Mengenal Buku Bumi Manusia karya Cemerlang Dari Pramoedya Ananta Toer
Sejarah | 2025-01-02 22:01:07Bumi Manusia adalah salah satu karya sastra terbesar Indonesia yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Buku ini merupakan bagian pertama dari Tetralogi Buru, yang terdiri dari empat novel yang menggambarkan perjuangan, cinta, dan ketidakadilan sosial pada masa kolonialisme di Hindia Belanda. Diterbitkan pertama kali pada tahun 1980, Bumi Manusia segera menjadi pusat perhatian karena kepiawaian narasinya sekaligus kontroversi yang menyertainya.
Novel ini bercerita tentang Minke, seorang pemuda pribumi cerdas yang menjadi tokoh sentral cerita. Ia adalah seorang siswa HBS (Hogere Burger School), sekolah bergengsi yang pada masa itu hanya sedikit diakses oleh pribumi. Minke digambarkan sebagai individu yang berpikiran modern dan progresif, sesuatu yang jarang ditemui di kalangan pribumi pada waktu itu.
Kisah Minke menjadi menarik ketika ia bertemu dengan Nyai Ontosoroh, seorang perempuan pribumi yang menjadi selir seorang pria Belanda bernama Herman Mellema. Meski statusnya sebagai selir, Nyai Ontosoroh digambarkan sebagai perempuan tangguh, cerdas, dan mandiri. Ia menjadi mentor sekaligus inspirasi bagi Minke. Konflik utama novel ini muncul dari perjuangan Nyai mempertahankan hak asuh atas anak-anaknya setelah kematian Herman Mellema, melawan hukum kolonial yang diskriminatif.
Melalui interaksi antara Minke, Nyai Ontosoroh, dan tokoh-tokoh lainnya, Pramoedya mengungkapkan berbagai ketimpangan sosial, diskriminasi rasial, dan perjuangan melawan penindasan yang dialami oleh rakyat Indonesia di bawah kolonialisme Belanda.
Pramoedya dengan gamblang menggambarkan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat kolonial, di mana pribumi dipandang rendah dibandingkan bangsa Eropa.
Nyai Ontosoroh menjadi simbol perjuangan perempuan melawan ketidakadilan gender dan sosial. Meski statusnya "rendah" menurut standar kolonial, ia menunjukkan keberanian dan kecerdasan yang melampaui banyak tokoh lainnya.
Minke sebagai tokoh muda yang terdidik menjadi representasi penting dari kaum terpelajar pribumi yang mulai berpikir kritis dan ingin membawa perubahan.
Pramoedya menggunakan gaya penulisan realistis yang kaya akan detail sejarah dan budaya. Setiap elemen cerita dirangkai dengan cermat, memberikan pembaca gambaran jelas tentang kehidupan di Hindia Belanda pada akhir abad ke-19. Dialog-dialognya tajam, reflektif, dan seringkali mengundang perenungan mendalam.
Saat pertama kali diterbitkan, Bumi Manusia mendapat banyak pujian, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sebagai karya sastra monumental. Namun, buku ini juga menuai kontroversi. Pemerintah Orde Baru melarang peredaran novel ini karena dianggap menyebarkan ide-ide yang "berbahaya" dan menginspirasi perlawanan terhadap rezim. Meski demikian, larangan tersebut justru meningkatkan minat publik terhadap buku ini.
Bumi Manusia bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah dokumen sejarah yang menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kolonial. Buku ini telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan dianggap sebagai salah satu karya sastra dunia yang penting. Pada tahun 2019, novel ini diadaptasi menjadi film layar lebar yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, dengan Iqbaal Ramadhan memerankan Minke.
Bumi Manusia adalah cermin perjuangan manusia untuk mendapatkan kebebasan, keadilan, dan martabat. Melalui karya ini, Pramoedya Ananta Toer mengajak pembaca untuk tidak hanya melihat masa lalu, tetapi juga merenungkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Buku ini tetap relevan hingga hari ini, menginspirasi generasi baru untuk berpikir kritis dan berjuang melawan ketidakadilan di sekitar mereka.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.