Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image FIKRI ARRAFIQI NASUTION

Retakan tak Terlihat, Kesenjangan Sosial yang Menggerogoti Fondasi Indonesia

Info Terkini | 2025-03-04 01:02:11
Ayo bangkit Indonesiaku


Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki ekonomi yang terus berkembang. Namun, di balik pertumbuhan yang sering dipromosikan, ada kesenjangan sosial yang terus membayangi. Layaknya retakan kecil pada tembok, ketimpangan ini kian melebar tanpa disadari, dan jika dibiarkan, bisa mengancam stabilitas bangsa.

Kesenjangan Sosial di Indonesia, Kenyataan yang Tak Bisa Diabaikan

Ketimpangan di Indonesia nyata terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari akses ekonomi, perbedaan antara desa dan kota, hingga sistem pendidikan yang tidak merata.

1. Ketimpangan Ekonomi yang Tajam.
Sebagian besar kekayaan di negeri ini hanya berputar di kalangan tertentu. Berdasarkan laporan Oxfam tahun 2017, satu persen orang terkaya di Indonesia menguasai hampir setengah dari total kekayaan nasional. Sementara itu, jutaan rakyat masih berjibaku dengan kemiskinan, sulit mendapatkan pekerjaan, dan harus berjuang memenuhi kebutuhan dasar mereka.

2. Jurang Antara Kota dan Desa.
Pembangunan di Indonesia masih berpusat di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Sementara itu, daerah pedesaan tertinggal jauh, dengan infrastruktur yang kurang memadai, lapangan pekerjaan yang terbatas, serta akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang jauh dari layak.

3. Pendidikan yang Belum Merata.
Akses terhadap pendidikan berkualitas masih menjadi tantangan. Sekolah di kota besar umumnya memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan sekolah di daerah terpencil. Selain itu, biaya pendidikan yang tinggi juga menjadi hambatan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, menyebabkan mereka putus sekolah dan sulit keluar dari lingkaran kemiskinan.

4. Upah yang Tidak Seimbang.
Banyak pekerja, terutama di sektor informal dan buruh pabrik, mendapatkan upah yang jauh dari kata layak. Sementara itu, segelintir elite bisnis menikmati keuntungan besar. Contohnya, seorang buruh dengan gaji UMR harus mengatur pengeluaran dengan ketat untuk bertahan hidup, sementara harga kebutuhan pokok terus meningkat.

Dampak Kesenjangan Sosial bagi Indonesia.

1. Meningkatnya Angka Kriminalitas.
Saat kondisi ekonomi sulit dan banyak orang tidak memiliki akses terhadap pekerjaan yang layak, kejahatan bisa meningkat. Bukan karena niat buruk semata, tetapi sering kali karena kebutuhan mendesak.

2. Ketidakstabilan Sosial dan Politik.
Ketidakadilan ekonomi bisa memicu ketidakpuasan yang meluas terhadap pemerintah. Dalam beberapa tahun terakhir, demonstrasi besar sering terjadi sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat kecil. Jika dibiarkan, ini bisa berujung pada konflik sosial yang lebih besar.

3. Pertumbuhan Ekonomi yang Tidak Sehat.
Jika hanya kelompok tertentu yang menikmati pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat akan menurun. Akibatnya, roda ekonomi nasional pun bergerak lebih lambat dan tidak berkelanjutan.

Langkah Konkret untuk Mengatasi Kesenjangan Sosial

1. Pemerataan Pembangunan.
Pembangunan tidak boleh hanya terpusat di kota besar. Infrastruktur, akses listrik, internet, dan layanan publik harus diperluas ke desa-desa agar masyarakat di sana memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

2. Reformasi Pendidikan.
Pendidikan yang berkualitas harus bisa diakses oleh semua anak bangsa, tanpa terkecuali. Selain itu, pelatihan keterampilan dan vokasi perlu ditingkatkan agar lebih banyak tenaga kerja yang siap bersaing di dunia kerja.

3. Kebijakan Ekonomi yang Berpihak pada Rakyat Kecil.
Pemerintah perlu lebih serius dalam mendukung UMKM, memberikan insentif bagi pekerja sektor informal, dan memastikan perusahaan besar tidak mengeksploitasi tenaga kerja dengan upah murah.

4. Pemberantasan Korupsi dan Transparansi Anggaran.
Banyak dana bantuan sosial dan proyek pembangunan yang bocor akibat korupsi. Jika anggaran benar-benar digunakan sesuai peruntukannya, maka kesenjangan sosial bisa ditekan secara signifikan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image