
Skincare Halal di Indonesia: Sekadar Tren atau Kebutuhan?
Gaya Hidup | 2025-03-15 22:07:07
Industri kecantikan terus berkembang pesat, terutama di Indonesia sebagai salah satu pasar halal terbesar di dunia. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup halal, banyak brand yang mulai mengusung konsep skincare halal. Di sisi lain, produk skincare yang belum bersertifikat halal masih mendominasi karena dianggap memberikan formulasi yang lebih efektif. Lalu, apakah produk skincare halal ini benar-benar menjadi sebuah kebutuhan, atau hanya sekadar tren marketing untuk mengikuti permintaan pasar?
PERKEMBANGAN PRODUK SKINCARE HALAL DI INDONESIA
Dalam beberapa waktu terakhir, semakin banyak brand kecantikan yang menawarkan produk yang diklaim sebagai produk skincare halal. Hal ini disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan industri halal global. Dalam acara yang diselenggarakan Female Daily Network, Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka menyampaikan, berdasarkan perkiraan pasar dari Statista, industri kosmetik nasional terus mengalami pertumbuhan pesat dengan potensi pasar mencapai USD 9,7 miliar pada tahun 2025 dan diperkirakan akan terus bertumbuh sebesar 4,33% setiap tahunnya sampai dengan tahun 2030.
Adapun beberapa faktor yang mendorong perkembangan skincare halal di Indonesia:
- Regulasi pemerintah dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal yang mensyaratkan sertifikasi halal bagi berbagai produk, termasuk produk kosmetik.
- Semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya produk halal, tidak hanya untuk makanan, tetapi juga jenis produk barang maupun jasa lainnya.
- Mulai banyak brand lokal yang aktif mempromosikan skincare halal dengan berbagai inovasi produk yang menarik.
- Permintaan produk halal juga meningkat bukan hanya di Indonesia, tetapi hingga ke luar negeri, membuat industri ini semakin kompetitif dalam memproduksi produk-produk halal.
Melihat semakin tingginya kesadaran akan produk halal, tidak heran jika banyak perusahaan, baik lokal maupun internasional yang mulai mengadopsi konsep halal untuk menarik lebih banyak konsumen.
MENGAPA MINAT TERHADAP SKINCARE HALAL MENINGKAT?
Meningkatnya minat masyarakat terhadap skincare halal bukanlah suatu kebetulan. Ada beberapa alasan utama semakin banyak orang beralih ke produk halal:
- Konsumen Muslim menginginkan kepastian bahwa produk-produk yang mereka konsumsi tidak mengandung bahan terlarang seperti babi atau alkohol. Di mana sertifikasi halal menjamin bahwa suatu produk telah menjalani proses pengujian yang ketat.
- Saat ini, halal bukan hanya sekadar label, tetapi bagian dari kebutuhan dan gaya hidup masyarakat muslim, sehingga banyak orang lebih selektif dalam memilih produk, tidak hanya memperhatikan kehalalan tetapi juga kebersihan dan keamanannya.
- Konsumen semakin memperhatikan bahan-bahan yang terkandung dalam skincare. Produk skincare halal sering kali berbahan dasar alami dan sedikit bahan kimia berbahaya sehingga dianggap lebih aman.
- Konsumen semakin memperhatikan bahan-bahan yang terkandung dalam skincare. Produk skincare halal sering kali berbahan dasar alami dan sedikit bahan kimia berbahaya sehingga dianggap lebih aman.
Namun, meskipun permintaan akan skincare halal meningkat, tidak sedikit orang yang tetap lebih memilih produk yang belum bersertifikat halal, karena dianggap lebih efektif memperbaiki permasalahan kulit.
SKINCARE HALAL VS SKINCARE NON-HALAL: MANA YANG LEBIH BAIK?
Meskipun banyak orang yang beralih ke skincare halal, produk kosmetik non-halal memiliki banyak konsumen. Banyak orang menganggap produk yang belum terjamin kehalalannya, seperti produk skincare yang berasal dari Korea Selatan, lebih inovatif dan efektif dalam memperbaiki permasalahan kulit.
Adapun, beberapa perbedaan utama antara skincare halal dan non-halal yang sering menjadi pertimbangan konsumen:
1. Fokus Pada Efektivitas
Skincare halal lebih menekankan pada komposisi yang memenuhi standar halal. Ini berarti bahwa bahan-bahan yang digunakan harus bersih dan bebas dari unsur-unsur haram. Namun di sisi lain, skincare yang belum memiliki sertifikat halal berfokus pada efektivitas dan sering menggunakan bahan-bahan yang belum tentu bersifat halal, seperti lendir siput atau ekstrak fermentasi tertentu yang dipercaya memberikan hasil yang lebih cepat.
2. Standar Keamanan dan Peraturan
Skincare halal harus menjalani proses sertifikasi untuk memastikan bahwa bahan-bahan dan proses produksi memenuhi standar halal. Ini memberikan keamanan tambahan, khususnya bagi konsumen Muslim. Sedangkan skincare tanpa label halal biasanya lebih berfokus pada efektivitas klinis, tetapi tidak selalu mempertimbangkan kehalalan. Banyak brand besar yang telah teruji secara dermatologis dan memiliki sertifikat keamanan internasional, tetapi gagal memperoleh sertifikasi halal karena kandungan bahan-bahan tertentu.
3. Kualitas dan Persepsi Brand
Banyak orang masih percaya bahwa skincare halal kurang inovatif dibandingkan dengan produk dari luar negeri yang lebih berfokus pada teknologi. Namun, beberapa brand halal mulai mengejar ketertinggalan dan menghadirkan formulasi yang lebih modern, misalnya, dengan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan yang halal namun efektif untuk perawatan kulit.
Di samping itu, dengan meningkatnya permintaan terhadap skincare halal, industri kecantikan di Indonesia memiliki peluang yang besar untuk berkembang. Jika brand halal dapat menawarkan produk yang tidak hanya halal, tetapi juga efektif dan inovatif, bukan tidak mungkin bagi produsen skincare halal untuk bersaing dengan brand global dan mendominasi pasar kecantikan di Indonesia maupun dunia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.