Gigi Berlubang? Ajak Anak ke Dokter Gigi Tanpa Rasa Takut
Parenting | 2025-01-02 12:26:19Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek penting bagi tumbuh kembang anak, karena tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan gigi mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan anak mengenai kesehatan gigi dan mulut sejak dini, terutama pada usia sekolah dasar. Salah satu cara efektif untuk mengenalkan hal ini adalah dengan membawa anak ke dokter gigi untuk pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali. Pemeriksaan berkala ini membantu mendeteksi masalah gigi lebih awal, sekaligus membentuk kebiasaan perawatan gigi yang baik sejak usia dini.
Salah satu masalah gigi yang sering dialami oleh anak-anak adalah gigi berlubang atau karies gigi, yaitu kondisi di mana lapisan gigi mengalami kerusakan, yang menyebabkan pembusukan pada jaringan gigi baik di bagian luar maupun dalam. Penyebab utama gigi berlubang adalah bakteri yang berkembang biak akibat kebiasaan buruk anak, seperti ngemil, mengonsumsi makanan atau minuman manis, mengemut makanan, dan menggigit kuku. Kebiasaan ini akan semakin memperburuk kondisi gigi jika tidak diimbangi dengan perawatan gigi yang baik, seperti tidak rajin menggosok gigi, terutama sebelum tidur.
Jika anak sudah mengalami masalah gigi berlubang, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh orang tua adalah membawa anak ke dokter gigi untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Jika dibiarkan tanpa perawatan, gigi berlubang dapat menyebabkan rasa sakit yang mengganggu serta menimbulkan masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit gusi, gusi bernanah, bahkan dapat menghambat pertumbuhan gigi tetap.
Lalu, sekarang yang menjadi tantangan bagi kebanyakan orang tua adalah bagaimana cara mengajak anak untuk datang ke dokter gigi? Bagi sebagian besar orang tua, mengajak anak untuk pergi ke dokter gigi tidaklah mudah. Banyak anak merasa takut atau cemas, sehingga mereka enggan untuk menjalani pemeriksaan gigi. Sebagian besar dari mereka menghubungkan dokter gigi dengan rasa sakit atau pengalaman yang menakutkan, yang membuat mereka tidak mau ke dokter gigi. Sehingga dengan ini perlu dilakukan pendekatan psikologis oleh orang tua kepada anak agar mereka merasa lebih nyaman dan tidak takut saat harus menjalani pemeriksaan gigi.
Menjelaskan pentingnya kesehatan gigi dan mulut
Orang tua dapat memulai dengan menjelaskan secara sederhana kepada anak mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut serta cara menjaganya, seperti mengajarkan anak untuk rutin menggosok gigi dua kali sehari, mengurangi konsumsi makanan manis, serta mengurangi kebiasaan mengemut makanan. Selain itu, orang tua juga dapat menjelaskan dampak jika anak tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut, seperti risiko sakit gigi dan gigi berlubang. Untuk membuat penjelasan lebih menarik, orang tua bisa menggunakan media edukasi seperti buku bergambar yang akan menarik perhatian anak dan memudahkan pemahaman mereka.
Mengenalkan profesi dokter gigi
Sebelum membawa anak mengunjungi dokter gigi secara langsung, sebaiknya orang tua mengenalkan secara sederhana mengenai profesi dokter gigi untuk membantu mengurangi rasa takut dan memberikan pemahaman yang positif. Orang tua dapat menjelaskan bahwa dokter gigi adalah teman yang membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut serta memastikan gigi supaya tetap sehat dan kuat.
Bermain peran (role play)
Cara selanjutnya yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah dengan memainkan peran sebagai dokter gigi di rumah. Bermain peran dapat dilakukan dengan perlengkapan sederhana, seperti sikat gigi atau mainan. Role play ini bertujuan untuk mensimulasikan pemeriksaan gigi sehingga anak akan merasa lebih familiar dan nyaman dengan situasi yang akan mereka hadapi.
Memberikan penghargaan
Setelah berhasil membawa anak mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan, orang tua dapat memberikan hadiah atau penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas keberanian anak. Hadiah yang diberikan dapat berupa mainan kecil atau cukup dengan memberikan kata kata pujian kepada anak, seperti “Kamu sangat keren dan berani!”. Tindakan ini tidak hanya sebagai bentuk apresiasi, tetap juga membantu meningkatkan rasa percaya diri anak sehingga anak tidak akan takut untuk kembali mengunjungi dokter gigi.
Dengan menerapkan pendekatan psikologis yang tepat, orang tua akan lebih mudah mengajak anak untuk mengunjungi dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan. Dengan ini, jika anak memiliki masalah gigi berlubang atau masalah kesehatan gigi lainnya, anak tidak sulit untuk diajak ke dokter gigi karena sudah merasa lebih familiar dan tidak ada rasa takut. Selain itu, dengan adanya pemahaman anak mengenai dokter gigi, anak akan lebih kooperatif. Dengan demikian, prosedur perawatan dapat berjalan dengan lancar dan masalah gigi berlubang pada anak dapat segera ditangani sehingga tidak menimbulkan penyakit komplikasi lain, seperti penyakit gusi, gusi bernanah, dan gangguan pertumbuhan gigi tetap
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.