Dokter Hewan : Antara Dedikasi dan Kurangnya Pengakuan
Eduaksi | 2024-12-22 22:19:04Dokter hewan adalah salah satu profesi yang memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan global. Namun, seringkali dedikasi mereka tidak diiringi dengan penghargaan yang layak dari masyarakat maupun pemerintah. Padahal, peran mereka meliputi kesejahteraan hewan, keamanan pangan, hingga pengendalian penyakit zoonosis yang dapat mengancam kehidupan manusia.Menjadi dokter hewan bukanlah perjalanan yang mudah. Pendidikan yang panjang dan inte
nsif, mulai dari teori hingga praktik klinis, membutuhkan komitmen tinggi. Dalam banyak kasus, dokter hewan harus siap bekerja dalam kondisi darurat, termasuk di daerah terpencil, untuk memastikan kesehatan hewan yang seringkali menjadi sumber penghidupan masyarakat lokal.Risiko yang dihadapi dokter hewan juga tidak kecil.
Menurut laporan World Organisation for Animal Health (WOAH), mereka berada di garis depan dalam menangani penyakit zoonosis seperti flu burung, rabies, hingga COVID-19. Hal ini membuat mereka rentan terpapar patogen berbahaya, yang menuntut kehati-hatian tinggi. Tuntutan pekerjaan yang berat, termasuk waktu kerja yang panjang hingga akhir pekan, juga menjadi tantangan. Seorang dokter hewan harus terus memperbarui pengetahuan mereka agar tetap relevan dengan perkembangan ilmu veteriner.
Dr. James Herriot, dalam bukunya “All Creatures Great and Small”, mengisahkan tekanan emosional dan fisik yang dihadapi para dokter hewan, yang dapat memengaruhi keseimbangan kehidupan pribadi mereka.Meskipun memiliki kontribusi besar, dokter hewan seringkali menghadapi kurangnya apresiasi dari masyarakat. Survei Indonesian Veterinary Medical Association (IVMA) mengungkapkan bahwa banyak dokter hewan merasa profesi mereka dipandang sebelah mata. Hal ini disebabkan oleh minimnya pemahaman masyarakat terhadap peran vital kesehatan hewan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, banyak dokter hewan, terutama di daerah pedesaan, bekerja dengan fasilitas yang minim dan dukungan logistik yang kurang memadai. Laporan Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan bahwa pemerintah di negara berkembang sering kali mengabaikan pentingnya peran dokter hewan dalam pembangunan ekonomi, terutama dalam sektor peternakan dan keamanan pangan. Hal ini memperparah kesenjangan antara kebutuhan masyarakat dan dukungan terhadap profesi ini.
Dukungan terhadap profesi dokter hewan harus dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat. Selain itu, pemerintah perlu mengambil langkah konkret, seperti meningkatkan alokasi anggaran untuk kesehatan hewan, memberikan insentif bagi dokter hewan di daerah terpencil, dan memperkuat regulasi profesi.
Kolaborasi dengan sektor swasta, seperti industri peternakan dan farmasi, juga dapat membantu menciptakan peluang kerja yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan dokter hewan. Organisasi profesi dokter hewan juga harus memainkan peran aktif dalam memperjuangkan hak-hak anggotanya. Misalnya, dengan melakukan advokasi untuk meningkatkan standar gaji, menyediakan pelatihan lanjutan, dan mendukung kesehatan mental dokter hewan yang sering kali mengalami tekanan dalam pekerjaan mereka.
Dedikasi dokter hewan tidak diragukan lagi menjadi pilar penting dalam menjaga kesehatan global. Namun, tantangan kurangnya pengakuan dan dukungan terhadap profesi ini harus segera diatasi. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan dukungan lintas sektor, dokter hewan dapat mendapatkan tempat yang layak di hati masyarakat dan menjadi motor penggerak dalam menciptakan dunia yang lebih sehat dan seimbang. Dokter hewan adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang bekerja untuk kesejahteraan semua makhluk hidup. Pengakuan yang layak adalah langkah awal untuk memastikan bahwa dedikasi mereka tidak pernah sia-sia.
Referensi :Janke, N., Gohar, B., Blokland, K., & Coe, J. (2023). Workplace psychosocial factors are associated with veterinary employees' organizational commitment to their current veterinary hospital.. Journal of the American Veterinary Medical Association, 1-10 . https://doi.org/10.2460/javma.23.10.0601.Widmar, N., Bir, C., Lai, J., & Wolf, C. (2020). Public Perceptions of Veterinarians from Social and Online Media Listening. Veterinary Sciences, 7. https://doi.org/10.3390/vetsci7020075.Kedrowicz, A., & Royal, K. (2020). A Comparison of Public Perceptions of Physicians and Veterinarians in the United States. Veterinary Sciences, 7. https://doi.org/10.3390/vetsci7020050.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.