Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Badrussalam Badrussalam

Pengalaman adalah Guru: Kenapa Guru yang Tua Lebih Baik dari Guru yang Muda?

Eduaksi | 2025-04-10 22:48:44

Di zaman yang serba cepat ini, banyak orang lebih terpikat pada hal-hal baru, termasuk dalam dunia pendidikan. Guru muda sering dianggap lebih kreatif, melek teknologi, dan punya semangat yang tinggi. Tapi, benarkah itu berarti guru yang lebih tua jadi kalah penting? Justru sebaliknya—dalam banyak hal, guru yang sudah senior menyimpan nilai yang tak tergantikan.

Pertama, pengalaman panjang mereka adalah kekayaan yang tidak bisa dibeli. Guru yang telah mengajar selama puluhan tahun telah melihat berbagai macam karakter siswa, tantangan zaman, hingga perubahan kurikulum. Mereka tidak hanya mengajar, tapi juga membimbing dengan hati karena mereka sudah memahami betul ritme dunia pendidikan.

Kedua, guru yang lebih tua sering memiliki kesabaran dan kebijaksanaan yang tidak didapat dalam waktu singkat. Mereka tahu kapan harus tegas dan kapan harus mendengar. Pendekatan mereka sering lebih tenang, tidak terburu-buru, dan penuh makna. Seringkali, siswa justru lebih nyaman curhat dan belajar nilai kehidupan dari guru-guru ini.

Ketiga, banyak guru senior yang menjadi teladan etika kerja dan komitmen. Mereka tetap datang lebih awal ke sekolah, mempersiapkan materi dengan rapi, dan konsisten dalam mendidik, meskipun sudah tidak muda lagi. Itu adalah bentuk cinta pada profesi yang patut ditiru oleh guru-guru muda.

Bukan berarti guru muda tidak baik—mereka tentu membawa angin segar dan inovasi. Tapi, menggabungkan semangat muda dengan kebijaksanaan usia adalah kunci terbaik dalam membangun ekosistem pendidikan yang utuh. Maka, sudah waktunya kita berhenti memandang sebelah mata guru yang tua, dan mulai lebih menghargai dedikasi panjang yang telah mereka berikan.

Karena sesungguhnya, usia boleh tua, tapi semangat mendidik mereka tetap muda.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image