Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adinda Aghnia

Fast Fashion dan Anak Muda: Antara Tren Kekinian dan Kesadaran Lingkungan

Gaya Hidup | 2025-01-06 04:24:18


Pernahkah kamu membeli baju hanya karena tergoda diskon besar atau karena sedang viral di media sosial? Kalau iya, selamat datang di dunia fast fashion, di mana tren berubah lebih cepat dari waktu yang kita butuhkan untuk benar-benar memikirkan dampaknya.

sumber: fibre2fashion.com

Fast fashion adalah istilah yang digunakan dalam industri fashion, merujuk pada konsep produksi pakaian yang cepat, terjangkau, bahan dengan kualitas rendah dan selalu mengikuti tren terkini. Tanpa disadari, saat ini hampir seluruh masyarakat tergiur dengan konsep fast fashion ini. Banyak merek besar di industri ini dengan mengangkat konsep fast fashion dan mempopulerkan ide bahwa siapa saja bisa tampil fashionable tanpa perlu mengeluarkan banyak uang. Tidak bisa dipungkiri, konsep ini sangat menggoda, terutama bagi anak muda yang ingin selalu up-to-date dengan gaya kekinian.

Namun, di balik kemewahan gaya dan harga terjangkau, fast fashion memiliki sisi gelap yang sering diabaikan. Industri ini menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi lingkungan, limbah pakaian yang dihasilkan sangat berdampak pada lingkungan. Dalam proses produksi fast fashion bisanya menggunakan pewarna tekstil yang murah dan berbahaya. sehingga dapat menyebabkan pencemaran air dan beresiko terhadap kesehatan manusia. Tidak hanya itu, pakaian yang diproduksi dalam jumlah besar dan dengan bahan berkualitas rendah seringkali hanya digunakan beberapa kali sebelum berakhir di tempat pembuangan sampah. Hal ini menyebabkan banyaknya penumpukan limbah pakaian yang sulit terurai.

Era media sosial ini, memang tekanan untuk selalu terlihat sempurna dan mengikuti tren membuat banyak orang terjebak dalam siklus konsumsi yang tidak sehat. Baju baru yang dibeli bulan lalu mungkin sudah terasa “ketinggalan zaman” karena feed Instagram atau TikTok dipenuhi dengan tren baru. Anak muda seringkali menjadi target utama fast fashion karena selera mereka yang cepat berubah dan kebutuhan akan validasi sosial.

Namun saat ini, banyak anak muda juga menjadi pionir dalam gerakan melawan dampak buruk industri ini. Banyak yang mulai beralih ke gaya hidup lebih berkelanjutan, seperti membeli pakaian dari thrift store, memulai gaya hidup minimalis, atau mendukung brand lokal yang menerapkan prinsip ethical fashion dan slow fashion. Bahkan, di media sosial saat ini banyak yang menyebarkan tentang kesadaran pentingnya konsumsi fashion yang bertanggung jawab.

Sebagai individu, langkah kecil bisa dimulai dari diri kita sendiri. Sebelum membeli pakaian baru, tanyakan pada diri sendiri: apakah aku benar-benar membutuhkan ini? Apakah ada cara lain untuk tampil stylish tanpa harus selalu membeli yang baru? Mungkin dengan memanfaatkan pakaian lama (mix and match), atau mencoba DIY (Do It Yourself) untuk menciptakan gaya unikmu sendiri.

Fashion adalah ekspresi diri, bukan tentang siapa yang memiliki pakaian paling mahal atau paling baru. Dengan menjadi lebih sadar akan pilihan kita, kita tidak hanya menjaga bumi ini, tetapi juga membangun gaya yang benar-benar mencerminkan diri kita.

Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah fast fashion masih menjadi solusi gaya hidup, atau sudah saatnya kita memikirkan ulang cara kita berpakaian? Mari memulai perubahan gaya hidup dengan menyadari setiap dampak yang ditimbulkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image