Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Achmad Zaky Haidar

Kenakalan Remaja: Mengurai Tantangan dan Menemukan Solusi

Edukasi | 2025-01-03 14:41:05

Kenakalan remaja adalah masalah yang sering dihadapi oleh banyak orang tua, guru, dan masyarakat. Remaja yang terlibat dalam perkelahian, penyalahgunaan obat-obatan, atau tindakan negatif lainnya dapat menyebabkan berbagai dampak buruk. Seperti kasus yang terjadi di Tapanuli Selatan, Sebanyak 6 pelajar SMK di Tapanuli Selatan melakukan penganiayaan terhadap seorang nenek saat bolos sekolah. Video pelajar melakukan aksi penganiayaan tersebut viral di media sosial hingga akhirnya polisi segera menangkap para pelaku. Pelaku melakukan pemukulan kepada ibu itu dengan sebatang kayu. Keenam remaja berinisial IH, ZA, VH, AR, RM dan ASH, merupakan pelajar di salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Saat ditanya polisi apa alasan mereka melakukan aksi penganiayaan tersebut, jawaban mereka hanya iseng ketika melihat korban saat bolos sekolah. Dugaan sementara pada kasus ini alasan iseng, saat mereka bolos sekolah di hari Sabtu itu, mereka iseng berhenti ingin membeli rokok kepada korban, lalu satu orang pelaku terlalu berlebihan sehingga menendang korban. Hasil dari kasus tersebut pihak kepolisian melakukan pemeriksaan dan pembinaan yang melibatkan Balai Pemasyarakatan sebagai hukuman untuk para pelaku agar adanya efek jera.

Mengapa Remaja Bisa Nakal?

Ada beberapa alasan mengapa remaja bisa terlibat dalam perilaku nakal. Pertama, proses pencarian jati diri. Masa remaja adalah periode transisi dari anak-anak ke dewasa. Mereka sering kali mencoba menemukan siapa diri mereka sebenarnya, dan dalam proses ini, mereka mungkin mencoba hal-hal baru yang bisa bersifat negatif.

Kedua, pengaruh teman sebaya. Remaja sangat dipengaruhi oleh teman-teman mereka. Jika teman-teman mereka terlibat dalam perilaku negatif, kemungkinan besar mereka juga akan terpengaruh dan ikut serta. Remaja sering merasa perlu untuk diterima dalam kelompok teman-teman mereka, sehingga mereka mungkin melakukan apa saja untuk merasa diterima.

Ketiga, kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua. Orang tua yang sibuk atau kurang memberikan perhatian bisa membuat remaja merasa tidak diawasi. Tanpa pengawasan yang cukup, remaja bisa merasa bebas untuk melakukan apa saja.

Menurut penelitian dari Smith et al. (2020), kurangnya perhatian orang tua dapat menjadi salah satu faktor utama kenakalan remaja.

Keempat, paparan media dan teknologi. Di era digital ini, remaja sangat mudah terpapar konten negatif di media sosial atau internet. Paparan ini bisa mempengaruhi cara berpikir dan perilaku mereka, terutama jika mereka tidak mendapatkan bimbingan yang tepat dari orang dewasa.

Dampak Negatif Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja bisa berdampak negatif pada banyak aspek kehidupan mereka. Pertama, dampak pada diri sendiri. Remaja yang terlibat dalam kenakalan sering kali mengalami penurunan prestasi akademis, masalah kesehatan mental, dan kesehatan fisik yang memburuk. Mereka mungkin merasa stres, cemas, atau depresi akibat perilaku mereka sendiri.

Kedua, dampak pada keluarga. Keluarga dari remaja yang terlibat dalam kenakalan sering kali mengalami stres dan rasa malu. Hubungan antara remaja dan anggota keluarga lainnya bisa menjadi tegang, dan orang tua mungkin merasa gagal dalam mendidik anak-anak mereka.

Ketiga, dampak pada masyarakat. Kenakalan remaja bisa menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar. Lingkungan menjadi tidak aman, dan masyarakat harus menanggung biaya sosial untuk menangani masalah ini.

Cara Mengatasi Kenakalan Remaja

Bagaimana cara kita mengatasi kenakalan remaja? Pertama, pendekatan personal. Orang tua perlu lebih dekat dengan anak-anak mereka. Mengajak mereka berbicara secara terbuka dan mendengarkan keluhan atau cerita mereka bisa membuat remaja merasa dihargai dan dipahami. Ketika remaja merasa didengarkan, mereka cenderung lebih terbuka dan tidak mencari perhatian di tempat lain.

Kedua, aktivitas positif. Menyibukkan remaja dengan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, seni, atau organisasi sosial bisa mengalihkan perhatian mereka dari hal-hal negatif. Kegiatan ini tidak hanya mengisi waktu mereka, tetapi juga membantu mereka menemukan minat dan bakat yang positif.

Ketiga, pendidikan moral. Sekolah dan keluarga harus bekerja sama memberikan pendidikan moral yang kuat agar remaja bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Pendidikan karakter yang diterima sejak dini akan membentuk perilaku remaja menjadi lebih baik.

Menurut Brown (2019), pendidikan moral yang kuat mampu mengurangi perilaku kenakalan pada remaja.

Keempat, pengawasan teknologi. Memberikan batasan dan pengawasan dalam penggunaan media sosial dan internet bisa mencegah remaja terpapar konten negatif. Orang tua harus tetap update dengan teknologi dan memberikan panduan yang tepat kepada anak-anak mereka.

Kesimpulan

Kenakalan remaja adalah tantangan yang kompleks, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan pendekatan yang tepat, pengawasan yang baik, dan kasih sayang yang tulus, kita semua bisa membantu remaja melewati masa-masa sulit ini dan tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab. Remaja adalah masa depan kita, dan setiap usaha yang kita lakukan untuk membantu mereka adalah investasi bagi masa depan yang lebih baik.

Sumber:

Brown, L. (2019). The Impact of Moral Education on Adolescent Behavior. New York: Education Press.

Smith, J., et al. (2020). Parental Attention and Adolescent Delinquency: A Comparative Study. Journal of Youth Studies, 15(3), 123-145.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/24/144434278/pelajar-smk-tendang-nenek-di-tapanuli-selatan-psikolog-jelaskan-faktor

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image