E-commerce di Era Digital: Ancaman atau Peluang Bagi Toko Fisik?
Bisnis | 2024-12-26 18:52:08Pada era modern dan serba digital saat ini, e-commerce memiliki pengaruh dan peran dalam perilaku konsumtif para konsumen baik itu yang berusia muda maupun tua dan kaya maupun miskin. Dengan mudahnya akses dalam berbelanja kebutuhan melalui platform digital, menyebabkan menurunnya keunggulan toko fisik tradisional. Selain itu, toko online juga dapat menghemat waktu dan tenaga bagi para konsumen, karena mereka tidak perlu bersusah payah untuk datang ke toko tradisional hanya untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan.
Berkembangnya e-commerce menimbulkan beberapa dampak baik itu secara positif maupun negatif. Menurut kementerian keuangan (2024), e-commerce memiliki dampak positif seperti meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan lapangan pekerjaan, serta meningkatkan akses pasar bagi para pelaku UMKM. Selain itu, e-commerce juga memiliki dampak negatif seperti meningkatkan perilaku konsumtif secara berlebihan dan menimbulkan persaingan yang tidak sehat semacam penipuan.
Para pelaku usaha yang masih mempertahankan toko fisik harus menerapkan beberapa strategi yang dapat menyesuaikan perkembangan zaman yang serba modern ini, seperti menawarkan pengalaman belanja yang tidak bisa didapatkan secara online, misalnya konsultasi dan uji coba produk. Kemudian dapat mengkombinasikan penjualan online dan offline, memaksimalkan pemberian pelayanan kepada pelanggan dengan ramah agar pelanggan merasa puas sehingga tidak akan beralih kepada kompetitor, dan yang terakhir yaitu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi maupun pengalaman berbelanja bagi para pelanggan.
Dalam realisasinya, ada banyak perusahaan yang berhasil atau gagal dalam adaptasi di era digital saat ini, contohnya seperti IKEA yang merupakan salah satu toko fisik dalam bidang furniture yang berhasil adaptasi dengan era digital yaitu dengan mengkombinasikan pengalaman belanja online dan offline bagi para pelanggan. Contohnya dengan mereka mengembangkan aplikasi seluler dan peluncuran platform e-commerce yang memperkenalkan layanan baru, seperti perencanaan ruang secara virtual menggunakan AR atau Augmented Reality, pembeli dapat memesan produk secara online dan mengambilnya di toko terdekat, IKEA juga menawarkan layanan desain interior yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan maupun selera pelanggan (Safitri Dwi, 2024).
Berbanding terbalik dengan IKEA, Tupperware merupakan salah satu contoh toko fisik yang gagal adaptasi di era digital. Disaat perusahaan lain berbondong-bondong mulai mengejar ketertinggalan penjualan di era COVID-19, Tupperware justru tetap bertahan dengan metode tradisional dengan penjualan secara langsung. Keterlambatan Tupperware dalam transformasi ke era digital mempengaruhi ketertinggalannya dengan perusahaan lain. Jatuhnya perusahaan Tupperware yang bergerak dalam meciptakan produk-produk penyimpanan tahan lama, justru membuka peluang bagi brand lain yang lebih inovatif sehingga dapat mengambil alih pasar seperti Lock & Lock dan Rubbermaid yang lebih tanggap terhadap tren konsumen dan ramah lingkungan (Khairil Anwar, 2024).
Dengan melihat zaman yang terus berkembang dan contoh keberhasilan serta kegagalan yang dialami oleh toko fisik di era digital, dapat disimpulkan bahwa e-commerce berdampak besar dalan mengubah perilaku konsumsi masyarakat. Disatu sisi, e-commerce mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memperluas pasar bagi UMKM. Tetapi, disisi lain, perkembangan teknologi ini juga dapat meningkatkan perilaku konsumtif, menciptakan persaingan tidak sehat, dan membuka peluang terjadinya penipuan. Kemudian, toko fisik tradisional juga harus beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi dan menawarkan pengalaman yang tidak tersedia secara online. Sebaliknya, kegagalan bertransformasi menyebabkan ketertinggalan dengan pesaing sehingga adaptasi dan inovatif menjadi kunci keberlanjutan usaha di era digital saat ini.
Sumber Referensi :
Khairil Anwar, M. (2024, November 7). Tupperware Bangkrut: Kisah Sukses Berujung Jatuhnya Brand Legendaris Karena Gagal Inovasi. Berita Tekno. https://www.beritatekno.id/bisnis/47683725/tupperware-bangkrut-kisah-sukses-berujung-jatuhnya-brand-legendaris-karena-gagal-inovasi
Lantheng, M. (2024, July). Dampak E-commerce bagi Perekonomian Indonesia. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-parepare/baca-artikel/17140/Dampak-E-commerce-bagi-Perekonomian-Indonesia.html
Safitri Dwi, R. (2024, December 16). Transformasi Manajemen IKEA: Kunci Sukses di Tengah Dinamika Pasar. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/riskadwisafitri/67602200ed64153fe9218793/transformasi-manajemen-ikea-kunci-sukses-di-tengah-dinamika-pasar
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.