Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mohamad Fadhilah Zein

Dedi Mulyadi, Fenomena Baru Kepala Daerah di Jawa Barat

Politik | 2025-02-20 11:36:06
Sosok kepala daerah yang melakukan gebrakan di awal pelantikan sebagai Gubernur Jawa Barat. Foto: Republika

Terpilihnya Dedi Mulyadi atau biasa dipanggil Kang Dedi Mulyadi (KDM) sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2024-2029, merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT kepada warga Jabar. Hari ini, Kamis 20 Februari 2025, KDM bersama kepala daerah di seluruh Indonesia dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta.

Namun, jauh-jauh hari sebelum KDM dilantik sebagai Gubernur Jabar, beliau sudah melakukan berbagai langkah terobosan dan gebrakan. Tentu saja itu semua memberikan harapan besar warga Jabar. KDM bercita-cita untuk bisa mewujudkan "Jabar Istimewa". Ikhtiar yang dilakukan, dalam bahasa KDM, "lembur di urus kota ditata".

Walaupun KDM belum resmi dilantik sebagai Gubernur Jabar, beliau sudah berani menutup tambang ilegal di daerah Subang. Video KDM yang datang sendirian ke lokasi tambang ilegal untuk kemudian seketika itu juga dia memerintahkan para pekerja disana untuk menghentikan kegiatan usahanya, menjadi viral dan menjadi bahan perbincangan warga di dunia maya.

Meskipun sempat diprotes para supir truk yang bekerja di tambang ilegal tersebut, namun KDM tidak gentar. Dia maju terus sebab usaha tambang tersebut telah merusak lingkungan dan jalan-jalan umum. Gebrakan KDM ini langsung mendapat banyak simpati dan apresiasi masyarakat terutama netizen di dunia maya. Tidak hanya itu, KDM juga telah menginstruksikan kepada seluruh sekolah di Jabar agar menyerahkan ijazah kepada para siswa yang telah lulus namun masih memilki tunggakan ke sekolah. KDM berjanji tunggakan tersebut nanti akan diselesaikan Pemprov Jabar melalui mekanisme penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Ketika KDM turun ke bawah, dia bukan lagi "belanja masalah" tapi justru dengan gerak cepat dia berusaha untuk menyelesaikan masalah yang ditemui di lapangan. Tidak hanya soal ijazah, di lapangan KDM juga menemui masalah penyaluran dana Program Indonesia Pintar (PIP). Program bantuan untuk siswa keluarga miskin ini ternyata penyalurannya banyak yang salah sasaran. KDM mendapat keluhan langsung dari siswi penerima PIP. Siswi tersebut mengaku bukan berasal dari keluarga miskin tapi dia tiba-tiba dimasukkan dalam daftar penerima dana PIP.

Langkah terobosan lain yang dilakukan KDM, mengumpulkan para kepala daerah terpilih hasil Pilkada serentak Tahun 2024. Tujuanya, melakukan koordinasi, kerjasama serta sinkronisasi program antara Pemprov Jabar dengan masing-masing Pemda di Jabar. Semangat yang dibangun KDM dengan bupati dan wali kota di seluruh Jabar, bersama-sama membangun dan melayani kebutuhan masyarakat Jawa Barat.

Sebelumnya KDM juga telah melakukan koordinasi dengan para kepala dinas di lingkungan Pemprov Jabar. Walaupun KDM tidak secara resmi membentuk Tim Transisi pemerintahan, tetapi Pejabat Gubernur Bey Arifin yang justru berinisiatif menugaskan para kepada dinas untuk menjalin komunikasi dan koordinasi dengan KDM. Sehingga akhirnya KDM biaa langsung berdialog dengan para pejabat di lingkungan Pemda Jabar.

Gaya komunikasi KDM

Melalui komunikasi itu pula, KDM bisa mengetahui dengan rinci postur dan besaran APBD Provinsi Jabar. Dalam dialog tersebut, KDM berkesempatan menyampaikan visi dan arah pembangunan Jabar dalam lima tahun ke depan. Selain soal sarana dan prasarana jalan di Jabar, KDM bersama para kepala daerah di Jabar juga berusaha untuk membangun sarana pendidikan dan layanan kesehatan.

