Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Wildan Barizal Ilmi

Komunikasi Terapeutik, Senjata Ampuh Dokter Terhadap Pasien

Hospitality | 2025-01-02 12:38:19

Belakangan ini, profesi dokter sedang menjadi sorotan di mata publik. Banyaknya kasus terkait profesi dokter memicu kekhawatiran. Dilansir dari detiknews, Video dengan durasi 12 detik menunjukkan adanya kekerasan terhadap calon dokter muda (koas) yang sedang menjalankan pembelajaran di RS Siti Fatimah. Tidak hanya itu, kasus perundungan pada PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) juga viral dan menyita perhatian publik.

Maraknya kasus-kasus kekerasan dan perundungan pada profesi dokter berbanding terbalik dengan sikap yang harus dimiliki oleh seorang dokter. Dalam menjalani profesi, dokter dituntut untuk bersikap ramah kepada para pasien. Dokter harus menjelaskan dengan sabar agar dapat memberikan pelayanan yang nyaman terhadap pasien. Dengan memberikan pelayanan yang nyaman, pasien diharapkan dapat terjaga kesehatan mentalnya dan lebih cepat sembuh. Akan tetapi, akankah seorang dokter mampu bersikap ramah, sedangkan pada masa pendidikannya dipenuhi dengan kekerasan?

Dalam menanggapi isu tersebut, para calon dokter harus menyadari bahwa tugas dokter bukan hanya memeriksa dan memberikan obat. Tugas dokter lebih dari itu. Dokter bertanggung jawab untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Dokter juga mengedukasi masyarakat akan pentingnya kesehatan. Dalam rangka mengedukasi masyarakat, dokter harus memiliki kemampuan komunikasi efektif yang disebut dengan komunikasi terapeutik.

Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan sebagai terapi dan bertujuan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi ini dilakukan oleh seorang dokter saat berkomunikasi bersama pasien. Inti dari komunikasi terapeutik dimulai saat pasien masuk pertama kali dan dokter mulai menanyakan identitas serta melakukan anamnesis terhadap pasien. Banyak sekali manfaat dari komunikasi terapeutik ini. Salah satunya ialah menimbulkan rasa percaya pasien terhadap dokter. Dengan begitu, pasien bersedia untuk menceritakan seluruh keluh kesah yang dirasakannya.

Gambar: Komunikasi Terapeutik Dokter dengan Pasien Source: freepik.com

Rasa percaya pasien terhadap dokter tentunya dapat mengurangi beban stres yang ada pada diri pasien. Kesehatan mental pasien pun dapat terjaga. Kesehatan mental yang baik dapat meningkatkan sistem imunitas. Dengan begitu, proses penyembuhan pasien juga semakin cepat.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, seorang dokter tidak hanya berorientasi pada diagnosis penyakit dan pemberian obat terhadap pasien, tetapi juga sebagai wadah pasien untuk memberikan rasa kepercayaan mereka terhadap penyakit yang dideritanya. Rasa percaya tersebut timbul melalui komunikasi dan hubungan yang terapeutik. Dengan hubungan yang terapeutik, seorang dokter dapat mengedukasi sekaligus memberikan pelayanan pengobatan terhadap pasien. Dengan demikian, proses penyembuhan pasien dapat berjalan dengan lancar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image