Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Khairunnisa Al-Araf

Mengintip Berbagai Tradisi Perayaan Idul Fitri di Berbagai Negara yang Bikin Lebaran Jadi Makin Berkesan

Nuansa | 2025-03-20 13:13:58
Ilustrasi perayaan idulfitri diberbagai negara (shutterstock)

Jakarta – Hari Raya Idulfitri menjadi momen yang paling dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia sebagai simbol kemenangan usai menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan. Di berbagai negara, Lebaran dirayakan dengan tradisi dan budaya yang unik, menjadikannya terasa istimewa dan berkesan di setiap penjuru dunia.

Meski memiliki esensi yang sama sebagai hari kemenangan dan momen mempererat tali silaturahmi, setiap negara punya cara tersendiri dalam merayakan Idulfitri. Mulai dari tradisi keagamaan, hidangan khas, hingga kebiasaan turun-temurun yang terus dilestarikan dari generasi ke generasi.

Di Arab Saudi, perayaan Idulfitri identik dengan nuansa religius yang sangat kental. Banyak warga yang memilih mengunjungi Masjidil Haram di Mekkah atau Masjid Nabawi di Madinah untuk beribadah dan memanjatkan doa. Tradisi saling mengunjungi kerabat dan membagikan hadiah untuk anak-anak menjadi bagian dari kebahagiaan Lebaran di negeri ini.

Hidangan khas yang selalu hadir di meja makan saat Lebaran di Arab Saudi adalah Kabsa. Makanan berupa nasi berbumbu lengkap dengan daging kambing atau ayam ini menjadi menu utama yang mempererat kebersamaan keluarga dalam merayakan Idulfitri.

Berbeda dengan Arab Saudi, Turki merayakan Idulfitri dengan sebutan Ramadan Bayram atau Festival Ramadan. Tradisi yang dilakukan pun tak kalah meriah, mulai dari mengenakan pakaian baru, berkunjung ke sanak saudara, hingga berbagi kebahagiaan bersama anak-anak yang berkeliling rumah tetangga untuk mendapatkan permen dan uang koin.

Salah satu makanan manis yang menjadi primadona saat Lebaran di Turki adalah Baklava. Kue berlapis dengan isian kacang dan siraman sirup manis ini selalu menjadi sajian wajib yang dinikmati bersama keluarga dan kerabat saat merayakan kemenangan di hari suci.

Sementara itu, masyarakat Lebanon memiliki tradisi ziarah ke makam keluarga di pagi hari setelah shalat Idulfitri. Tradisi ini dilakukan untuk mendoakan sanak saudara yang telah meninggal, sebagai bentuk penghormatan sekaligus mempererat hubungan keluarga.

Tradisi eidiyah atau pemberian uang kepada anak-anak juga menjadi bagian dari perayaan Idulfitri di Lebanon. Masyarakatnya menyajikan berbagai hidangan khas seperti Kaak el Eid dan Maamoul yang diisi kacang atau kurma, serta nasi gurih Reez a Djeij yang disajikan dengan suwiran ayam dan aneka rempah.

Di Pakistan, malam sebelum Lebaran dikenal dengan sebutan Chand Raat. Pada malam itu, masyarakat berbondong-bondong ke pasar untuk berbelanja pakaian baru, membeli gelang, dan menghias tangan dengan henna sebagai bagian dari tradisi menyambut Idulfitri.

Saat Lebaran tiba, hidangan khas seperti Sheer Khurma akan disajikan di meja makan. Puding susu yang dicampur dengan kurma dan bihun ini menjadi menu istimewa yang dinikmati bersama keluarga sebelum saling berkunjung dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Di Maroko, perayaan Idulfitri dihiasi dengan pakaian khas dan tradisi membuat henna di tangan perempuan sebagai simbol keindahan dan kebahagiaan. Laki-laki Maroko akan mengenakan gandoura atau djellaba lengkap dengan belgha, sandal tradisional berbentuk selop tanpa tumit.

Hidangan khas yang tak pernah absen saat Lebaran di Maroko adalah Kaab al Ghazal, sejenis kue pastri berbentuk tanduk rusa dengan isian almond manis yang dipanggang hingga renyah. Makanan ini melengkapi kebersamaan keluarga dalam merayakan hari kemenangan.

Menariknya, setiap negara memiliki ciri khas tersendiri dalam merayakan Idulfitri yang membuat suasana Lebaran semakin berwarna dan bermakna. Mulai dari ritual keagamaan, budaya berbagi, hingga sajian kuliner khas yang menjadi simbol kebahagiaan.

Perayaan Idulfitri di berbagai negara tak hanya mempererat hubungan sesama Muslim, tetapi juga memperkaya ragam budaya dan tradisi dunia. Semangat berbagi, memaafkan, dan mempererat silaturahmi menjadi nilai universal yang selalu ada di setiap tradisi Lebaran.

Dari Arab Saudi hingga Maroko, setiap tradisi perayaan Idulfitri memberikan pesan bahwa meski terpisah jarak dan budaya, umat Muslim di seluruh dunia tetap bersatu dalam suka cita hari kemenangan. Lebaran bukan hanya tentang pakaian baru atau hidangan lezat, tetapi juga tentang makna kebersamaan dan syukur atas nikmat yang diberikan. (AL)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image