Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image thiumay 02

Sefruit Pelajaran dari Neraka yang Terbuka

Info Terkini | 2025-01-11 23:21:03
id.headtopics.com

Masyarakat dunia kembali dihebohkan oleh dua kejadian besar yang saling beriringan. Rabu 8 Januari 2025 presiden terpilih Amerika Serikat memberikan pernyataan bernada ancaman pada H4M4$, bahwa jika Sandra SiRiwil tidak dikembalikan maka ‘neraka’ akan terbuka di TimTeng (VOI.com, 8/1). Pernyataan ini sejatinya melukai hati masyarakat dunia khususnya umat Islam, karena untuk kesekian kalinya, Trump menambah jumlah ‘playing victim’ atas genosida yang terjadi di G4Z4. Pernyataannya seolah olah mengisyaratkan bahwa SiRiwil adalah korban atas keganasan kelompok H4M4$, padahal dunia telah terbuka pengindraannya bahwa selama ini SiRiwil hanyalah penjajah yang haus tanah berdarah, serta genosida yang terjadi terus berlanjut dengan banyaknya korban jiwa dari kalangan anak anak dan perempuan di jalur G4Z4.

Sehari setelah pernyataan ini dibuat, Los Angeles, California sebagai kota metropolitan di Amerika Serikat mengalami kebakaran hebat yang membumihanguskan kota tersebut. Kota ini terbakar hanya dalam hitungan jam sebab adanya kobaran api sebagai efek dari musim kemarau yang diikuti oleh angin kencang. Setidaknya 100 km persegi wilayah Los Angeles terbakar akibat femomena ini (BBC.com, 10/1). Bahkan dokumentasi kebakaran yang sempat diambil dirasa cukup menunjukkan kengerian yang terjadi sebagaimana disampaikan ole Trump sebagai ‘neraka’ yang terbuka.

Pelajaran Berharga

Los Angeles dikenal sebagai kota Hollywood tempat indutri perfilman Amerika mengepakkan sayapnya. Sehingga nilai setiap bangunan dan asset yang ada di kota itu terbilang cukup fantastis. Bahkan dilansir dari detikfinance.com kerugian yang dialami akibat fenomena ini mencapai US$ 135 miliyar hingga US$ 150 miliyar atau Rp 2,2 ribu triliun rupiah. Kota para Bintang ini dalam hitungan jam berubah menjadi kota mati dengan kerugian fantastis. Bahkan angak kerugian ini jauh lebih tinggi daripada bantuan yang AS berikan pada SiRiwil pada September lalu yaitu senile USD 7,7 Miliyar atau Rp 133,4 triliyun. Parahnya, kebakaran ini terus menjalar hingga tulisan ini di tulis. Kebakaran terus terjadi di kota kota lain Amerika Serikat dengan tingkat keparahan yang belum bisa disebutkan.

Hanya saja, masyarakat dunia yang disuguhkan femomena unpredictable ini harus mengambil pelajaran khususnya untuk terus memperjuangkan kebanaran termasuk pembebasan G4Z4 dan P4L3$T1N4. Perubahan secara signifikan telah terjadi di Los Angeles (LA) dalam hitungan jam sebab fenomena alam yang luar biasa. Bukan berarti diatas kesedihan orang orang LA lantas masyarakat harus bersuka cita sebab AS sebagai bagian penyokong utama kejahatan SiRiwil. Akan tetapi, jika dunia saat ini merasakan berkabung atas matinya LA yang disebebakan fenomena alam dengan korban jiwa mencapai belasan orang, bukankah harusnya dunia juga mampu merasakan kepedihan yang sama untuk masyarakat G4Z4. Pasalnya yang mereka alami bukan lagi fenomena alam tetapi genosida yang terencana, dengan jumlah korban mencapai puluhan ribu dengan dominasi anak anak dan perempuan. Jika dunia benar benar diam dan tidak melakukan perlawanan yang signifikan maka adanya paradoks humanity atau HAM adalah nyata adanya.

Solusi Hakiki Pembebasan

Masyarakat dunia harus kembali memahami bahwa masalah yang terjadi di G4Z4 tidak mampu diselesaikan oleh lembaga dunia seperti PBB ataupun lembaga lainnya, sebab AS adalah bagian penting dari organisasi tersebut. Selain itu adanya kerja sama politik negeri negeri kaum muslim dengan AS adalah kemunafikan yang hakiki. Sebab secara tidak langsung memberikan celah untuk menguatkan aktivitas genosida yang terjadi. Masyarakat perlu menyadari bersama bahwa bagi penguasa di seluruh dunia tidak ada yang lebih penting dibandingkan kekuasaan dibandingkan nyawa manusaia.

Hal ini adalah efek nyata dari tertanamnya paradigma sekulerisme materialistic di tengah penguasa negara. Mereka lenbih mementingkan keuntungan materi dibandingkan dengan menyelematkan nyawa manusia. Sebab, hakikatnya penguasa mampu memberikan bantuan bukan hanya logistic ataupun perundingan tidak berujuang, akan tetapi mampu memberikan bantuan militer untuk menghentikan genosida. Akan tetapi hingga saat ini tidak satupun penguasa yang mau memberikan bantuan militer tersebut, sebab adanya hubungan bilateral ekonomi baik dengan AS atau bahkan SiRiwil sendiri.

Oleh sebab itu, perlu adanya penguasa yang menghilangkan paradigma sekuelrisme materialistic agar genosida bia segera dihentikan. Satu satunya paradigma yang mampu mendorong penguasa untuk melakukan pembelaan militer pada G4Z4 adalah penguasa dengan berparadigma Islam. Islam sebagai rahmatan lil alamin, mendidik penguasa untuk menjadi pelindung manusia khususnya kaum muslimin. Sebab pada hakikatnya kaum muslimin adalah satu tubuh.

Penguasa ini tentu membutuhkan support system berupas sistem pemerintahan Islam yang menyeluruh agar mampu melawan kekuatan negara adidaya yang senantiasa melanggengkan genosida. Sedangkan, sistem pemerintahan Islam hakikatnya hanya akan berdiri ketika kaum muslimin benar benar memahami Islam dan terus melasungkan aktivitas dakwah di tengah tengah masyarakat. serta meyakini bahwasannya perubahan dan pertolongan Allah sejatinya dekat. Sebagaimana Allah Al Aziz mampu membalikkan keadaan LA seperti itu juga Allah mampu menolong dengan mudah pembebasan G4Z4.

Kemenangan yang ada di depan mata, akankah disambut dengan ikhtiar yang optimal sehingga pantas mendapatkan pertolongannya. Perubahan yang terjadi dalam sekecap di LA harusnya menjadi pelajaran penting bahwa kekuasaan Allah sebegitu dasyatnya sehingga perubahan sangat mungkin terjadi dengan cepat. Lantas akankah kita terus berjuang atau tidak sabar kemudian menghilang dari jalan perjuangan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image