Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andin Zahra

Gaya Hidup Konsumtif Vs Prinsip Keuangan Syariah: Bagaimana Menyeimbangkannya?

Ekonomi Syariah | 2025-04-10 11:12:47

Di era digital yang penuh dengan kecepatan ini, gaya hidup konsumtif semakin menjadi kebiasaan masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Kenyamanan berbelanja secara online, layanan pesan-antar makanan, serta tren media sosial yang sering menampilkan gaya hidup glamor menyebabkan banyak orang mengeluarkan uang tanpa perencanaan yang matang. Ini jelas bertolak belakang dengan prinsip keuangan syariah yang menekankan pada keseimbangan, kebijaksanaan, dan keberkahan dalam mengelola kekayaan.

Dalam perspektif Islam, keuangan tidak sekadar berbicara tentang pendapatan, tetapi juga tentang bagaimana cara membelanjakannya dengan bijaksana. Allah SWT telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara setan. ” (QS. Al-Isra: 26-27). Ayat ini menekankan bahwa perilaku konsumtif yang berlebihan sangat tidak disukai dalam Islam.

Salah satu penyebab utama yang mendorong gaya hidup konsumtif adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan. Banyak orang yang lebih mengutamakan kesenangan sesaat, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang dari pengeluaran mereka. Sementara, prinsip keuangan syariah mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam penggunaan harta melalui konsep tasharruf bil ma’ruf, yaitu membelanjakan harta sesuai kebutuhan tanpa berlebihan.

Lalu, bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara gaya hidup modern dan prinsip keuangan syariah?

Pertama, buatlah perencanaan keuangan yang jelas. Tetapkan anggaran bulanan dan bedakan antara kebutuhan (dharuriyat) dan keinginan (tahsiniyat). Hindarilah godaan diskon dan tren sesaat yang tidak benar-benar kita perlukan.

Kedua, prioritaskan menabung dan melakukan investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Alternatif seperti deposito syariah, reksa dana syariah, atau investasi emas bisa menjadi pilihan yang cerdas untuk mengelola keuangan.

Ketiga, jauhi utang konsumtif berbasis riba. Banyak orang terjebak dalam hutang kartu kredit atau pinjaman online demi memenuhi gaya hidup mereka. Padahal, Islam secara tegas melarang riba karena dapat merugikan dan membebani individu dalam jangka panjang.

Terakhir, sisihkan sebagian dari rezeki untuk zakat, infaq, dan sedekah. Pengelolaan keuangan yang baik tidak hanya akan membawa keberkahan untuk diri kita sendiri, tetapi juga dapat membantu orang lain yang membutuhkan.

Dengan demikian, menyeimbangkan gaya hidup modern dengan prinsip keuangan syariah bukanlah hal yang mustahil. Dengan kesadaran dan disiplin dalam mengatur keuangan, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih berkah, sejahtera, dan terhindar dari jebakan konsumtif.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image