Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HALO MUSAFIR

Perang Siasat antara China dan Apple

Bisnis | 2025-04-28 10:14:59

Oleh Taufik Sentana. Konsultan media dan pegiat studi sosial dan budaya. menetap di Aceh Barat.

=====

Hubungan antara raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple Inc., dan China telah lama menjadi simbol globalisasi: sebuah kolaborasi simbiotik di mana China menyediakan skala manufaktur yang tak tertandingi dan ekosistem pasokan yang luas, sementara Apple membawa investasi besar, teknologi canggih, dan jutaan lapangan kerja.

Namun, dinamika ini kini tengah mengalami pergeseran seismik, dipicu oleh ketegangan geopolitik dan perang dagang antara AS dan China. Pergeseran ini membuka tirai atas "siasat" atau strategi kompleks yang dimainkan oleh kedua belah pihak untuk menavigasi lanskap global yang berubah.

Di satu sisi, kita melihat siasat Apple untuk mengurangi ketergantungannya yang masif pada China. Perang dagang AS-China, dengan ancaman tarif dan pembatasan lainnya, menciptakan ketidakpastian operasional dan biaya potensial yang tidak dapat diabaikan oleh perusahaan sekelas Apple.

Selain itu, pandemi global menyoroti kerentanan rantai pasok yang terpusat di satu negara. Bagi Apple, mendiversifikasi basis produksinya ke negara lain, terutama India, adalah langkah strategis untuk mitigasi risiko. India menawarkan pasar domestik (juga sumberdaya) yang besar dan terus berkembang, serta insentif produksi yang menarik bagi perusahaan asing.

Siasat:

Siasat Apple di sini adalah pragmatis dan berorientasi pada keberlanjutan bisnis jangka panjang: menyebar risiko geografis, mendekati pasar konsumen yang penting, dan memanfaatkan peluang ekonomi baru.

Ini bukan hanya tentang mengurangi biaya tarif (pajak) melainkan membangun rantai pasok yang lebih tangguh dan fleksibel di tengah ketidakpastian global.

Relokasi melalui mitra manufaktur seperti Foxconn, Wistron, dan Pegatron ke India adalah manifestasi nyata dari siasat diversifikasi ini.

Di sisi lain, siasat China dalam menghadapi pergeseran produksi Apple ini juga patut dicermati. Selama puluhan tahun, China telah menjadi "pabrik dunia" bagi Apple, membangun infrastruktur dan ekosistem pemasok komponen yang luar biasa canggih dan terintegrasi.

Hilangnya sebagian besar produksi perakitan akhir (final assembly) Apple jelas merupakan pukulan signifikan. Namun, siasat China tampaknya bukan sekadar pasif menerima keadaan.

Menyadari bahwa seluruh rantai pasok Apple tidak bisa begitu saja dipindahkan dalam semalam – mengingat kompleksitas produksi dan volume yang dibutuhkan – China berusaha mempertahankan perannya dalam ekosistem tersebut, meskipun formatnya berubah.

Siasat China

Salah satu siasat kunci China adalah memastikan bahwa pemasok komponen asal China tetap menjadi bagian integral dari rantai pasok Apple di mana pun produksi perakitan dilakukan. Laporan yang menyebutkan bahwa pemasok komponen China mulai membangun fasilitas di negara-negara seperti India dan Vietnam, di dekat lokasi pabrik perakitan Apple yang baru, adalah bukti dari siasat ini.

Kegiatan itu sebagai upaya beradaptasi dengan pergeseran Apple, mengikuti jejaknya, dan menjamin bahwa perusahaan-perusahaan domestik China tetap relevan dan mendapatkan manfaat ekonomi dari manufaktur produk Apple, meskipun final assembly tidak lagi di tanah mereka sendiri.

Siasat ini mencerminkan keinginan China untuk mempertahankan pengaruh ("kapitalisme-hegomoni")dalam rantai pasok teknologi global dan memastikan bahwa kemampuan manufaktur dan ekosistemnya tetap terhubung dengan Apple selaku pemain utama.

Tantangan:

Namun, proses pergeseran ini tidak luput dari tantangan, yang juga membentuk bagian dari dinamika siasat kedua belah pihak. Apple dan mitranya menghadapi kesulitan dalam mereplikasi kecepatan, skala, dan efisiensi ekosistem manufaktur China di lokasi baru seperti India.

Ketersediaan (dan peralihan) tenaga kerja terampil dalam jumlah besar, pembangunan infrastruktur logistik yang memadai, dan pembentukan ekosistem pemasok komponen yang terintegrasi memerlukan waktu dan investasi kolosal.

Tantangan-tantangan ini secara implisit menunjukkan kekuatan siasat China di masa lalu dalam membangun basis manufaktur yang sulit ditandingi dalam waktu singkat, memberikan China semacam kekuatan

ilustrasi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image