Berpikir Atomik: Menyelami Makna Peristiwa Meledakkan Potensi Anda
Gaya Hidup | 2025-04-22 20:24:15Belakangan ini, frasa "atomik" sering kali mengingatkan kita pada konsep Atomic Habits yang dipopulerkan oleh James Clear (2018), sebuah pendekatan pengembangan diri yang menekankan kekuatan perubahan super kecil dan konsisten dalam membentuk kebiasaan baik.
Namun, di tengah gaung Atomic Habits, muncul sudut pandang lain tentang "berpikir atomik", salah satunya dari Taufik Sentana (dengan pengalaman sebagai guru dan konsultan pendidikan Islam serta penulis).
Konsep Berfikir Atomik membawa kita pada pengertian yang berbeda, jauh dari sekadar kebiasaan fisik, melainkan menyelami relung terdalam cara kerja pikiran dan diri.
Menurut Taufik Sentana, berpikir atomik bukanlah tentang memecah tugas besar menjadi kecil, melainkan tentang berpikir lebih mendalam. Ini adalah proses intelektual yang melampaui analisis permukaan atau berpikir "radikal" sebatas akar masalah.
Berpikir atomik versi Taufik Sentana mengajak kita untuk menyelam lebih dalam lagi, ke level yang fundamental, mirip dengan bagaimana fisikawan mempelajari atom sebagai unit dasar materi.
Bagaimana cara kerjanya?
Taufik Sentana mengibaratkan proses ini (sejak 2023 lalu di Kompasiana) dengan membangun koneksi pikiran orisinal melalui "lintasan cahaya-kuantum". Frasa yang terdengar ilmiah ini bisa dimaknai sebagai lompatan intuitif atau wawasan mendalam yang muncul dari perenungan intens.
Ini bukan proses linier biasa, melainkan koneksi yang mungkin tidak terduga, cepat, dan mampu menghubungkan titik-titik gagasan yang sebelumnya terpisah. Hasilnya, diharapkan lahir "ikatan pengetahuan (molekul) dan kaidah-kaidah yang relatif baru dan bisa diuji".
Artinya, berpikir atomik bertujuan menciptakan pemahaman, prinsip, atau bahkan teori baru yang orisinal dan memiliki dasar yang kuat untuk divalidasi.
Menariknya, Taufik Sentana menempatkan berpikir atomik ini sebagai bagian dari sebuah "inner journey" atau perjalanan batin. Ini menekankan bahwa sumber gagasan dan pengetahuan baru seringkali berasal dari eksplorasi ke dalam diri.
Taufik merujuk pada pentingnya merenungkan eksistensi manusia, fungsi akal, hakikat pengetahuan, nilai pengalaman, dan aspek-aspek diri yang lebih subtil.
Mengutip ayat suci tentang mengambil pelajaran dari diri sendiri, Sentana menegaskan bahwa diri kitalah laboratorium utama untuk berpikir atomik ini.
Jadi, jika Atomic Habits berfokus pada aksi fisik kecil yang membangun kebiasaan dan hasil eksternal, "Berpikir Atomik" versi Taufik Sentana lebih berorientasi pada proses internal yang mendalam untuk menghasilkan pemahaman baru, wawasan orisinal, dan kesadaran diri yang lebih tinggi.
Ini adalah undangan untuk menyelami kedalaman pikiran dan batin kita, mencari koneksi fundamental yang mungkin tersembunyi, demi menyingkap pengetahuan dan kaidah baru tentang diri dan realitas. Itulah fase ledakan karya anda secara abstrak (pikiran) ataupun konkret (produk benda)!
Sebuah pendekatan yang kaya akan dimensi intelektual, introspektif, dan bahkan spiritual dalam upaya pengembangan diri yang sesungguhnya.
Konsep ini, menurut Taufik Sentana, tengah dihimpunnya dalam sebuah buku untuk dibagikan lebih luas.
Konsep Berfikir Atomik menjadi bagian dari program konsultansinya di Nuruttaufiq Islamic Education Consulting Aceh, yang sedang ia kembangkan secara simultan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
