Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ismail Suardi Wekke

Akhir Ramadan Tiba, Tunaikan Zakat Fitrah Sesuai Syariat

Agama | 2025-03-24 00:03:07
Zakat (Foto Republika)

Desiran angin malam di akhir Ramadan membawa serta aroma kurma dan senandung takbir yang sayup-sayup terdengar. Di tengah kesibukan mempersiapkan hidangan Idulfitri, ada satu hal yang tak boleh terlupa: zakat fitrah. Sebuah kewajiban yang bukan sekadar melepas beban, tapi juga menebar kebahagiaan.

Di sebuah sudut kota, seorang ibu tunggal bernama Siti berjuang menghidupi ketiga anaknya. Ramadan kali ini terasa berat, namun ia tak pernah kehilangan harapan. Malam itu, ketika takbir mulai berkumandang, pintu rumahnya diketuk. Bukan tetangga dengan bingkisan kue, melainkan seorang relawan dari lembaga zakat membawa beras.

"Ini zakat fitrah dari para donatur, Bu," ucap relawan itu dengan senyum tulus. "Semoga bisa membantu merayakan Idulfitri."

Mata Siti berkaca-kaca. Ia tak menyangka, di tengah himpitan ekonomi, masih ada orang-orang yang peduli. Beras itu bukan sekadar bahan makanan, tapi juga harapan dan kekuatan untuk menjalani hari esok.

Di masjid-masjid, antrean panjang muzakki mengular. Mereka datang dengan wajah sumringah, membawa beras atau uang tunai untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Zakat fitrah bukan sekadar tentang angka, tapi juga tentang rasa syukur dan kepedulian.

Bayangkan, di pagi Idulfitri, anak-anak yatim piatu bisa mengenakan baju baru dan menyantap hidangan lezat. Senyum mereka adalah bukti nyata dari indahnya berbagi. Zakat fitrah telah mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan, dan keputusasaan menjadi harapan.

Zakat fitrah juga membawa berkah bagi para muzakki. Harta yang dikeluarkan untuk zakat akan membersihkan diri dari sifat kikir dan tamak. Ia menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.

Di penghujung Ramadan ini, mari kita tunaikan zakat fitrah dengan hati yang lapang. Jangan tunda lagi, karena waktu pembayaran zakat fitrah sangatlah singkat. Semoga zakat fitrah yang kita tunaikan diterima oleh Tuhan, dan membawa berkah bagi kita semua.

Zakat: Instrumen Keadilan Sosial dalam Islam

Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, bukan sekadar kewajiban ritual, melainkan juga instrumen penting dalam mewujudkan keadilan sosial. Secara etimologis, zakat berarti "membersihkan" atau "menyucikan."

Dalam konteks ekonomi, zakat berfungsi membersihkan harta dari hak-hak orang lain yang kurang mampu. Melalui mekanisme redistribusi harta, zakat berperan signifikan dalam mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi di masyarakat.

Distribusi zakat secara terstruktur dan terarah terbukti efektif dalam mengentaskan kemiskinan. Bantuan zakat, baik dalam bentuk konsumtif maupun produktif, memberikan modal bagi kaum dhuafa untuk memulai usaha kecil atau memenuhi kebutuhan dasar.

Selain itu, zakat juga mendorong pemberdayaan masyarakat melalui program-program pelatihan keterampilan dan pendidikan, sehingga meningkatkan potensi ekonomi mereka dalam jangka panjang.

Zakat tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga sosial. Melalui zakat, terjalin hubungan harmonis antara muzakki (pemberi zakat) dan mustahik (penerima zakat). Rasa saling peduli dan empati tumbuh, memperkuat solidaritas sosial di masyarakat.

Zakat menjadi perekat yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat, menciptakan lingkungan sosial yang lebih harmonis dan damai.

Selain dampak ekonomi dan sosial, zakat juga memiliki dampak spiritual yang mendalam. Bagi muzakki, zakat membersihkan jiwa dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan. Zakat melatih keikhlasan dan kepedulian terhadap sesama, meningkatkan kualitas ibadah secara keseluruhan.

Bagi mustahik, zakat menumbuhkan rasa syukur dan harapan, meningkatkan keimanan mereka kepada Allah SWT.

Dalam konteks global, zakat dapat menjadi solusi alternatif dalam mengatasi masalah ketimpangan ekonomi dan sosial. Dengan pengelolaan yang profesional dan transparan, zakat berpotensi menjadi instrumen keuangan sosial yang efektif.

Melalui sinergi antara pemerintah, lembaga zakat, dan masyarakat, zakat dapat berperan penting dalam mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadilan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image