Upaya Penumbuhan Rasa Cinta Tanah Air Anak-Anak melalui Permainan Interaktif
Pendidikan dan Literasi | 2024-12-27 14:43:17Derasnya arus globalisasi pada era sekarang memberikan dampak yang sangat nyata, terlebih pada generasi muda penerus bangsa Indonesia. Tak jarang ditemui anak muda yang acuh terhadap identitas Indonesia sehingga terjadi degradasi rasa cinta tanah air. Salah satunya pada isu kepunahan satwa endemil Indonesia. Tak banyak anak muda yang ‘melek’ mengenai permasalahan ini, terbukti dari minimnya informasi yang beredar mengenai isu ini.
Melihat keadaan ini, diperlukannya tindakan untuk meningkatkan rasa cinta tanah air masyarakat Indonesia, agar identitas Indonesia tidak hilang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi yang tepat pada generasi penerus bangsa mengenai pentingnya menjaga identitas bangsa. Dengan dasar ini, kelompok 6 kelas PDB 41 di Universitas Airlangga, mengambil langkah nyata dengan membuat projek kegiatan belajar-mengajar “Learning is Fun” mengenai satwa endemik didukung permainan interaktif “Endemic Zoofari”.
Pada 23 November 2024, kami melaksanakan projek di salah satu sekolah dasar, yaitu SD Kartika, Surabaya. Kami datang dengan semangat dan harapan bahwa projek kami dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan rasa cinta tanah air pada generasi muda Indonesia terutama pada anak usia dini. Pada permulaan, kami melaksanakan pre-test kepada anak-anak kelas 2 SD Kartika untuk menilai seberapa besar wawasan mereka mengenai satwa endemik Indonesia.
Pre-test diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 6 butir yang memuat pertanyaan dasar mengenai ciri-ciri satwa endemik Indonesia. Setelah diberlakukannya pre-test, kami langsung masuk dalam sesi pemberian materi mengenai satwa endemik. Kami menggunakan metode pembelajaran story telling dengan hipotesis bahwa metode ini merupakan metode yang paling menarik untuk anak SD.
Pada sesi pemberian materi, kami menyiapkan enam cerita dengan enam jenis hewan yang berbeda, antara lain, hewan komodo, anoa, badak Jawa, owa Jawa, burung Cenderawasih, dan Jalak Bali. Kami membuat cerita se-sederhana mungkin agar bisa dipahami oleh anak-anak kelas 2 SD Kartika. Cerita kami memuat ciri-ciri umum hewan, funfact hewan, serta cara melindunginya. Saat bercerita, kami juga menggunakan bantuan peraga berupa foto asli dari setiap hewan dengan tujuan agar anak-anak dapat mengerti wujud asli setiap hewan yang kami sampaikan.
Setelah sesi ini, kami melanjutkan dengan kegiatan bermain bersama menggunakan media permainan ular tangga raksasa “Endemic Zoofari” yang kami desain mandiri. Peraturan permainan tetap seperti permainan ular tangga pada umumnya, di mana anak-anak harus berkompetisi untuk mencapai kotak finish. Namun kami berikan tambahan permainan seperti quiz untuk dijawab supaya mendapat giliran melempar dadu. Diakhir permainan, kami memberikan reward kepada anak-anak. Kami mengemas pemaparan materi dalam bentuk cerita dan permainan interaktif dengan harapan anak-anak lebih tertarik mempelajari dan paham mengenai satwa endemik serta muncul keinginan untuk ikut melestarikannya. Dan harapan kami terjawab pada sesi post-test, karena hasil post-test menunjukkan hasil yang memuaskan.
Adapun kendala ketika kami mengimplementasikan projek kami, mulai dari keterbatasan ruang kelas, kondisi anggota kelompok kami yang kurang fit, jadwal yang bertabrakan, hingga cuaca buruk. Namun hal ini tidak mengurangi semangat kami dan semangat adik-adik. Kami tetap belajar serta bermain dengan sukacita. Kami berharap apa yang kami ajarkan dapat melekat dan diterapkan adik-adik kelas 2 SD Kartika. Kami juga berharap projek ini dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain dan menciptakan generasi penerus bangsa Indonesia yang mencintai tanah kelahirannya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.