Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sandrina Ardya

Haruskah Perpustakaan Buka selama 24 Jam?

Edukasi | 2025-01-06 01:15:48
Perpustakaan Universitas Oxford (Sumber: aksaramaya.com)

Perpustakaan menjadi tempat yang ideal bagi para mahasiswa untuk melakukan aktivitas yang memerlukan tingkat fokus lebih dalam, seperti mengerjakan tugas. Banyak dari mahasiwa mengerjakan tugas di perpustakaan karena tempatnya yang tenang dan nyaman, sehingga mahasiswa dapat lebih fokus dalam mengerjakan tugas. Namun, seringkali terdapat mahasiswa yang belum selesai belajar atau mengerjakan tugas karena harus segera pergi dari perpustakaan yang akses waktu kunjungannya hanya sampai waktu sore hari atau waktu malam yang belum larut. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya tingkat pengerjaan tugas setiap individu itu berbeda-beda, tak jarang beberapa dari mahasiswa membutuhkan waktu lebih untuk menyelesaikan tugas. Selain itu, mahasiswa perlu belajar lebih banyak hingga dapat menghabiskan waktu lebih di perpustakaan ketika masa ujian. Hal ini yang menciptakan argumen bahwa perpustakaan harus menyediakan akses waktu kunjungan selama 24 jam. Karena rata-rata perpustakaan di berbagai daerah Indonesia jarang ada yang menyediakan akses waktu kunjungan selama 24 jam.

Apakah argumen tersebut ideal untuk diterapkan? Belum tentu. Karena banyak aspek yang perlu dipertimbangkan. Meskipun kelihatannya ide tersebut baik untuk mendukung kegiatan akademik mahasiswa, namun hal ini tidak dapat dicerna secara mentah-mentah. Kita tidak bisa hanya melihat dari sudut pandang mahasiswa saja. Perlu ada pertimbangan dari berbagai pihak yang mendorong kegiatan aktivitas di perpustakaan. Simak aspek-aspeknya ya!

A. Pertimbangan Perpustakaan Buka selama 24 Jam

1. Waktu istirahat para tenaga kerja di perpustakaan

Jika perpustakaan buka selama 24 jam, para staff dan pekerja yang bekerja di perpustakaan tidak dapat istirahat secara maksimal meskipun terdapat sistem pertukaran shift. Selain itu, para pekerja dan staf tidak dapat menghabiskan waktu luang bersama keluarga di rumah.

2. Waktu istirahat para mahasiswa

Selain mempertimbangkan para staf dan pekerja, kesehatan mahasiswa juga perlu dipikirkan. Jika para mahasiswa belajar atau mengerjakan terus menerus tanpa jeda istirahat yang cukup, akan menyebabkan kelelahan yang dapat mengganggu aktivitas perkuliahan yang seharusnya. Selain itu, jam malam seharusnya digunakan untuk tidur agar tubuh dapat beraktivitas dengan baik. Belajar hingga malam juga dapat meningkatkan potensi penyakit dalam tubuh yang jika dilakukan terus menerus dapat mengakibatkan hal yang serius.

3. Keamanan saat malam

Ketika selesai dari mengerjakan tugas di perpustakaan, tidak jarang kegiatan tersebut akan selesai saat larut malam. Hal ini cukup berbahaya ketika pulang karena biasanya terdapat aktivitas berbahaya yang terjadi saat malam hari, seperti copet, begal, dan lain sebagainya.

4. Adanya keterbatasan sumber daya

Jika membuka perpustakaan selama 24 jam, biaya operasional yang dikeluarkan lebih banyak. Seperti, biaya listrik, keamanan, perawatan fasilitas, gaji tambahan staf. Banyaknya anggaran yang dikeluarkan ini tidak sebanding dengan anggaran yang dimiliki oleh perpustakaan-perpustakaan di Indonesia.

5. Minimnya permintaan

Meskipun terdapat mahasiswa yang ingin waktu kunjungan perpustakaan menjadi 24 jam, namun tingkat kunjungan individu perpustakaan lebih banyak pada jam produktif dari waktu pagi hingga sore hari. Kunjungan saat malam hari tidak sebanyak saat jam produktif. Sehingga, operasional perpustakaan selama 24 jam masih menjadi hal yang harus dipertimbangakan.

Melihat pertimbangan tersebut apakah argument mengenai perpustakaan buka selama 24 jam tidak dapat diwujudkan? Tidak juga. Banyak perpustakaan di luar negeri yang dapat buka selama 24 jam dengan minim resiko. Namun, untuk mewujudkannya perlu kembali lagi untuk mempertimbangkan aspek-aspek yang telah ada. Bagaimana caranya? Ayo kita simak!

B. Solusi Pertimbangan Mengenai Waktu Kunjungan Perpustakaan

1. Melakukan analisis data pengunjung

Untuk melihat tingkat kebutuhan dan minat akan perpanjangan kunjungan waktu perpustakaan, dapat dilakukan survei kepada para pengunjung. Survei ditargetkan kepada para pelajar, mahasiswa, atau pekerja yang bekerja saat malam. Selain itu, analisis data dapat dilakukan dengan melihat dari pola kunjungan pengunjung pada saat di luar jam produktif.

2. Meningkatkan anggaran

Kebutuhan operasional perpustakaan perlu ditingkatkan agar dapat membuka perpustakaan selama 24 jam. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan pemerintah atau institusi, mencari sponsor yang dapat mendanai layanan perpustakaan selama 24 jam, atau dapat menerapkan sistem keanggotaan perpustakaan yang premium dengan menjadi anggota premium agar dapat mendapatkan akses perpustakaan selama 24 jam.

3. Melakukan rekrutmen dan pelatihan staf

Untuk membuka kunjungan perpustakaan selama 24 jam, diperlukan staf tambahan agar dapat menerapkan sistem shift. Terdapat staf yang akan bekerja di jam produktif dan ada staf yang bekerja di jam malam. Selain itu, diperlukan pelatihan kepada staf mengenai prosedur keamanan untuk meminimalisir resiko kejahatan yang tidak diinginkan.

Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah perpustakaan dengan waktu kunjungan selama 24 jam dapat diterapkan di Indonesia?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image