Sepanjang pengamatan penulis, pola komunikasi yang dibangun KDM dengan masyarakat saat beliau turun ke bawah bersifat cair dan tidak berjarak. KDM memposisikan diri sebagai pelayan masyarakat dan bukan sebagai pejabat negara yang harus dilayani masyarakat.

Dengan begitu, masyarakat Jabar yang ditemui KDM dari berbagai latar belakang dan usia, bisa akrab saat berinteraksi dengan KDM. Dalam teori kepemimpinan, gaya kepemimpinan KDM ini sebenarnya merupakan ciri umum para pemimpin informal seperti tokoh adat atau tokoh agama. Tapi KDM yang nota bene merupakan pemimpin formal tapi dalam kesehariannya justru tampil seperti layaknya tokoh non formal. Ini terjadi karena KDM memposisikan diri sebagai bagian dari rakyat Jabar.

Kebiasaan KDM turun kebawah berinteraksi dengan masyarakat bawah bukan hanya dilakukan sekarang, sejak beliau menjabat wakil bupati kemudian menjadi Bupati Purwakarta selama dua periode, KDM memang sudah terbiasa turba. Bahkan menjelang Pilkada serentak tahun lalu, KDM juga ikut terlibat langsung membantu warga yang tidak mendapat keadilan hukum dalam kasus Vina di Cirebon.

Kepedulian KDM terhadap masalah-masalah kemanusiaan dan keadilan hukum juga tidak lepas dari acungan jempol dan apresiasi masyarakat. Sikap KDM ini, memang betul-betul merupakan refleksi dari nilai kehidupan sehari-harinya dan bukan merupakan perbuatan yang dibuat-buat hanya demi pencitraan dirinya. Rekaman peristiwa dan kegiatan sehari-hari KDM melalui medsos, banyak memberikan manfaat bagi masyarakat.

Sebagian masyarakat Jabar yang semula tidak mengetahui adanya jalan rusak akibat usaha tambang ilegal, kini jadi tahu setelah ada gebrakan dari KDM. Demikian pula penyaluran dana PIP yang salah sasaran, akhirnya sekarang bisa diketahui masyarakat luas. Hal itu karena masyarakat mengetahuinya dari channel dan akun medsos milik KDM.

Beruntung bagi warga Jabar, kini dipimpin Kang Dedi Mulyadi. Ibarat peribahasa, Pucuk dicinta ulam pun tiba. Masyarakat Jabar yang telah lema membutuhkan pemimpin yang jujur dan amanah, kini telah hadir sosok pemimpinan yang didambakan itu yakni KDM. Rekam jejak dan karya nyata KDM sebagai sosok pemimpin, niscaya sudah diketahui dan dirasakan warga Jabar terutama masyarakat di Kabupaten Purwarta. Perjalanan karier politik KDM baik sebagai anggota DPRD Purwakarta, Wakil Bupati dan sebagai Bupati Purwakarta serta anggota DPR-RI, merupakan modal sosial dan modal politik yang dimiliki KDM.

Dengan modal itu pula, dalam kontestasi Pilkada Serentak Tahun 2024, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi-Erwan, mampu meraih suara 62 persen. Karena itu rasanya tidak berlebihan kalau KDM saat ini hadir memimpin Jabar karena memang sedang dibutuhkan masyarakat.

Setiap zaman melahirkan generasi dan pemimpinnya sendiri. Saat ini masyarakat Jabar membutuhkan sosok pemimpin yang dapat dipercaya dan bisa melayani kebutuhan masyarakat. Hal itu ada pada sosok pemimpin seperti KDM. Selamat atas pelantikan Kang Dedi Mulyadi-Kang Erwan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar periode 2024-2029. Semoga bisa membangun bersama rakyat Jabar mewujudkan Jabar Istimewa.

Ditulis Tjahja Gunawan (Wartawan Senior/ Penulis Buku Biografi “Chairul Tanjung si Anak Singkong”). Publikasi sudah atas ijin penulis.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image