Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nauril Najwa Sakila

Reaksi Alergi yang Berujung Fatal: Apa yang Salah di Sistem Kesehatan Kita?

Hospitality | 2024-12-27 08:02:19



Malpraktik kesehatan sering menjadi sorotan, terutama ketika kasusnya menimbulkan dampak besar bagi pasien. Salah satu jenis malpraktik yang serius adalah kesalahan pemberian obat pada pasien dengan alergi tertentu. Di balik kasus ini, terdapat pelajaran berharga tentang pentingnya keselamatan pasien dan tanggung jawab tenaga medis.

Dalam dunia medis, keselamatan pasien adalah prioritas utama. Namun, kenyataan di lapangan sering menunjukkan bahwa prosedur keselamatan tidak selalu diterapkan secara konsisten. Salah satu contoh tragis adalah dugaan kesalahan medis yang terjadi di sebuah klinik di Kuta Utara, Bali, yang melibatkan seorang pasien asal Australia, Jamie Irena Rayer Keet. Kasus ini menjadi perhatian masyarakat terhadap pentingnya prosedur medis yang aman dan sesuai standar.

Pada 14 Februari 2024, Jamie Irena Rayer mengeluhkan sakit punggung dan demam. Suaminya, Alain David Dick Keet, meminta bantuan medis di klinik tersebut. Dokter yang bertugas saat itu memberikan beberapa jenis obat cair melalui infus tanpa mendapatkan persetujuan langsung dari pasien atau keluarganya, baik secara lisan maupun tertulis.

Dokter hanya menyerahkan surat persetujuan tindakan untuk ditandatangani oleh suami pasien tanpa memberikan penjelasan rinci mengenai obat-obatan yang akan diberikan. Padahal, suami pasien telah memberi tahu dokter bahwa Jamie memiliki alergi terhadap obat NSAID seperti Ibuprofen dan Aspirin.

Akibatnya, setengah jam setelah obat diberikan, Jamie mengalami pembengkakan pada wajah dan mata serta kesulitan bernapas. Reaksi alergi ini mencerminkan pelanggaran serius terhadap prinsip etika medis, termasuk hak pasien untuk memahami dan menyetujui tindakan medis (autonomi) serta kewajiban dokter untuk tidak membahayakan pasien (nonmaleficence).

Kasus ini menunjukkan celah serius dalam sistem pelayanan kesehatan, mulai dari kelalaian pencatatan medis hingga pelanggaran standar profesional. Tidak adanya komunikasi yang jelas antara dokter dan pasien memicu reaksi berantai yang berujung pada tragedi. Selain itu, kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya penerapan informed consent sebagai landasan utama hubungan dokter-pasien.

Pelanggaran prosedur seperti pemberian obat tanpa persetujuan yang memadai tidak hanya mengancam nyawa pasien tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat terhadap dunia kesehatan. Oleh karena itu, solusi untuk mencegah kasus serupa memerlukan langkah-langkah konkret dan kolaboratif.

Dari sisi tenaga medis, pelatihan berkelanjutan tentang pentingnya informed consent dan penanganan riwayat alergi wajib diterapkan. Sistem pencatatan medis berbasis digital juga dapat membantu memastikan bahwa informasi pasien selalu tersedia dengan akurat. Di sisi lain, pemerintah perlu memperkuat pengawasan dan memberikan sanksi tegas terhadap pelanggaran, sembari meningkatkan edukasi kesehatan bagi masyarakat. Pasien juga memiliki peran penting dengan memahami hak-hak mereka, termasuk hak untuk mendapatkan informasi lengkap sebelum tindakan medis dilakukan.

Harapan ke depan, setiap kejadian seperti ini dapat menjadi pembelajaran berharga untuk memperbaiki sistem kesehatan secara menyeluruh. Dengan kolaborasi antara tenaga medis, institusi kesehatan, pemerintah, dan masyarakat, kita dapat membangun layanan medis yang lebih aman, transparan, dan berorientasi pada kesejahteraan pasien.

Sumber Data

https://www.detik.com/bali/hukum-dan-kriminal/d-7594574/dokter-di-bali-diduga-malapraktik-ke-pasien-australia-terancam-3-tahun-bui

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image