
Rahasia Komunikasi Lancar Sekretaris dan CEO
Info Terkini | 2025-04-13 15:29:09Pernahkah Anda merasa sudah menyampaikan semuanya ke atasan, tapi hasilnya malah jauh dari yang diharapkan? Atau mungkin Anda seorang CEO yang yakin sudah memberikan arahan dengan jelas, tapi tugas jadi berantakan karena ada bagian yang "terlewatkan"?
Sebenarnya, komunikasi antara sekretaris dan CEO bukan sekedar soal menyampaikan pesan. Ini soal membangun kejelasan bersama, kepercayaan, dan meningkatkan kepekaan—tiga hal penting yang jika terjalin dengan baik, bisa membuat kolaborasi terasa seperti tim yang sudah terbangun selama bertahun-tahun. Berikut adalah beberapa tips dan strategi untuk mencapainya:
1. Komunikasi Hebat Itu Tidak Asal Tahu, Tapi Paham
Banyak yang berpikir tugas sekretaris hanya sebatas “mencatat dan menjalankan”. Tapi dalam kenyataannya, sekretaris juga perlu memahami apa yang tidak dikatakan secara langsung. CEO sering berpikir cepat, berbicara cepat, dan mengharapkan tindakan yang lebih cepat lagi.

Solusinya?
Biasakan rekap cepat setelah instruksi: “Jadi, prioritas hari ini adalah A, B, C, ya, Pak/Bu?” Kelihatan sederhana, tapi inilah momen berharga untuk memastikan segalanya benar sejak awal.
2. Jangan Cuma Pakai WhatsApp
Kalau hanya mengandalkan chat yang hilang tertimbun notifikasi grup kantor, siap-siap untuk kebingungan. Gunakan tools yang bisa melacak progres bersama, seperti Google Calendar, Trello, atau aplikasi task manager yang real-time.
Satu dashboard bersama bisa mengurangi 50% miskomunikasi. Selain itu, jangan lupakan reminder yang manis: bukan hanya "ingat rapat jam 10", tapi juga "ingat siapa yang hadir dan tujuannya apa."
3. Beda Gaya, Bukan Beda Tujuan
CEO ingin ringkas. Sekretaris butuh detail. Dua hal ini bisa jadi masalah besar atau kekuatan super.
Caranya? Adaptasi. Jika CEO tidak suka panjang lebar, kirim laporan versi ringkas dulu, lalu lampirkan detail jika dibutuhkan. Sebaliknya, jika sekretaris bingung dengan arahan yang terlalu singkat, jangan ragu untuk meminta klarifikasi: “Maksud Bapak, bagian ini langsung saya teruskan ke klien atau perlu approval dulu?”
4. Feedback Itu Vitamin Kerja Sama
Sekretaris perlu tahu apakah caranya sudah sesuai, CEO juga perlu tahu apakah instruksinya mudah dipahami. Umpan balik dua arah mempercepat perbaikan dan bikin kerja jadi lebih efisien.
Cobalah biasakan sesi mini refleksi tiap minggu. Tidak perlu formal cukup lima menit, tapi efeknya bisa bikin kerja sama makin tajam dan profesional.
5. Kepercayaan Dibangun, Bukan Diberi
CEO harus percaya bahwa sekretaris bisa berpikir strategis. Sekretaris harus yakin apa yang ia sampaikan dianggap penting.
Caranya? Transparansi. Laporkan progres, update hal-hal sensitif dengan cara yang bijak, dan minta ruang untuk dilibatkan dalam hal strategis. CEO yang hebat tahu: sekretaris bukan hanya penjaga jadwal, tapi penjaga arah.
KESIMPULAN
Kompak bukan soal chemistry, tapi komunikasi. Ketika komunikasi berjalan dengan baik, sekretaris dan CEO dapat membentuk kolaborasi yang sangat efektif di dalam perusahaan. Mereka tahu kapan harus berbicara, kapan harus menjalankan tugas, dan kapan cukup saling memahami hanya dengan satu kalimat singkat. Sebab, tim yang hebat tidak diukur dari seberapa sibuk anggotanya, tetapi dari seberapa harmonis mereka bekerja sama.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook