Siapa Budak yang Jadi Pahlawan Nasional di Indonesia?

Saat berusia tujuh tahun, ia dibeli oleh Kapten Van Beber di Makassar. Saat itu, Kapten Beber ikut dalam pasukan Kompeni menyerbu Makassar yang dipimpin Sultan Hasanuddin.
Perlu tiga tahun bagi Kompeni untuk menaklukkan Makassar, dari 1666 hingga 1669. Itu pun setelah Arung Palaka dari Bone membantu Kompeni melawan pasukan Sultan Hasanuddin.
Van Beber kemudian kembali ke Batavia, membawa serta budak yang dibelinya, masih berusia tujuh tahun itu. Namun ketika dewasa, budak itu berbalik melawan Kompeni dan setelah Indonesia merdeka, ia diangkat sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia.
Siapa budak yang berabad-abad kemudian menjadi pahlawan nasional? Ia memiliki darah Bali.
Pada tahun 1683, tercatat ada 14.259 orang Bali. Kebanyakan dari mereka menjadi budak yang bekerja di keluarga perwira-perwira Kompeni.
Orang Bali tak hanya menjadi budak di Batavia. Di tempat-tempat lain, budak-budak dari Bali juag diperjualbelikan di pasar budak.
Itulah sebabnya, Kapten Van Beber bisa membeli budak di Makassar yang ternyata juga dari Bali. Namun, setelah pulang ke Batavia, Van Beber mengalami kesulitan keuangan.
Ia lalu menjual budak-budaknya, termasuk budak yang ia beli di Makassar. Sebenarnya ia sangat berat hati melepas budak yang dibeli di Makassar ini, sebab sangat rajin dan pekerja keras.
Namun, ketika yang membelinya adalah Kapten Moor, Van Beber merasa senang. Kapten Moor adalah sahabat Van Beber.
Budak itu membawa keberuntungan bagi Kapten Moor. Ia naik pangkat menjadi mayaor tak lama setelah membeli budak itu dari Van Beber. Ia juga mendapat gelar Edelheer setelah diangkat menjadi anggota Raad van Indie.
Ia memang budak yang bernasib baik, tidak diperas tenaganya seperti budak-budak lainnya. Setiap Moor bepergian, ia selalu diajak. Oleh karena itu, ia sering melihat tentara Kompeni berlatih perang.
Ia bahkan sepat jatuh cinta pada, Suzanne, anak Moor. Ketika ketahuan, ia dimasukkan ke penjara oleh ayah Suzanne.
Ia punya akal yang cerdik, sehingga bisa keluar dari penjara. Ia mengelabui penjaga sel.
Kabur dari penjara, ia pergi ke Depok, lalu ke Udug-udug di Karawang. Udug-udug dikenal sebagai wilayah tempat berlindung para budak Bali yang kabur dari majikannya.
Di Udug-udug ada Wirayuda, budak Bali yang paling disegani. Namun, budak Moor yang melarikan diri itu bisa menaklukkan Wirayuda. Para budak pelarian di Udug-udug memanggilnya Suropati.

Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook