Pengaruh Proses Eliminasi Hepatik terhadap Efikasi dan Toksisitas Obat
Eduaksi | 2025-01-17 12:04:43Seperti yang kita tahu obat ketika masuk kedalam tubuh akan mengalami proses eliminasi dengan tujuan mencegah penumpukan metabolit yang berbahaya jika terakumulasi dalam tubuh yang pada akhirnya dapat bersifat toksik. Disini kita akan membahas bagaimana proses eliminasi hepatik dan pengaruhnya terhadap efikasi dan juga toksisitas obat?
Eliminasi hepatik merupakan proses pengeluaran obat dalam tubuh melalui hati (hepar). obat yang masuk ke dalam tubuh akan diproses di hati, diubah menjadi bentuk yang lebih mudah dikeluarkan, dan kemudian disalurkan ke saluran empedu atau darah untuk dibuang melalui tinja atau urin. Proses ini penting untuk detoksifikasi tubuh dan pengaturan kadar zat tertentu dalam darah. Eliminasi hepatik melibatkan dua tahap utama : metabolisme (reaksi kimia untuk mengubah zat menjadi bentuk yang lebih mudah dikeluarkan) dan ekskresi (pengeluaran zat tersebut dari tubuh).
Pengaruh Eliminasi Hepatik terhadap Efikasi Obat :
Efikasi obat sendiri adalah kemampuan obat untuk menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan ketika diberikan dalam dosis yang tepat. DImana berhubungan dengan potensi maksimal obat, yaitu seberapa baik obat dapat berinteraksi dengan reseptor atau target biologis lainnya untuk menghasilkan respons yang diinginkan. Sebuah obat dengan efikasi tinggi akan menghasilkan respons maksimal meskipun hanya diberikan dalam dosis rendah, sedangkan obat dengan efikasi rendah mungkin memerlukan dosis lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama. Eliminasi hepatik ini berpengaruh terhadap efikasi yaitu proses metabolisme dan bioavaibilitas obat.
1. Metabolisme Obat :
Hati mengandung enzim CYP 450 yang dapata mengubah obat menjadi bentuk aktif atau tidak aktif. Beberapa obat memerlukan bioaktivasi di hati untuk menjadi bentuk aktif yang memiliki efek terapeutik. Jika metabolisme hepatik terganggu, misalnya karena penyakit hati, konversi ini dapat terhambat, mengurangi efikasi obat.
2. Ketersediaan Hayati (Bioavailabilitas) :
Obat yang mengalami metabolisme lintas pertama di hati dapat memiliki ketersediaan hayati yang rendah, karena sebagian besar dosis diubah menjadi metabolit sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Hal ini dapat mengurangi konsentrasi obat aktif dalam darah, sehingga menurunkan efikasinya.
Pengaruh Eliminasi Hepatik terhadap Toksisitas Obat :
1. Pembentukan Metabolit Toksik :
Beberapa obat dimetabolisme di hati menjadi metabolit yang bersifat toksik. Misalnya, parasetamol dalam dosis tinggi dapat diubah menjadi metabolit yang menyebabkan kerusakan hati. Jika eliminasi hepatik terganggu, akumulasi metabolit toksik ini dapat terjadi, meningkatkan risiko toksisitas.
2. Interaksi Obat :
Obat yang diinduksi atau dihambat oleh enzim hati dapat mempengaruhi metabolisme obat lain, meningkatkan risiko efek samping atau toksisitas. Misalnya, fenobarbital dapat menginduksi enzim mikrosomal hepatik, meningkatkan metabolisme obat lain dan berpotensi menurunkan efek terapeutiknya atau meningkatkan toksisitas jika metabolit yang dihasilkan bersifat toksik.
Referensi :
Soetjiningsih, S. (2012). Ilmu Farmakologi dan Terapi. Edisi 2. Jakarta: FKUI.
Manuaba, I.B. (2016). Farmakologi dan Terapi Klinik. Edisi 7. Jakarta: EGC.
Siregar, I. (2015). Dasar-dasar Farmakologi. Jakarta: Rineka Cipta
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.