan politik. Contohnya adalah bagaimana opini publik yang terjadi di Timur Tengah menggerakkan Arab Spring yang menjatuhkan pemimpin-pemimpin otoriter. Begitu pula opini publik kasus penistaan Quran yang mendorong aksi 212 telah menyatukan berbagai elemen umat Islam serta mendorong pemerintah menjatuhkan sanksi pada pelaku penistaan. Jika masyarakat dunia dengan kesadaran penuh memahami urgensitas Palestina dan Daulah Islam sebagai penjaganya serta dapat menekan para ahlun nusroh untuk memberikan pertolongannya dan bersikap lebih tegas terhadap Israel, maka konstelasi politik internasional bisa berubah.
Media sosial menjadi medan perang utama dalam pembentukan opini publik. Berita tentang Palestina sering mengalami shadow banning (dibatasi penyebarannya) di berbagai platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok. Oleh karena itu, masyarakat harus:
- Menyebarkan berita dari sumber terpercaya yang mendukung Palestina
- Menggunakan tagar yang diaruskan seperti #ArmiesToAqsa #Nisa4Khilafah #Time4Khilafah dll
- Meng-counter propaganda Israel dengan fakta sejarah dan data terkini
Masyarakat internasional harus disadarkan melalui kasyful khutoth bahwa Israel adalah penjajah bengis dan tak manusiawi. Israel adalah entitas kolonial yang merampas tanah suci umat Islam dengan genosida brutal yang sangat telanjang.
Banyak media mainstream yang cenderung berpihak kepada narasi Israel. Oleh karena itu, tekanan dari opini publik sangat penting agar media besar melaporkan fakta secara adil. Pentingnya umat Islam membuat opini tandingan dari berbagai platform yang dimiliki.
Masyarakat dunia, khususnya umat Islam, harus memahami sejarah Palestina dan bagaimana Israel didirikan melalui penjajahan. Dengan memahami sejarah, masyarakat dapat lebih siap dalam melawan propaganda Zionis di berbagai kesempatan.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَا تَرْكَنُوٓا۟ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tidak mempunyai pelindung selain dari Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan." (QS. Hud: 113)
Peran Insan Media Muslim
Media sebagai alat propaganda yang efektif diharapkan mampu memberikan pencerdasan politik di tengah masyarakat, bukan menjadi corong kepentingan zionis Israel dan kafir Barat.
Keberadaan media di tengah fitnah propaganda sistemik saat ini sangat dibutuhkan untuk mengarahkan masyarakat pada informasi Islam sebagai pegangan kebenaran. Jika opini Islam ini disebarkan secara masif pada akhirnya akan membangun kesadaran masyarakat dan melawan propaganda musuh.
Memang benar, media besar dunia saat ini dikuasai Yahudi yang berideologi kapitalisme. Namun kita tidak boleh diam saja dan berputus asa. Justru kondisi ini harus dijadikan cambuk bagi para insan media muslim untuk berdakwah melalui media secara cerdas dengan lebih kencang.
Bukankah Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٍ۬ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّڪُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡ ۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ۬ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ (٦٠)
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS al-Anfal [8]: 60).
Keimanan pada Allah menuntut insan media muslim mengerahkan segenap daya dan kekuatan dalam menyuarakan kebenaran Islam di kancah perang opini ini. Keimanan pula yang mendorongnya untuk mengoptimalkan peran media sebagai mikrofon untuk memperbesar gaung dakwah. Dan itu jua lah yang seharusnya membentengi insan media muslim dari iming-iming kenikmatan dunia yang akan menggerus idealisme mereka.
Kesimpulan
Kondisi di Palestina menuntut perhatian dan aksi dari umat Islam dunia . Penargetan terhadap jurnalis dan upaya propaganda yang mencemarkan citra pejuang Palestina merupakan pelanggaran serius terhadap seluruh hak-hak penjagaan syariat bagi manusia dan kebebasan pers.
Selain itu, perang ini tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga dalam ranah opini publik. Oleh karena itu, umat Islam dan masyarakat yang sejatinya merupakan satu tubuh wajib aktif dalam membentuk opini umum yang membela Palestina, melawan propaganda Zionis, menekan media mainstream, mendidik masyarakat tentang posisi penting Palestina bagi umat Islam dan terus memperjuangkan institusi utama pelindung umat muslim dunia yaitu Khilafah Islamiyyah.
Pembebasan Palestina bukan sekadar impian, namun janji Allah yang merupakan sebuah kewajiban bagi setiap Muslim untuk mewujudkannya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
