Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image rivel limbanadi

Tafsir Asbab Al-Nuzul, dan Makki Madani

Agama | 2025-01-13 23:03:35

Istilah asbab an-nuzul berasal dari dua kata, yaitu "asbab" yang berarti sebab-sebab dan "nuzul" yang berarti turunnya wahyu. Secara umum, asbab an-nuzul merujuk pada kejadian-kejadian atau peristiwa yang menjadi latar belakang turunnya suatu ayat Al-Qur'an. Walaupun secara luas segala peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu dapat disebut sebagai asbab an-nuzul, dalam konteks ini ungkapan tersebut digunakan untuk merujuk pada alasan yang mendasari turunnya wahyu kepada Rasulullah (Suadi, 2016, hal. 1).

Ayat yang diturunkan di Makkah disebut dengan ayat Makkiyah, sedangkan yang turun setelah hijrah di Madinah disebut dengan ayat Madaniyah. Istilah-istilah tersebut diambil dari nama dua kota besar, Makkah dan Madinah (Suadi, 2016, hal. 2).

Macam-macam asbab an-nuzul

Berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbab an-nuzul bisa dibagi menjadi dua kategori utama:

  1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil WahidBeberapa peristiwa yang menjadi sebab turunnya satu ayat. Terkadang, satu ayat turun sebagai respons terhadap berbagai peristiwa yang terjadi, misalnya Surah Al-Ikhlas: 1-4, yang diturunkan untuk menjawab pertanyaan tentang hakikat Allah yang diajukan oleh orang-orang musyrik Makkah sebelum hijrah dan juga oleh kelompok ahli kitab yang ditemui di Madinah (Suadi, 2016, hal. 2).
  2. Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahidSatu peristiwa yang menjadi alasan turunnya beberapa ayat. Contoh dari ini adalah Surah Ad-Dukhan/44:10, yang turun sebagai respons terhadap peristiwa tertentu yang dihadapi umat pada masa itu (Suadi, 2016, hal. 3).

Perbedaan Surat Makiyah dan MadaniyahSurat Makiyah adalah surat yang diturunkan sebelum hijrah, sedangkan surat Madaniyah adalah yang diturunkan setelah hijrah. Ada beberapa perbedaan antara kedua kategori ini, antara lain:

  1. Perbedaan waktu turunnya surat. Surat Makiyah merujuk pada ayat yang diturunkan sebelum hijrah ke Madinah, meskipun tidak semuanya berasal dari Makkah. Sedangkan surat Madaniyah adalah ayat yang turun setelah hijrah, meskipun tidak semua berasal dari Madinah (Suadi, 2016, hal. 4).
  2. Perbedaan dalam sasaran ayat. Ayat-ayat Makkiyah biasanya dimulai dengan seruan "wahai manusia" (ya ayyuhan-nas), sementara ayat-ayat Madaniyah biasanya diawali dengan seruan "wahai orang-orang yang beriman" (ya ayyuhal ladzina amanu). Surat Makkiyah ditujukan untuk orang-orang Makkah, sementara surat Madaniyah ditujukan untuk orang-orang Madinah (Suadi, 2016, hal. 5).

Cara Mengetahui Asbāb An-NuzūlAl-Wahidi menegaskan bahwa hanya mereka yang mengetahui dan menyaksikan langsung kejadian turunnya wahyu yang dapat berbicara mengenai asbab an-nuzul. Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Hati-hatilah dalam berbicara tentang diriku, kecuali apa yang kalian ketahui, dan siapa yang sengaja berdusta tentang diriku, maka tempatnya adalah neraka." Begitu juga dengan Al-Qur'an, siapa pun yang menyampaikan hadis atau sebab turunnya wahyu tanpa dasar yang jelas, akan mendapatkan ancaman yang sama (Zaini, 2014, hal. 18).

Dengan demikian, untuk mengetahui sebab-sebab turunnya wahyu, diperlukan riwayat yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti hadis sahih maupun mursal dengan syarat sanadnya sahih dan dikuatkan oleh riwayat lain. Para sahabat yang menyaksikan langsung wahyu adalah sumber utama untuk memahami asbab an-nuzul (Zaini, 2014, hal. 18).

