Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image vivi nurwida

Gencatan Senjata Hanya Tipu Daya, Bukan Solusi Paripurna Hentikan Genosida

Agama | 2025-01-30 14:18:55

 

Sumber: Google

Gencatan senjata antara Hamas dan penjajah Zion*s Yahudi laknatullah telah diberlakukan sejak Ahad (19-01-2025). Penduduk Gaza dan umat Islam menyambutnya dengan gembira. Namun, gencatan senjata bukanlah solusi paripurna genosida Palestina. Bahkan, gencatan senjata bisa menjadi siasat tipu daya, mengingat entitas Yahudi mempunyai sifat selalu ingkar janji.

Tipu Daya

Ratusan warga Jenin di Tepi Barat, Palestina, terpaksa meninggalkan rumah mereka pada Kamis (23-01-2025) setelah pesan peringatan dari drone dengan pengeras suara memerintahkan mereka untuk mengungsi.

Hal ini terjadi di tengah operasi militer besar yang memasuki hari ketiga di kota tersebut. Operasi itu mencakup penghancuran sejumlah rumah di kamp pengungsi Jenin.

Operasi ini dilakukan dengan dukungan kendaraan militer dengan jumlah besar, helikopter, dan drone. Operasi tersebut dimulai satu minggu setelah gencatan senjata di Gaza, yang menjadi momen pertama pertukaran tawanan Israel dengan tahanan Palestina sejak gencatan singkat pada November 2023.

Pejabat Israel berkilah bahwa operasi ini ditujukan untuk mengatasi kelompok militan yang didukung Iran di kamp pengungsi Jenin, yang selama bertahun-tahun menjadi pusat aktivitas kelompok bersenjata Palestina (Cnbcindonesia, 24-01-2025).

Fakta di atas telah membuktikan, gencatan senjata baru diumumkan, namun Zion*s Yahudi terus menerus meluncurkan serangan kepada kaum muslim di Palestina. Masih ada saja korban berjatuhan dari kalangan kaum muslim setelah gencatan senjata disepakati. Hal ini menandakan bahwa gencatan senjata hanyalah tipu daya yang dilakukan Zion*s untuk mengalahkan kaum muslim.

Gencatan Senjata tidak Mampu Akhiri Genosida

Gencatan senjata tidak akan pernah mengakhiri semua genosida Palestina. Hal ini terbukti dengan serangan yang tetap dilakukan Israel di tengah gencatan senjata yang sudah disepakati. Sudah sangat jelas bagi setiap orang yang memiliki hati nurani dan memahami sifat dan sejarah entitas kejahatan Zion*s bahwa genosida di Gaza tidak akan ada habisnya selama pendudukan Zion*s masih ada, meskipun satu inci saja.

Entitas Zion*s ini didirikan berdasarkan kekerasan dan teror, mereka menyebarkan tentakelnya ke seluruh Palestina dengan kekerasan dan teror. Karenanya, gencatan senjata tidak akan pernah mengakhiri kebrutalan dan pembantaian terhadap muslim Palestina atau memungkinkan mereka menjalani kehidupan yang nyaman dan aman.

Entitas Zion*s tidak memiliki sisi kemanusiaan atau moralitas sedikitpun, bahkan mereka tidak menghormati perjanjian yang sudah disepakati, melanggar norma atau hukum internasional dan memandang orang-orang Palestina melalui kacamata penghinaan, pembantaian, juga pemusnahan.

Perundingan gencatan senjata hanyalah tipu daya yang berfungsi untuk memberikan lebih banyak waktu kepada penjajah dan pendukungnya di AS untuk melaksanakan kampanye pemusnahan ini sambil mencoba mencitrakan diri mereka di panggung internasional sebagai pencetus perdamaian dunia.

Mereka adalah perwujudan firman Allah Swt. dalam QS Al-Baqarah ayat 11—12, yang artinya:

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.

Solusi Paripurna untuk Palestina

Genosida terhadap rakyat Palestina wajib dihentikan. Namun, pembantaian tidak akan berakhir dan rakyat Palestina tidak akan bisa menikmati satu hari pun dengan rasa aman dan nyaman, kecuali dengan pembebasan tanah Palestina dari pendudukan Zion*s laknatullah.

Tanpa hal tersebut, umat Islam di Palestina akan terus mengalami kehidupan yang menderita dan ketakutan di bawah bayang-bayang entitas kriminal Zion*s Yahudi sambil menanti serangan demi serangan diluncurkan.

Sultan Abdul Hamid II, selaku Khalifah adad ke-19 mengatakan kepada Zion*s yang mencoba “membeli” Palestina dengan menawarkan pembayaran utang Khilafah sebagai imbalan atas dukungan terhadap pendirian negara Yahudi mereka, Khalifah mengatakan bahwa ia tidak akan menjual satu inci pun tanah Palestina, karena tanah itu bukan miliknya, melainkan milik umat dan umat telah menumpahkan darah untuk mempertahankan tanah Palestina. Ia pun meminta agar orang-orang Yahudi menyimpan saja jutaan dolar mereka.

Karenanya, seruan untuk menghentikan genosida di Palestina harus sejalan dengan seruan untuk pembebasan penuh Tanah Suci ini, yang tidak akan dicapai dengan perjanjian damai atau gencatan senjata, tetapi hanya dengan mobilisasi tentara umat Islam.

Hal ini juga tidak akan pernah terwujud di bawah pemerintahan para penguasa dan rezim pengkhianat di negeri-negeri muslim saat ini yang menjadi garda depan entitas Zion*s dengan perjanjian perdamaian, solusi dua negara, normalisasi, kerja sama ekonomi, juga membelenggu tentara tetap di baraknya dan mencegah mereka membebaskan umat dari penjajahan.

Genosida terhadap bangsa Palestina, yang sudah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade, hanya dapat diakhiri dengan seruan bersegera menegakkan kepemimpinan Islam beserta sistem yang berasal dari Allah Swt.. Kepemimpinan tersebut adalah Khilafah berdasarkan metode Kenabian sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi saw.. Kepemimpinan ini digambarkan sebagai pelindung dan perisai umat.

Hanya negara seperti inilah yang akan mengerahkan tentaranya untuk berperang di jalan Allah Swt. dan melindungi kaum muslimin dari penjajahan. Jadi, tidak ada solusi paripurna untuk menghentikan genosida, kecuali dengan jihad dan Khilafah.

Wallahu a'lam bisshowab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image