Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan dan Kecerdasan Anak
Gaya Hidup | 2024-12-29 17:46:40Pola asuh orang tua memiliki peran penting dalam pertumbuhan fisik, mental, dan cara berpikir anak. Keluarga adalah tempat pertama anak belajar tentang dunia, prinsip, dan cara berperilaku. Cara orang tua mendidik anak mereka akan memengaruhi kemampuan sosial, kepribadian, dan prestasi akademik mereka. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bornstein (2015), pola asuh yang positif memiliki korelasi yang signifikan dengan perkembangan emosional dan intelektual anak.
Orang tua dapat menerapkan berbagai pola asuh, seperti otoriter, permisif, atau demokratis. Pola asuh otoriter biasanya menuntut ketaatan tanpa kompromi, yang dapat menghambat kreativitas anak. Sebaliknya, metode pengasuh demokratis yang mengutamakan komunikasi dua arah membantu anak-anak belajar berpikir kritis dan mandiri. Pola asuh ini sudah diterapkan oleh Ibu Sarwasih, orang tua dari Axel, runner up Class of Champion by Ruang Guru yang sekarang sedang menempuh pendidikan di National University of Singapore.
Hadirnya emosional orang tua juga menjadi peran utama untuk anak merasa dirinya mendapatkan perhatian penuh, merasa dihargai dan lebih percaya diri. Sebaliknya, kurangnya atau bahkan absennya kehadiran emosional bisa menyebabkan anak kesulitan dalam mengembangkan hubungan interpersonal. Sebuah penelitian dari Bowlby (1988) tentang teori keterikatan (attachment theory) menunjukkan bahwa hubungan yang aman antara orang tua dan anak mendukung perkembangan emosi yang sehat.
Selain itu, cara orang tua menghadapi masalah atau tantangan juga memengaruhi bagaimana anak berpikir. Seorang anak yang tumbuh dalam keluarga yang sering sharing atau mendiskusikan masalah secara terbuka cenderung memiliki kemampuan berpikir analitis yang lebih baik. Komunikasi dalam keluarga juga menjadi kunci utama dalam membentuk cara berpikir anak. Orang tua yang melibatkan anak secara langsung dalam diskusi dan memberikan kebebasan untuk berpendapat membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini sejalan dengan temuan Vygotsky (1978), yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam membangun kemampuan berpikir dan belajar anak.
Namun, tantangan utama di zaman modern saat ini adalah gadget dan media sosial sering kali mengganggu kualitas interaksi antara orang tua dan anak. Anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua cenderung mencari pelampiasan dari gadget, yang bisa memengaruhi perkembangan kognitif mereka.
Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang positif bagi tumbuh kembang anak. Dengan pola asuh yang penuh kasih sayang, komunikasi yang efektif, dan perhatian terhadap kebutuhan emosional anak, orang tua dapat membantu anak mereka tumbuh menjadi individu yang sehat secara fisik, mental, dan intelektual.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.