Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AIVRE 2021

Krisis Paruh Baya Dini: Gen Z Terkini

Agama | 2025-01-26 10:23:16

Studi terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa generasi Z, yang sering dianggap penuh energi dan optimisme, ternyata tengah menghadapi krisis paruh baya (midlife crisis) lebih awal dari generasi sebelumnya. Sebanyak 38% dari mereka mengalami gejala krisis paruh baya, seperti kecemasan dan ketidakpuasan hidup, yang umumnya diasosiasikan dengan usia yang lebih tua. Tekanan finansial yang berat menjadi faktor utama pemicu kondisi ini, seperti yang diungkapkan oleh Vice President MetLife, Todd Katz. dikutip dari Newyork Post, Sabtu (18/1/2025)

Dalam sebuah survei global yang melibatkan ribuan peserta dari berbagai negara, ditemukan fakta mengejutkan bahwa generasi muda berusia 15 hingga 24 tahun mengalami penurunan tingkat kebahagiaan yang signifikan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Temuan ini dilaporkan oleh Daily Mail pada Jumat (17/1/2025). Menanggapi hal ini, Dr. Vivek Murthy, seorang ahli bedah umum terkemuka dari Amerika Serikat, menyoroti peran penting media sosial dalam mempengaruhi kesehatan mental generasi muda. Beliau berpendapat bahwa eksposur yang berlebihan terhadap konten negatif di media sosial dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat kecemasan dan depresi pada remaja. Temuan ini tentu saja menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kesejahteraan mental generasi muda dan mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.

Berbagai persoalan yang tengah dihadapi generasi Z, seperti krisis paruh baya yang muncul lebih dini, bukanlah sekadar kebetulan, melainkan buah pahit dari sistem kapitalisme yang telah mengalami disfungsi. Sistem ekonomi kapitalistik yang mengedepankan keuntungan pribadi dan persaingan bebas telah menciptakan jurang kesenjangan yang semakin lebar, di mana sebagian kecil masyarakat menikmati kekayaan yang melimpah sementara sebagian besar hidup dalam kesulitan ekonomi.

Sistem politik demokrasi yang seringkali dikuasai oleh kelompok elit dan korporasi besar juga gagal memberikan representasi yang adil bagi kepentingan generasi muda. Ditambah lagi, sistem sosial yang mengagung-agungkan materialisme dan individualisme telah menciptakan tekanan yang luar biasa pada individu untuk terus berprestasi dan mencapai kesuksesan materi. Sistem pendidikan yang mahal dan tidak inklusif semakin memperparah permasalahan ini, karena tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas.

Berbagai persoalan kompleks yang menjerat generasi Z sekali lagi adalah akibat langsung dari sistem yang rusak. Oleh karena itu, sangat penting bagi generasi Z untuk menyadari realitas pahit yang mereka hadapi dan menggali akar permasalahan yang mendasarinya. Dengan pemahaman yang komprehensif, generasi Z dapat membangun kesadaran akan potensi diri mereka dan peran penting yang dapat mereka mainkan dalam mengubah dunia.

Lebih jauh lagi, generasi Z, yang tumbuh di tengah sistem yang rusak, perlu disadarkan akan Sistem kapitalisme yang mengedepankan materi dan individualisme telah menciptakan jurang kesenjangan yang semakin lebar, sementara sistem politik yang korup telah gagal memberikan solusi bagi permasalahan umat. Oleh karena itu, generasi Z harus dibangun kesadaran akan pentingnya kembali kepada nilai-nilai Islam Kaffah. Dengan memahami hakikat kehidupan dan kewajiban sebagai seorang muslim, generasi Z dapat menjadi generasi yang tangguh dan mampu menghadapi berbagai tantangan. Mereka perlu terinspirasi oleh kisah para sahabat Rasulullah SAW yang telah berjuang menegakkan agama Allah dengan segala kemampuan yang mereka miliki.

Di tengah kompleksitas permasalahan yang dihadapi, generasi Z memiliki peran yang sangat krusial. Mereka harus terus berjuang untuk bertahan hidup dengan senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai keimanan. Lebih dari itu, generasi Z perlu didorong untuk menjadi bagian dari solusi, bukan hanya sekadar korban. Dengan menegakkan aturan Allah secara kaffah melalui tegaknya khilafah, generasi Z dapat berperan aktif dalam menyelesaikan persoalan umat dan membangun peradaban Islam yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut, generasi muda perlu memiliki kesadaran politik yang tinggi agar mampu memahami dinamika kekuasaan dan mengambil langkah-langkah strategis dalam memperjuangkan perubahan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image