Bahasa Tubuh: Jembatan Kepercayaan dalam Komunikasi Dokter Hewan dengan Hewan dan Pemiliknya
Info Sehat | 2024-12-26 22:37:33Profesi Dokter Hewan merupakan pekerjaan dengan berbagai tantangan unik. Bagaimana tidak? Keseharian dokter hewan diwajibkan untuk berhadapan langsung dengan beragam spesies hewan, dimana hal ini membentuk ketekunan luar biasa dalam diri seorang dokter. Ketekunan sendiri penting untuk membangun kepercayaan dalam hal berkomunikasi. Kepercayaan tercipta bukan hanya diantara dokter hewan dan pemilik hewan saja, melainkan membangun kepercayaan dengan hewan juga sangat penting guna kelancaran dalam pelayanan kesehatan hewan.
Komunikasi yang berjalan tidak selalu mulus, sering kali terdapat hambatan yang memerlukan evaluasi untuk pengembangan kualitas profesi. Dokter hewan tidak hanya berkomunikasi dengan pemilik atau owner hewan yang menjadi pasiennya, melainkan harus mampu menciptakan komunikasi dengan hewan agar membentuk kepercayaan batin hewan dengan sang dokter. Hewan yang datang ke klinik hewan ataupun rumah sakit hewan pasti memiliki karakter yang berbeda-beda, ada hewan penurut dan tenang bahkan ada saja hewan ganas tidak tersentuh. Oleh karena itu, tugas seorang dokter hewan lebih dari berkomunikasi perlu adanya pendekatan menggunakan bahasa tubuh kepada hewan dan pemiliknya.
Bahasa tubuh berperan penting dalam komunikasi antara dokter hewan dengan pemilik hewan dan hewannya. Bahasa tubuh sering dikenal sebagai komunikasi non verbal. Bahasa tubuh merupakan cara sederhana untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan niat kita melalui gerakan, ekspresi wajah, dan postur tubuh. Bahasa tubuh juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan energi positif kepada orang lain. Hewan memiliki naluri yang lebih sensitif sehingga semakin mudah dalam memahami arti dari gerakan tubuh bahkan niat yang diciptakan oleh manusia.
Peran Bahasa Tubuh dalam Komunikasi antara Dokter Hewan dengan Owner Hewan
Bahasa tubuh berperan penting dalam proses interaksi antara dokter hewan dengan pemilik hewan, terutama dalam hal membangun kepercayaan.
1. Membangun kepercayaan
Bentuk bahasa tubuh yang positif seperti senyuman ramah, ekspresi wajah ceria dan terbuka, menjaga kontak mata akan memberikan ketenangan kepada pemilik hewan sehingga rasa khawatir maupun cemas karena hewan kesayangan sakit akan berkurang sehingga proses komunikasi dapat berjalan efektif.
2. Mengurangi kecemasan dan meningkatkan rasa aman
Tentu saja ketika hewan kesayangan kita terserang penyakit, pasti terdapat kecemasan dan rasa khawatir yang mendalam. Bahasa tubuh positif dapat mengurangi perasaan negatif tersebut dan menciptakan ketenangan yang meningkatkan rasa aman. Sikap tenang dan mengayomi dengan sentuhan lembut akan menyalurkan rasa empati sehingga ketika membahas prosedur medis, pemilik hewan akan merasa aman sebab hewan peliharaan mereka ditangani oleh profesional medis yang tepat dan penuh perhatian.
3. Menciptakan suasana positif yang mendukung perawatan kesehatan hewan
Dengan postur tubuh yang rileks, terbuka, dan percaya diri akan membangun kepercayaan dan rasa nyaman sehingga tercipta energi positif yang dapat memberikan suasana mendukung dalam proses pelayanan kesehatan hewan. Penjelasan detail medis akan lebih mudah dipahami oleh pemilik hewan jika dalam suasana tenang dan positif.
Selain dengan pemilik hewan, bahasa tubuh juga andil dalam membangun kepercayaan dengan hewan. Hewan akan lebih mudah terbuka dengan manusia yang memiliki niat positif, kontak mata hangat, postur tubuh rileks menunjukkan gerakan lembut dan berhati-hati. Ketika telah terbangun kepercayaan diantara hewan dengan dokter hewan proses kontak fisik untuk melakukan pemeriksaan medis semakin lebih mudah dan berjalan lancar. Bahasa tubuh dari hewan juga perlu dipahami oleh dokter hewan untuk interpretasi diagnosis yang lebih baik.
Tips Membangun Bahasa Tubuh Positif
1. Menyalurkan empati melalui ekspresi wajah
Mulai berlatih dengan ekspresi wajah yang positif dapat berupa senyuman hangat, kontak mata yang lembut, serta menganggukkan kepala. Menghindari kontak mata yang terkesan mengintimidasi, sebaiknya melakukan kontak mata yang stabil namun tetap terlihat alami. Ketika dalam kondisi genting, dapat memberikan sentuhan menenangkan yang dapat meminimalisir kecemasan.
2. Melatih gerakan tubuh yang rileks dan terbuka
Gerakan tubuh yang rileks seperti menggerakkan telapak tangan ke atas ketika memberikan penjelasan medis dapat menunjukkan sikap keterbukaan sehingga dapat mengurangi ketegangan dan ketakutan.
3. Gestur kepala yang tegak meningkatkan rasa kepercayaan diri
Membiasakan diri ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain postur kepala tegak namun tetap santai untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri sehingga memberikan kesan positif terhadap diri sendiri dan mudah diterima oleh orang lain.
4. Menghindari gerakan secara tiba-tiba
Seorang dokter hewan tentu saja harus melakukan pendekatan kepada hewan, agar hewan tidak takut sebaiknya menghindari gerakan mendadak. Melakukan pendekatan secara lembut dan perlahan sehingga hewan tidak merasa terancam.
5. Memberikan ruang bagi hewan
Jika segala Upaya telah dilakukan sebagai pendekatan terhadap hewan, tetapi hewan tidak bisa tersentuh dan merasa terancam, langkah terakhir adalah memberikan ruang dan meminta bantuan kepada pemilik hewan untuk memegang dan menenangkan hewan peliharannya ketika pemeriksaan medis berlangsung.
6. Menghindari nada bicara tinggi
Menggunakan nada bicara lembut lebih baik ketika berkomunikasi sebab informasi akan mudah dipahami dan orang lain tidak merasa tertekan. Selain itu, menggunakan nada lembut pada hewan juga lebih efektif dikarenakan hewan semakin responsif terhadap nada lembut dan menenangkan.
Bahasa tubuh merupakan elemen yang penting dan tidak bisa diabaikan dalam membangun komunikasi efektif. Oleh karena itu, tiap individu sebaiknya melatih kemampuan dalam mengelola maupun meningkatkan bahasa tubuh yang positif sehingga segala pesan dapat tersampaikan secara keseluruhan tanpa adanya kesalahpahaman. Bahasa tubuh juga berkontribusi besar dalam menjadi jembatan untuk membangun kepercayaan serta komunikasi yang lebih baik dengan sesama manusia bahkan makhluk hidup. Guna membangun ikatan dengan hewan kesayangan maka olah bahasa tubuh dengan baik!
REFERENSI
Hidayat, A. (2010). Bahasa Tubuh : Tanda dalam Sistem Komunikasi. Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 4 No. 2. https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/komunika/article/view/151 diakses pada 3 Desember (19.52)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.