Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ade Sudaryat

Hari ini Aku Mencintai Fitnah dan Hari ini Aku Membenci Kebenaran

Agama | Friday, 18 Feb 2022, 03:15 WIB

Seorang pria dibawa menghadap Khalifah Umar bin Khattab. Orang tersebut dituduh murtad. “Apa bukti kemurtadan orang ini?” Tanya Umar bin Khattab.

Ia memiliki pemikiran yang nyeleneh. Ketika ia ditanya orang tentang beberapa hal ia menjawab seenaknya dan nyeleneh.

Ia pernah berkata di hadapan kami, “Aku menyukai fitnah, dan tidak menyukai kebenaran, aku membenarkan orang Yahudi dan Nasrani, aku percaya kepada hal-hal yang belum pernah dilihat, dan aku mengakui apa-apa yang belum pernah terjadi.”

Umar bin Khattab agak kebingungan memutuskan perkara tersebut. Kemudian ia mengutus seseorang untuk mengundang Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a. Setelah berbincang-bincang agak lama dan mengemukakan persoalan seorang pria yang dianggap murtad tersebut, Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a berkata, dengan jawaban yang membuat semua orang tercengang. “Orang ini benar, dan sama sekali tidak murtad.”

Kemudian ia menjelaskan, “Mengapa aku katakan laki-laki ini tidak murtad, bukankah Allah swt telah berfirman di dalam Al-Qur’an bahwa harta kekayaan, anak-anak serta keturunan merupakan fitnah (ujian)? Bukan laki-laki ini saja yang menyukai fitnah, bukankah kita semua juga menyukai fitnah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an?

Kemudian ia membaca Q.S. At-Taghaabun:15. “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah (ujian) bagimu, dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

Ia juga benar, bahwa kita semua sangat membenci kebenaran (al-haq). Salah satu kebenaran yang pasti datang adalah sakaratul-maut. Bukankah kita sering tidak mengharapkan dan menghindari kedatangannya?

Kemudian ia membaca Q.S. Qaaf : 19, “Dan datanglah sakaratal-maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu menghindar darinya.”

“Lalu bagaimana dengan kata-kata, ‘Aku membenarkan orang Yahudi dan Nasrani; aku percaya kepada hal-hal yang belum pernah dilihat; dan aku mengakui apa-apa yang belum pernah terjadi’” Tanya orang-orang yang menyeret laki-laki tersebut.

“Itu juga benar. Ia membenarkan orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa kaum Nasrani tidak memiliki pegangan, bukankah Allah telah berfirman,

Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. (Q.S. Al-Baqarah : 113).

Demikian pula dengan kata-kata laki-laki ini, “aku percaya kepada sesuatu yang belum pernah aku lihat”, hal ini berarti bahwa ia beriman kepada Allah swt. Bukankah kita belum pernah melihat Allah SWT?

Kata-kata “aku mengakui akan sesuatu yang belum pernah terjadi”. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut sangat yakin akan terjadinya hari kiamat. Bukankah hari kiamat belum pernah terjadi?’” Demikian jawaban Imam Ali bin Abi Thalib r.a.

Khalifah Umar bin Khattab tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a yang begitu jelas. Begitu pun orang-orang yang menyeret laki-laki tersebut merasa puas atas jawaban dari seorang sahabat Nabi saw yang sangat cerdas. Akhirnya laki-laki tersebut dibebaskan.

Ilustrasi : Kafilah Unta di Padang Pasir (sumber gamba : wallpaperflare.com)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image