Kesesuaian Pemilihan Obat pada Pasien Sirosis Hepatik
Eduaksi | 2025-01-16 14:42:21Sirosis hepatik adalah kondisi progresif yang ditandai dengan fibrosis hati dan pembentukan nodul regeneratif. Penyebab utama sirosis di Indonesia adalah infeksi hepatitis B dan C. Fungsi hati yang terganggu pada pasien sirosis memengaruhi metabolisme obat, sehingga pemilihan terapi harus dilakukan dengan hati-hati. Obat yang bersifat hepatotoksik, memicu ensefalopati hepatik, atau membutuhkan metabolisme hati untuk aktivasi (prodrug) harus dihindari. Prinsip terapi melibatkan pengelolaan komplikasi dan penyakit penyerta untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
untuk mengevaluasi kesesuaian obat meliputi Identifikasi risiko hepatotoksisitas dari setiap obat yang digunakan, Penghindaran obat dengan efek sedatif yang dapat memperburuk ensefalopati hepatic, Pemilihan obat yang tidak membutuhkan metabolisme hati (non-prodrug), Penyesuaian dosis untuk mengurangi risiko toksisitas.
Sumber Gambar : Jurnal Kesesuaian Pemilihan Obat Pada Pasien Sirosis Hepatik.
Komplikasi Utama pada Sirosis Hepatik :
1. Varises Esofagus: Komplikasi ini diobati dengan vitamin K untuk memperbaiki fungsi pembekuan darah, propranolol untuk menurunkan tekanan portal, dan laktulosa untuk mencegah ensefalopati hepatik.
2. Asites dan Edema: Kombinasi spironolakton dan furosemid digunakan untuk mengurangi akumulasi cairan, dengan albumin diberikan pada kasus berat untuk mencegah gangguan sirkulasi.
3. Ensefalopati Hepatik: Laktulosa adalah terapi utama, dikombinasikan dengan L-ornithine L-aspartate untuk menurunkan kadar amonia.
Penyakit Penyerta ;
1. Stress Ulkus: Sukralfat digunakan sebagai terapi lini pertama.
2. Diabetes Melitus: Insulin direkomendasikan karena aman bagi pasien dengan gangguan hati.
3. Hipertensi: Penggunaan propranolol dan valsartan efektif mengontrol tekanan darah tanpa membebani fungsi hati.
Kesesuaian Pemilihan Obat
1. Obat Hepatotoksik: Parasetamol, siprofloksasin, dan amoksisilin-asam klavulanat harus digunakan dengan hati-hati atau dihindari.
2. Obat Sedatif: Alprazolam dan benzodiazepin lainnya harus dihindari karena meningkatkan risiko ensefalopati hepatik.
3. Prodrug: Tidak disarankan karena metabolisme hati terganggu pada pasien sirosis.
2. Kesimpulan Pemilihan obat yang tepat pada pasien sirosis hepatik sangat penting untuk mencegah komplikasi tambahan dan memperbaiki hasil terapi. Prinsip-prinsip seperti menghindari obat hepatotoksik, sedatif, dan prodrug, serta menyesuaikan dosis sesuai fungsi hati pasien, harus menjadi panduan dalam pengelolaan terapi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan pedoman terapi yang lebih spesifik bagi pasien sirosis hepatik di Indonesia.
Referensi : https://retizen.republika.co.id/posts/505232/metabolisme-obat-pada-penyakit-kardiovaskular.Kesesuaian Pemilihan Obat Pada Pasien Sirosis Hepatik
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.