Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amila Azzati Mazni

Kolaborasi atau Kompetisi: Ahli Gizi vs AI dalam Kesehatan

Iptek | 2024-12-21 16:51:42
sumber dokumen pribadi 
sumber dokumen pribadi

Teknologi kecerdasan Buatan (AI)

Telah memasuki banyak bagian kehidupan manusia, termasuk bidang kesehatan. Dampaknya terutama terlihat pada nutrisi, di mana kemampuan teknologi AI mulai menguji peran ahli gizi konvensional. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah AI akan bekerja sama dengan ahli gizi atau bahkan menjadi pesaing yang menggantikan mereka?

AI Dalam Bidang Nutrisi

AI memiliki kemampuan untuk memproses data dengan cepat dan akurat. Aplikasi berbasis kecerdasan buatan meliputi: 1. Menganalisis Pola Makan: AI dapat melacak kebiasaan makan pengguna melalui aplikasi yang terhubung dengan perangkat seperti ponsel pintar atau perangkat portable. 2. Menyusun Rencana Diet: AI dapat membuat rekomendasi diet yang sangat personal dengan algoritma yang diprogram berdasarkan kondisi kesehatan pengguna, kebutuhan kalori, dan preferensi makanan mereka. 3. Mendeteksi Masalah Kesehatan: AI dapat menganalisis data medis dan pola makanan yang tidak sehat. AI dapat memberikan solusi berbasis bukti yang cepat dan efektif, yang seringkali sulit dicapai oleh manusia dalam waktu singkat, karena merupakan alat yang terus belajar dari data.

Peran Ahli Gizi

Di sisi lain, ahli gizi memiliki kekuatan yang tidak dapat digantikan oleh teknologi: 1. Pemahaman Kontekstual: Ahli gizi dapat memahami faktor emosional, sosial, dan budaya yang mempengaruhi pola makan seseorang. 2. Pendekatan Holistik: Ahli gizi memberikan dukungan emosional, motivasi, dan edukasi kepada klien selain menyusun rencana makan. 3. Fleksibilitas dan Kreativitas: Dalam situasi kompleks seperti pasien dengan penyakit khusus, ahli gizi memiliki kemampuan untuk memberikan

Kolaborasi Ideal

Ahli gizi dan AI sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa untuk bekerja sama. Kolaborasi ini dapat terjadi dalam beberapa cara berikut:

- AI sebagai Alat Pendukung: Ahli gizi dapat menggunakan AI untuk menganalisis data klien dengan lebih cepat, sehingga mereka lebih banyak waktu untuk fokus pada personalisasi dan edukasi.

– Pemantauan Berkelanjutan: AI dapat membantu ahli gizi memantau perkembangan klien secara real-time, membantu mereka mengambil keputusan lebih cepat dengan memberikan data yang relevan.

Tantangan di Masa Depan

Namun, ada beberapa masalah yang harus diatasi agar kolaborasi ini berjalan dengan baik: 1. Etika dan Privasi: Penggunaan AI memerlukan pengumpulan data pribadi, yang menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan dan privasi. 2. Keakuratan Data: AI hanya dapat membuat rekomendasi yang akurat jika data yang tidak akurat diberikan kepadanya. 3. Ketergantungan pada Teknologi: Ada risiko bahwa masyarakat menjadi terlalu bergantung pada teknologi untuk membuat keputusan yang salah.

Kesimpulan

Ahli gizi tetap memiliki peran penting dalam memberikan pendekatan yang humanis, sementara AI dapat meningkatkan efisiensi dan skalabilitas layanan mereka. Artinya, AI bukanlah ancaman bagi profesi ahli gizi. Masa depan kesehatan nutrisi dapat lebih cerah dan inklusif jika manusia dan teknologi digabungkan.

Ditulis oleh Mahasiswa Fakultas Masyarakat Amila Azzati Mazni

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image