Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yunitha Dora

Metabolisme Obat pada Penyakit Kardiovaskular

Eduaksi | 2025-01-16 12:42:39

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di dunia, bertanggung jawab atas sekitar 30% kematian secara global. Obat-obatan kardiovaskular seperti antiplatelet, statin, β-blocker, dan renin-angiotensin system inhibitors mendominasi dalam kategori farmakologi, termasuk dalam 20 besar obat yang paling sering diresepkan di Amerika Serikat. Penggunaan obat-obatan ini pada populasi lanjut usia meningkatkan risiko interaksi obat dan efek samping. Perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik obat kardiovaskular sering dipengaruhi oleh penyakit itu sendiri dan perubahan fisiologis, seperti penurunan fungsi ginjal, metabolisme hati, dan perubahan komposisi tubuh akibat penuaan.

Proses farmakokinetik meliputi penyerapan, distribusi, metabolisme, dan eliminasi, yang semuanya memengaruhi kecepatan dan durasi obat mencapai organ sasaran. Setelah penyerapan melalui dinding usus, obat disalurkan ke hati melalui darah portal sebelum memasuki sirkulasi sistemik. Hati menjadi organ utama yang bertanggung jawab dalam metabolisme obat. Metabolisme ini dibagi menjadi dua fase: fase I dan fase II. Reaksi fase I mencakup oksidasi, reduksi, dan hidrolisis yang menghasilkan metabolit lebih polar dengan gugus fungsional baru seperti -OH, -NH2, atau -SH. Jika metabolit ini cukup polar, mereka akan dieksresikan dengan mudah. Namun, banyak metabolit fase I memerlukan reaksi lanjutan, yaitu fase II, yang melibatkan konjugasi dengan substrat endogen seperti asam glukuronat, asam sulfur, atau asam amino untuk membentuk konjugat yang sangat polar dan mudah diekskresikan.

Sumber Gambar : Jurnal Metabolisme Obat Pada Penyakit Kardiovaskular

Perfusi hati yang optimal pada kondisi fisiologis normal memungkinkan hati terlindungi dari serangan iskemik singkat selama hipotensi. Namun, kondisi kardiovaskular tertentu dapat mengurangi aliran darah ke hati, menyebabkan gangguan metabolisme obat. Sebagai contoh, hepatitis iskemik terjadi pada sekitar 22% pasien di perawatan intensif kardiologi dengan penurunan cardiac output, dan prevalensinya lebih tinggi pada pasien usia lanjut. Gagal jantung, dengan penurunan aliran darah ke hati, dapat memperlambat metabolisme first-pass obat dan menurunkan bioavailabilitasnya. Gangguan fungsi hati akibat gagal jantung sering memengaruhi farmakokinetik obat-obatan kardiovaskular secara signifikan.

Selain itu, perubahan fungsi ginjal pada cardiorenal syndrome (CRS) tipe I dan tipe II dapat mengubah metabolisme dan distribusi obat. Terapi hipotermia setelah cardiac arrest juga dapat menurunkan klirens obat karena pengaruh suhu pada enzim-enzim metabolisme. Enzim superfamily cytochrome P450 (CYP) adalah mediator utama dalam transformasi oksidatif molekul eksogen dan endogen. Ekspresi enzim ini tidak hanya ditemukan di hati tetapi juga pada jaringan ekstra-hepatik, termasuk sistem kardiovaskular. Perubahan ekspresi CYP sering terjadi pada penyakit kardiovaskular, penyakit hati, dan penyakit ginjal. Isoform penting seperti CYP3A, CYP2D6, CYP2C19, CYP2C9, dan CYP1A2 bertanggung jawab dalam biotransformasi sebagian besar obat kardiovaskular.

Sumber Gambar : Jurnal Metabolisme Obat Pada Penyakit Kardiovaskular

Gangguan fungsi hati yang luas pada gagal jantung dapat mencakup berbagai kondisi, mulai dari perubahan kecil pada biokimia hati hingga hepatitis iskemik kardiogenik, fibrosis hati kongestif, dan sirosis kardiak. Gangguan ini terjadi pada 3-80% pasien dengan gagal jantung. Metabolisme obat, atau biotransformasi, sebagian besar terjadi di hati melalui reaksi fase I yang dimediasi oleh enzim CYP450. Reaksi fase ini melibatkan oksidasi, hidrolisis, dan reduksi, termasuk konversi prodrug menjadi bentuk aktifnya. Faktor genetik, fungsi hati, dan interaksi obat memainkan peran penting dalam menentukan kecepatan metabolisme, yang dapat menghasilkan perbedaan klinis signifikan dalam farmakokinetik. Sebagai contoh, enalapril adalah prodrug yang diubah menjadi enalaprilat, bentuk aktifnya, untuk menghambat enzim pengubah angiotensin (ACE).

Pengetahuan tentang farmakokinetik dan farmakodinamik obat-obatan kardiovaskular sangat penting untuk meminimalkan risiko efek samping dan interaksi obat, terutama pada populasi rentan seperti pasien lanjut usia dan mereka dengan gangguan fungsi hati atau ginjal. Pemahaman mendalam tentang metabolisme obat melalui jalur CYP450 dan pengaruh faktor genetik serta patologis menjadi landasan penting dalam terapi kardiovaskular yang lebih aman dan efektif.

Referensi : https://e-journal.unizar.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/99.Metabolisme Obat Pada Penyakit Kardiovaskular.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image