Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Natasya Halid

Perajalananku Tanpa Tujuan

Curhat | 2025-02-18 10:18:33

Hai kawan! Namaku Sitti Natasya Halid, wanita yang kerap di panggil Tasya. Panggilan ini untuk mereka yang sekelas denganku. Tapi beda lagi untuk mereka yang sudah kuanggap seperti keluarga bagiku, biasanya aku disapa dengan sebutan Sya, Acha, Tesyi, dan Tata. Panggilan inilah yang paling berkesan di hari-hariku. Aku dikenal dengan sebutan perempuan bertubuh kecil, karena tinggiku yang hanya mencapai 140 cm saja. Sebenarnya tubuhku tidak sekecil itu, mereka sajalah yang terlalu tinggi seperti tiang bendera di sekolahku. Walaupun tubuhku tidak terlalu tinggi, tetapi tenagaku setara dengan super hero di tv.

Tempat tinggalku terletak di Pulau Sulawesi. Sebelum dikenal dengan sebutan Sulawesi, pulau ini terkenal dengan sebutan Celebes. Rumahku terletak di Provinsi Gorontalo yang telah di resmikan semenjak tahun 2002 yang lalu. Aku terlahir dari keluarga yang bisa dibilang biasa-biasa saja, biasanya baik-baik saja, dan biasanya tidak baik-baik saja. Kekuarangan ini membuatku terkadang capek dalam menjalani hari-hariku. Tapi Ayahku berkata, “kuatkan hatimu, Nak, dan lapangkan dadamu”. Itu adalah kalimat terakhir yang kudengar darinya, semoga Allah merahmati dan mengampuninya. Berkat kalimat itulah aku tetap sanggup berdiri tegak di tengah ombak laut yang menamparku.

Mata kuliah yang kusukai adalah Aqidah dan Fiqh, karena pokok landasan seseorang adalah iman. Dua pelajaran ini telah menjadi landasan seorang muslim, dan membuat hidup seseorang lebih nyaman di bawah naungan Ilahi. Sebenarnya cita-citaku menjadi seorang Dokter, tapi mungkin Allah belum mengizinkanku untuk mengejarnya, dan aku berpikir kalau menjadi seorang guru juga bukanlah masalah bagiku.

Pada tahun 2009, aku mulai masuk jenjang sekolah dasar di SDN 120 Manado. Setelah 6 tahun aku menempuh jenjang ini, aku masuk Pondok Pesantren As Salam Manado, itu sekitar tahun 2015 lalu. Hari-hari di pondok itu aku habiskan kurang lebih selama 3 tahun. Pada saat itulah aku mulai betah dengan suasana pesantren. Pada tahun 2018, aku mulai beranjak remaja dan aku memilih untuk melanjutkan pendidikanku di pondok lagi, yaitu Pondok Pesantren As Sunnah Gorontalo. Aku menghabiskan waktu 4 tahun di pondok ini; 3 tahun masa pembelajaran, dan setahun masa pengabdian. Pada tahun 2022, aku memasuki jenjang perkuliahan dan aku berniat untuk pergi merantau dari kota yang kutinggali. Maka disinilah aku, di kota orang, STIBA Ar Raayah Sukabumi, yang akan kutempuh 5 tahun lamanya untuk belajar ilmu-ilmu agama.

Bercerita tentang hobi, hobiku mendengarkan podcast dari salah satu aplikasi yang cukup terkenal. Tetapi aku juga suka menulis, entah itu curhatan atau kata-kata yang menyemangatiku.

Bakat? Entahlah, aku belum tau pasti soal ini. Tapi yang aku tahu, bakatku sekarang adalah tidur di siang hari, hehe. Prodi yang aku ikuti sekarang adalah Pendidikan Bahasa Arab di sebuah kampus yang terkenal dengan bahasa Arabnya yang fushah, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah, Sukabumi.

Motivasiku masuk ke sini adalah orang tuaku, karena mereka selalu menginginkanku untuk senantiasa berbekal agama di dunia maupun di akhirat.

Kesimpulan dari Autobiografi yang aku ketik ini adalah, jangan menyia-nyiakan waktu kalian, karena waktu terus berjalan. Bukankan indah masa-masa kita dahulu? Ketika masih bisa bercanda dan tertawa bersama orang yang kita sayangi? Ketika bermain bersama kawan kita di bawah terik panas matahari? Menarik bukan cerita kita semua? Ingatlah waktu berharga itu.

Mungkin hanya ini yang bisa ku ceritakan untuk kalian para pembaca Autobiografiku, kurang dan lebihnya aku minta maaf. Sampai jumpa di cerita selanjutnya kawan, pay-pay.

Sukabumi, 18 Februari 2025

*) Sitti Natasya Halid

Mahasiswa Semester IV Prodi PBA STIBA Ar Raayah

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image