Opini Tentang Manipulasi dalam Iklan Politik
Politik | 2025-01-15 07:55:12NAMA: Keysha Izzaty Selima
FAKULTAS: Ilmu Komunikasi
UNIVERSITAS: Muhammadiyah Jakarta
Manipulasi dalam iklan politik adalah fenomena yang semakin sering terjadi dalam kampanye modern. Dengan memanfaatkan teknologi dan strategi komunikasi yang canggih, iklan politik sering kali tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan visi dan misi kandidat, tetapi juga untuk memengaruhi emosi, persepsi, dan bahkan keyakinan masyarakat dengan cara yang tidak selalu jujur. Ada juga beberapa bentuk-bentuk manipulasi, yaitu:
1. Distorsi Fakta
Salah satu bentuk manipulasi yang paling umum adalah distorsi fakta. Dalam iklan politik, data atau pernyataan sering kali dipilih secara selektif atau disajikan di luar konteks untuk menciptakan kesan tertentu. Misalnya, keberhasilan kecil diperbesar untuk membangun citra positif, sementara kegagalan besar disembunyikan. Taktik semacam ini membuat pemilih sulit mendapatkan gambaran yang objektif tentang kandidat.
2. Penggunaan Emosi untuk Mengaburkan Rasionalitas
Iklan politik kerap menggunakan narasi emosional, seperti rasa takut, kebanggaan, atau harapan, untuk memengaruhi pemilih. Misalnya, kandidat tertentu mungkin menggunakan gambar bencana atau ancaman keamanan untuk memancing ketakutan, sehingga masyarakat terdorong memilihnya tanpa mempertimbangkan kapasitas atau rekam jejaknya. Taktik ini sering kali lebih fokus pada manipulasi psikologis daripada substansi.
3. Penyebaran Informasi yang Menyesatkan
Dengan munculnya media digital, manipulasi iklan politik juga melibatkan penyebaran informasi yang menyesatkan, termasuk hoaks dan disinformasi. Kampanye negatif terhadap lawan politik sering kali didasarkan pada klaim yang tidak terverifikasi, yang bertujuan untuk merusak reputasi mereka di mata masyarakat.
4. Dampak pada Demokrasi
Manipulasi dalam iklan politik merusak prinsip dasar demokrasi, yaitu keputusan yang didasarkan pada informasi yang benar dan rasional. Ketika pemilih dibuat bingung atau disesatkan oleh manipulasi, keputusan mereka tidak lagi mencerminkan kehendak yang bebas dan informatif.
Solusi untuk mengatasi manipulasi iklan politik adalah dengan adanya regulasi yang lebih ketat yang harus diterapkan terhadap konten kampanye, baik di media tradisional maupun digital. Selain itu, masyarakat perlu dilatih untuk berpikir kritis dan mampu memilah informasi. Media dan lembaga pengawas juga harus lebih aktif memverifikasi klaim yang muncul dalam iklan politik.
Pada akhirnya, Pertempuran melawan manipulasi dalam iklan politik bukanlah tugas satu pihak saja. Pemerintah, media, dan masyarakat, termasuk kita sebagai pemilih, memiliki peran yang sama pentingnya. Dengan meningkatkan literasi media, memperkuat regulasi, dan meningkatkan kewaspadaan, kita dapat bersama-sama membangun demokrasi yang lebih sehat dan bermartabat. Masa depan demokrasi kita ada di tangan kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.