Oleh karena itu, ilmu Asbāb an-Nuzūl adalah salah satu metode yang sangat penting untuk memahami Al-Qur'an dan menafsirkannya secara tepat (Zaini, 2014, hal. 20).

Contoh-contoh asbab nuzul dan makki madani

Dalam mempelajari Al-Qur'an, penting untuk memahami konsep Asbab al-Nuzul dan klasifikasi Makkiyah-Madaniyah. Kedua hal ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai konteks turunnya wahyu, serta bagaimana turunnya ayat tersebut berhubungan dengan peristiwa tertentu. Asbab al-Nuzul memberikan pemahaman lebih mendalam tentang latar belakang sosial dan historis suatu ayat, sementara pengelompokan Makkiyah dan Madaniyah menunjukkan periode waktu turunnya wahyu, baik sebelum maupun setelah hijrah Rasulullah SAW (NU Online, 2024, hal. 2).

Asbab al-Nuzul

Asbab al-Nuzul adalah kajian mengenai sebab turunnya suatu ayat, yang mencakup peristiwa atau situasi yang melatarbelakangi turunnya wahyu tersebut. Salah satu contoh yang terkenal adalah turunnya Surah Al-Baqarah ayat 219, yang berhubungan dengan pertanyaan sahabat mengenai hukum khamr (minuman keras) dan perjudian. Allah SWT menurunkan ayat ini sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut. Dalam ayat ini, Allah menyebutkan bahwa meskipun kedua hal tersebut memiliki beberapa manfaat, namun dampak negatif dan dosanya jauh lebih besar (NU Online, 2024, hal. 2).

Kategori Surah Makkiyah dan Madaniyah

Ayat-ayat dalam Al-Qur'an dikategorikan dalam dua kelompok besar: Makkiyah dan Madaniyah. Kategori ini tidak didasarkan pada tempat turunnya wahyu, melainkan pada waktu turunnya wahyu, yakni sebelum atau setelah hijrah. Ayat yang turun sebelum hijrah disebut sebagai Makkiyah, sedangkan yang turun setelah hijrah disebut Madaniyah (Bina, 2024, hal. 3).

Contoh Surah Makkiyah: Surah Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah adalah salah satu contoh surat Makkiyah yang turun di Makkah. Surat ini terdiri dari tujuh ayat yang sangat padat dengan ajaran dasar Islam, seperti ketauhidan dan permohonan petunjuk kepada Allah. Surah Al-Fatihah juga dikenal dengan sebutan "Induk Kitab" karena mengandung pokok ajaran yang mendasar bagi umat Islam (Bina, 2024, hal. 4).

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik Hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat" (Bina, 2024, hal. 4).

Contoh Surah Madaniyah: Surah Al-Baqarah

Surah Al-Baqarah adalah contoh dari surah Madaniyah yang turun setelah hijrah. Surah ini merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur'an dan memuat banyak hukum syariat yang berlaku dalam kehidupan umat Islam, termasuk pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Surah ini memberikan banyak pelajaran tentang etika, hukum, dan kisah-kisah nabi sebagai contoh yang dapat diikuti (Bina, 2024, hal. 5).

Kesimpulan

Studi tentang Asbab al-Nuzul dan pengelompokan Makkiyah-Madaniyah sangat berguna untuk memperdalam pemahaman kita terhadap Al-Qur'an. Asbab al-Nuzul membantu kita memahami latar belakang sejarah dan sosial dari turunnya wahyu, sedangkan klasifikasi Makkiyah dan Madaniyah menunjukkan bagaimana wahyu berkembang sesuai dengan kebutuhan umat Islam pada masa Rasulullah. Dengan memahami kedua konsep ini, kita dapat menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan lebih tepat dan relevan, serta menerapkan ajaran-ajaran dalam konteks yang sesuai (Bina, 2024, hal. 6).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image