
Perjuangan Ibu: Kemudahan Allah Lebih Besar Dibandingkan Kerempongan yang Kami Rasakan
Gaya Hidup | 2025-02-08 22:07:30
Perjuangan Ibu : “Kemudahan Allah Lebih Besar dibandingkan Kerempongan yang Kami Rasakan”
Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan dalam hadist beliau bahwa “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Muslim No 4685). Oleh sebab itu, hendaklah kaum Muslimin senantiasa memberikan perhatiannya pada kondisi saudaranya baik yang dekat ataupun yang jauh. Sebagaimana penderitaan akibat penjajah yang dialami oleh kaum Muslimin di Palestina, seluruh kaum Muslimin memiliki kewajiban untuk tetap memperhatikan dan menunjukkan pembelaannya.
Sebagai bentuk pembelaan kaum Muslimin Indonesia serta upaya untuk mengedukasi umat Islam terkait solusi hakiki dari penjajahan yang terjadi di Palestina maka kaum Muslimin melaksanakan Aksi Bela Palestina (ABP) pada tanggal 02 Februari 2025 di berbagai titik di seluruh Indonesia. Aksi yang dihadiri oleh ribuan peserta ini, ternyata mencatat kisah kisah perjuangan Muslimah sebagai Ibu sekaligus pendidik generasi.
Beberapa Ibu kaum muslimin pada ABP menuturkan bagaimana semangat mereka dalam mengikuti ABP meskipun harus mengurus buah hati pada saat yang bersamaan. Salah satu Ibu dari kota wisata Batu menuturkan, beliau mendiskusikan acara ABP kepada ke empat orang anaknya, terkait bagaimana gambaran ukhuwah Islamiyah antar kaum muslimin. Kaum Muslimin yang harusnya satu tubuh saat ini justru terbecah belah merasa urusan saudara bukan lagi urusan baginya. Bahkan untuk menyuarakan pembebasan Palestina saja semakin hari semakin redup. Padahal pembebasan Palestina harus terus disuarakan hingga mereka terbebas dari penjajahan Zionis laknatullah. Beliau menuturkan, diskusi seputat tema aksi kepada buah hatinya atas izin Allah berefek pada dukungan putra putri beliau serta kemudahan mengkondisikan mereka untuk mengikuti ABP (02/02/25)
Selain itu, kisah inspiratif juga datang dari seorang Ibu dengan dua buah hati dari kota pendidikan, Malang. Beliau menuturkan bahwa semangat untuk mengikuti ABP bukan hanya datang dari diri beliau akan tetapi juga dari putra putri beliau yang memahami bahwa ini adalah satu dari bentuk perhatian yang bisa mereka berikan kepada saudara mereka di Palestina. Hal ini menambah tekad beliau untuk mengikuti ABP meskipun harus menyiapkan diri dan keluarga untuk menginap di dekat Lokasi ABP serta senantiasa menjaga pola makan putra putri beliau untuk menjaga stamina buah hatinya.
Lain orang lain kisah, penuturan seorang Ibu masih dari kota wisata Batu tidak kalah menggerarkan jiwa. Beliau menuturkan bahwa untuk mengikuti ABP dengan membawa buah hati pada hakikatnya tidak mudah, akan tetapi kekuatan mindset beliau bahwa ABP ini adalah upaya penyuarakan bahwa gencatan senjata ataupun solusi dua negara bukanlah solusi hakiki dari penjajahan Palestina, sebab gencatan senjata hanyalah jeda sesaat dan akan terus terjadi penjajahan selama Israel tetap melakukan pendudukan di tanah Palestina. Beliau menuturkan bahwa hakikatnya persoalan ini bukanlah masalah masyarakat Palestina saja, akan tetapi ini adalah persoalan seluruh kaum Muslimin.
Seluruh kaum Muslimin harus menyadari bahwa solusi hakiki dari permasalahan Palestina adalah dengan Jihad dalam naungan Khilafah Islamiyyah. Adanya gencata senjata hanyalah jeda sesaat bagi rakyat Palestina. Kaum Muslim juga harus berhenti mengharapkan solusi dari PBB ataupun lembaga internasional dunia, sebab mereka hingga saat ini belum mampu menyelesaikan permasalahan di Palestina. Atas dorongan pemikiran tersebut menambah keyakinan beliau untuk mengikuti aksi bersama dengan buah hatinya. Atas izin Allah, berbagai kemudahan beliau rasakan ketika mengikuti ABP. Beliau menuturkan bahwa kemudahan yang Allah berikan jauh lebih banyak dibandingkan dengan kerempongan atau huru hara mengikuti ABP dengan membawa buah hati.
Berbagai kisah tersebut hanya sekelumit kisah inspiratif dari ibu generasi saat ini yang senantiasa memberikan pemahaman Islam serta mendidik generasi dengan aqidah Islam sehingga tumbuh mental rela berkorban serta welas asih dalam diri manusia sejak dini. Kisah ini menunjukkan bagaimana mindset seorang Ibu mampu menjadi dorongan serta tungku api yang mampu memberikan semangat kepada putra putri mereka. Seyogyana inilah peran Muslimah dalam membangun peradaban, yaitu sebagai Ibu yang membentuk generasi masa depan dengan mental perjuangan. Wallahualam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook