Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shafira Dihyan Ratnaduhita

Post Now, Regret Later: Mengapa Blunder di Media Sosial Dapat Berakibat Fatal?

Humaniora | 2025-04-12 22:16:21

Di era digital saat ini, media sosial tidak lagi sekadar menjadi tempat untuk berbagi cerita dan berinteraksi, tetapi juga merupakan sebuah jebakan yang tak terlihat. Media sosial memang memberi kita kebebasan untuk berekspresi, namun di balik kebebasan itu tersembunyi risiko besar. Salah ketik, candaan yang diunggah di waktu yang tidak tepat, atau komentar yang dilontarkan tanpa berpikir panjang dapat berujung pada konsekuensi serius. Mulai dari kehilangan pekerjaan, hancurnya reputasi, hingga menjadi sasaran cancel culture.

https://pin.it/5o4IZcPZl
https://pin.it/5o4IZcPZl

Blunder di media sosial sering kali terjadi karena ketidaksadaran penggunanya. Banyak orang berpikir bahwa apa yang mereka bagikan hanyalah opini pribadi yang tidak akan berpengaruh besar. Namun, apa yang kita bagikan di media sosial dapat mempengaruhi banyak orang, bahkan mereka yang tidak kita kenal. Salah satu contoh nyata adalah kasus-kasus yang melibatkan publik figur atau karyawan perusahaan yang kehilangan pekerjaan setelah mengunggah sesuatu yang kontroversial di media sosial. Hal tersebut berlaku bagi siapa saja yang memiliki akun media sosial. Dalam beberapa detik, sebuah pernyataan atau unggahan bisa tersebar luas, mengundang kritik, bahkan mengubah kehidupan seseorang dalam sekejap. Di balik layar ponsel yang sederhana, ternyata menyimpan banyak sekali risiko yang akan dialami oleh penggunanya. Tak jarang, niat awal yang sebenarnya tidak buruk justru berujung pada kesalahpahaman besar karena konteks yang hilang atau penafsiran yang berbeda. Dari situlah blunder bisa terjadi, dan ketika sudah tersebar, tidak ada tombol "undo" yang bisa membalikkan keadaan.

Dampak dari Blunder di Media Sosial

1. Kerusakan reputasi, reputasi seseorang dapat hancur hanya karena satu unggahan yang salah. Dalam dunia digital, reputasi menjadi lebih mudah rusak dan lebih sulit untuk dibangun kembali.

2. Dampak pada karir profesional, banyak perusahaan yang kini memantau media sosial karyawannya. Jika seseorang memposting hal yang tidak sesuai dengan nilai perusahaan atau terlalu kontroversial, itu bisa berakibat pada pemecatan atau pembatasan peluang karir.

3. Cancel culture, salah satu fenomena yang semakin umum adalah cancel culture, di mana seseorang dijauhi oleh masyarakat atau komunitas karena sebuah kesalahan di media sosial. Meskipun kadang-kadang terjadi karena ketidakpahaman atau ketidaksengajaan, efek dari cancel culture sangat merusak, bahkan bagi mereka yang tidak berniat buruk.

Tips Menghindari Blunder di Media Sosial

1. Kenali audiens dan pikirkan sebelum mengunggah, karena apa yang menurutmu lucu atau santai, belum tentu diterima dengan cara yang sama oleh orang lain.

2. Pisahkan akun pribadi dan profesional, jika memungkinkan. Buat batas yang jelas antara akun pribadi dan profesional. Meski begitu, tetap jaga etika dan sopan santun di kedua akun, karena jejak digital dapat dicari oleh siapa saja.

3. Jangan terpancing emosi dan hindari membalas komentar atau membuat unggahan saat sedang marah, kecewa, atau frustrasi.

4. Pelajari cara berinteraksi yang sopan, menghargai perbedaan pendapat, dan menggunakan platform secara bertanggung jawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image