Pengaruh Penyakit Gigi dan Mulut terhadap Kualitas Hidup Hewan
Eduaksi | 2025-01-02 18:34:21Penyakit gigi dan mulut (PMK) adalah masalah kesehatan yang sering diabaikan terutama pada hewan ruminansia atau hewan ternak. Padahal kondisi ini memberikan dampak signifikan terhadap kualitas hidup hewan, kesehatan hewan secara keseluruhan, hingga produktivitasnya. Artikel ini membahas berbagai aspek pengaruh penyakit gigi dan mulut terhadap kualitas hewan.
PMK termasuk penyakit sangat menular yang menyerang semua hewan, khususnya pada hewan berkuku genap. Di Indonesia, penularan PMK pada hewan pertama kali ditemukan pada tahun 1887 yang dipicu oleh sapi impor dari Belanda. Setelah itu, wabah ini sempat terjadi di beberapa wilayah di tanah air. Sebelum Indonesia dinyatakan bebas PMK pada 1990, wabah terakhir dari penyakit ini di Jawa terjadi pada tahun 1983
PMK tidak hanya menyerang hewan ternak, tetapi juga menyerang hewan peliharaan. PMK pada hewan peliharaan menyerang penyangga gigi dan menyebabkan infeksi yang disebabkan oleh akumulasi plak dan tartar yang disebutkan Periodontal. Gejala awal Periodontal adalah radang gusi yang sering kali menjadi penyebab penyakit ini. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan terbentuknya nanah disekitar akar gigi.
Pada hewan ternak, kondisi pertumbuhan gigi yang tidak normal (maloklusi) atau infeksi mulut dapat mengganggu proses pakan dan pencernaan. PMK disebabkan oleh perawatan yang kurang optimal, jenis pakan yang tidak sesuai, atau kondisi lingkungan yang buruk. Hewan ternak yang terpapar lingkungan dengan kebersihan rendah atau pakan yang keras yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi. Hewan yang menderita PMK sering kali merasakan sakit ketika makan. Hal ini menyebabkan penurunan nafsu makan, berat badan, hingga malnutrisi yang dapat menyebabkan penurunannya kualitas daging, susu, hingga kualitas daging. Hawan yang mengalami malnutrisi tidak hanya kehilangan bobot tubuh, tetapi juga memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit lain. Sisten kekebalan tubuh melemah, sehingga infeksi menjadi lebih mudah menyerang.
Infeksi di mulut dapat menyebar ke organ lain melalui aliran darah, menyebabkan kondisi serius seperti endocarditis (infeksi pada lapisan dalam jantung) atau kerusakan ginjal dan hati. Bakteri yang berkembang biak di rongga mulut bisa memasuki aliran darah melalui jaringan gusi yang rusak. Kondisi ini bisa mengancam nyawa pada hewan peliharaan juga hewan ternak, yang produktivitasnya sangat penting dalam konteks ekonomi peternakan. Penyembuhan PMK membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu yang lama. Pada hewan ternak, infeksi ini juga bisa menyebar ke hewan lain, terutama jika manajemen kesehatan tidak dijalankan dengan baik.
Nyeri kronis akibat penyakit gigi dapat mempengaruhi perilaku hewan, seperti menjadi agresif, lesu, atau tidak responsive. Hewan peliharaan mungkin juga enggan bermain dengan pemiliknya. Pada kasus yang parah, nyeri kronis bisa membuat hewan menunjukkan tanda-tanda stress yang lebih sering, seperti menggigit area tubuh tertentu, menghindari kontak sosial, atau kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari. Pada hewan ternak, stress akibat nyeri mulut dapat mempengaruhi produktivitas, seperti menurunnya Tingkat reproduksi. Sapi betina, misalnya, mengalami penurunan Tingkat kesuburan, sementara hewan yang dipelihara untuk produksi daging membutuhkan waktu lebih lama mencapai berat panen yang optimal.
Pemeriksaan secara rutin untuk pencegahan dan perawatan hewan dapat dilakukan dengan pemeriksaan mulut secara rutin ke dokter hewan untuk mendektesi masalah sejak dini. Hwean peliharaan, misalnya, disarankan menjalani pemeriksaan tahunan. Untuk hewan ternak, inspeksi mulut dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan umum untuk memastikan tidak ada tanda-tanda penyakit yang tersembunyi. Pemeriksaan secara rutin dapat membantu peternak memahami apakah pakan yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan hewan. Pada beberapa kasus, pergantian jenis pakan menjadi solusi sederhana untuk mencegah risiko PMK. Hewan yang rutin diperiksa juga memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan perawatan dini, yang biasanya lebih sederhana dan kurang mahal dibandingkan dengan perawatan lanjutan.
Pemilik hewan peliharaan dapat membantu menjaga kesehatan mulut dengan menyikat gigi menggunakan pasta gigi khusus hewan, memberikan makanan kunyah, atau makanan yang diformulasikan untuk mengurangi plak. Mainan kunyah tidak hanya membantu membersihkan gigi tetapi juga memberikan stimulasi mental bagi hewan peliharaan. Untuk hewan ternak, menjaga kebersihan kendang dan memastikan akses ke air bersih adalah Langkah penting. Lingkungan yang bersih membantu mengurangi risiko berkembangnya bakteri yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut. Beberapa peternak juga memberikan pakan tambahan berupa mineral atau suplemen yang mendukung kesehatan gigi.
Pemberian nutrisi yang tepat atau diet yang seimbang membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pada hewan ternak, pakan dengan tekstur yang sesuai dapat membantu mengurangi risiko maloklusi dan penyakit mulut lainnya. Pemberian pakan hijauan segar untuk ruminansia, misalnya, tidak hanya mendukung pencernaan tetapi juga membantu menjaga struktur gigi yang sehat. Pada hewan peliharaan, makanan kering sering dianjurkan karena dapat membantu mengurangi pembentukan plak. Namun, penting untuk memilih produk makanan yang sesuai dengan kebituhan spesifik hewan. Konsultasi dengan dokter hewan dapat membantu pemilik hewan memilih jenis makanan terbaik.
Jika PMK terlanjur terjadi, perawatan seperti pembersihan gigi professional, pencabutan gigi yang rusak, atau pemberian antibiotic mungkin diperlukan. Dokter hewan biasanya akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh sebelum menentukan Langkah perawatan. Pada beberapa kasus, tindakan bedah mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah yang lebih serius. Hewan ternak yang memerlukan perawatan professional biasanya akan diisolasi untuk mencegah penyebaran penyakit. Langkah ini penting dalam konteks peternakan, di mana kesehatan individu hewan dapat berdampak pada keseluruhan populasi.
Penyakit gigi dan mulut memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup hewan, baik dari segi kesehatan, perilaku, maupun produktivitas. Hewan peliharaan yang sehat secara gigi dan mulut cenderung lebih Bahagia, aktif, dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan pemiliknya. Sementara itu, pada hewan ternak, kesehatan gigi dan mulut yang optimal mendukung produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pencegahan, perawatan, dan penanganan penyakit gigi dan mulut pada hewan harus terus ditingkatkan. Pemilik hewan peliharaan, peternah, dan tenaga kesehatan hewan memiliki peran penting dalam memastikan kesehatag gigi dan mulut tetap terjaga. Dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut, tidak hanya memperpanjang umur hewan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Hal ini juga berkontribusi pada keberlanjutan sektor peternakan dan hubungan yang harmonis antara masunia dan hewan peliharaan mereka.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.