Pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi terhadap Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Dunia islam | 2024-12-19 20:13:45Pemikiran Ismail Raji Al Faruqi terhadap Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Biografi Ismail Raji Al-Faruqi
Ismail Raji Al-Faruqi lahir pada tanggal 1 januari 1921, di jaffa salah satu daerah di palestina. Ayahnya bernama ‘Abd al – Huda al-faruqi, ia mendapatkan pendidikan agama dari ayah nya sendiri. Pendidikan yang ia tempuh berlatar belakang barat, yang dimana ia menempuh pendidikan formal nya di Colllege des Fres sejak tahun 1926-1936 sampai ia melanjutkan pendidikan tinggi di The American Univercity, beirut. Setelah mendapatkan gelar sarjana pada tahun 1941, Al-Faruqi kembali ke tempat kelahiran nya menjadi pegawai di pemerintahan negaranya palestina. Hingga pada usia 24 tahun ia diangkat menjadi gubernur di provinsi Galelia, sampai pada 1947provinsi ini jatuh ke tangan Israel. Hal ini yang menuntunnya hijrah ke Amerika.
Setelah hijrah nya di negri paman Syam ini, garis Al-faruqi ini berubah. Dia sangat Tekun di dunia akademis nya. Dia mendapatkan gelar Master dengan judultesisnya “On Justifiying the God Methaphysic an Efistemology of value” (Tentang pembenaran kebaikan: Metafisik dan Epistimologi ilmu). Lalu ia hijrah ke Mesir untuk belajar ilmu agama islam di Universitas al-Azhar selama empat tahun. Melesat nya karier al-Faruqi ini tidak lepas dari peran istrinya Lois Lamya al-Faruqi. Mereka membentuk Komunitas kajian keislaman seperti Moslem Student Association (MSA), Americaan Academy of Religion (AAR) dan lainnya.
Karya- karya hebat yang ia buat adalah ‘The Trialogue of Abrahamic Faiths (Perbincangan Tiga Pihak Mengenai Agama-Agama Ibrahim, 1986), Essays in Islamic and Comparative Studies (Esai-Esai dalam Kajian Islam dan Perbandingan, 1982), dan Historical Atlas of the Religions of the World (Atlas Historis Agama-Agama Dunia, 1974), juga Tawhid: Its Implications for Thought and Life (Tauhid: Implikasi-Implikasinya bagi Pemikiran dan Kehidupan, 1982), di samping beberapa artikel di jurnal kajian agama.
Al Faruqi meningggal dunia pada tahun 1986 bersama istrinya Lamya Al-Faruqi dalam peristiwa pembunuhan secara brutal oleh orang yang tak dikenal. Misteri pembunuhan itu berkaitan erat dengan kecamannya terhadap zionisme Israel serta dukungannya kepada rakyat Palestina yang merupakan tanah airnya.
Konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan Ismail Raji Al-Faruqi
Tertinggalnya dunia islam di banding dunia barat modern yang di sebabkan kondisi pendidikan islam yang mengalami krisis identitas, di akibat kan pengaruh filsafat dan ilmu pengetahuan yang melanda sistem pendidikan islam, yang membawa keterlibatan pada terbelahnya sistem pendidikan islam. Ismail Raji Al-Faruqi adalah cendikiawan muslim yang berpokus dengan masalah epistimologi pendidikan islam karena pemikiran nya tentang islamisasi ilmu pengetahuan, yang membuat pemikir-pemikir muslim modern berupaya melakukan redefinisi dan reislamisasi terhadap ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa modern dengan konsep yang ideal bagi ilmu pengetahuan dalam bingkai filsafat islam.
Dalam pemikiran islamisasi ilmu pengetahuan nya, Al-Faruqi berusaha mewujudkan bentuk gerakan sistematik seperti pembuatan buku-buku ilmiah yang telah di islamkan terlebih dahulu, sebelum di jadikan proses pembelajaran pada pendidikan tinggi dalam islam. Oleh karena itulah ia sangat giat dalam berusaha mengembangkan kembali metodologi pengembangan ilmu pengetahuan berbasis ajaran islam pada masa modern, sebagaimana keberhasilan ulama-ulama klasik terdahulu dalam mengislamkan ilmu-ilmu yang berasal dari Yunani.
Dalam karya nya yang berjudul “Islamization of Knowledge, Al-Faruqi banyak mengkritik terhadap kondisi sistem pendidikan islam pada masa itu. Islamisasi telah banyak mempengaruhi pandangan pemikir muslim lainnya. Dikarenakan munculnya beberapa lembaga studi islam bahkan Al-Faruqi sendiri mendirikan sebuah lembaga studi yang sangat terkenal yaitu The International Intitute of Islamic Thought (III-T) yang bermarkas di Virginia Amerika Serikat. Yang dimana lembaga ini sudah tersebar di beberapa negara kawasan Asia seperti Malaysia, Pakistan bahkan beberapa negara Eropa. Tapi sayangnya akhir-akhir ini aktivitas organisasi pengkajian islam tersebut mulai redup, di akibatkan krisis financial.
Pada awalnya pandangan-pandangan keagamaan Al-Faruqi terletak pada dua hal yaitu Arabisme dan islam. Namun selanjutnya pandangan Al-Faruqi, merupakan kesalahan fatal umat islam dalam menganggap ilmu itu terbelah dua, yaitu ilmu-ilmu sekuler (profane) dan ilmu-ilmu agama Islam. Ide islamisasi nya di tuangkan dalam karya nya yang berjudul “The Islamization of Knowledge yang diterbitkan oleh III-T. Al-Faruqi berusaha mengingatkan dunia Islam akan suatu konflik antara ilmu pengetahuan dalam pandangan Barat dan Islam, yaitu dengan merencanakan suatu yang dapat menghindari terjadinya konflik tersebut, serta menggalakkan kembali pendidikan Islam sebagaimana yang diharapkan.
Selain itu Al-Faruqi menjelaskan langkah-langkah dalam upaya Islamisasi ilmu pengetahuan, yaitu sebagai berikut: Penguasaan disiplin ilmu modern, pengetahuan kategoris, Survei disiplin, Penguasaan khazanah ilmiah Islam, Penguasaan khazanah Islam: tahap analisa, Penentuan relevansi Islam yang khas terhadap disiplin ilmu, Penilaian kritis terhadap disiplin ilmu modern; tingkat perkembangan masa kini, Penilaian kritis terhadp khazanah Islam; tingkat perkembangan dewasa ini, Survey permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam, Survey permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia, Analisa kreatif dan sintesis, Penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka Islam dalam bentuk buku daras (buku teks) tingkat Universitas, langkah terakhir kerja Islamisasi ilmu pengetahuan yaitu penyebaran ilmu yang telah diislamisasi.
Pada konsep Al-Faruqi sendiri, tidak semua ilmu pengetahuan bersifat kontradiktif dengan nilai-nilai islam. Sehingga menurut nya, islamisasi pengetahuan melakukan penyaringan dari ilmu pengetahuan yang telah ada dengan mempertimbangkan nilai-nilai Islam. Metode konsepsi yang demikian dianggap sebagai metode integrasi antara teori dan tradisi keilmuan Islam dan keilmuan Barat yang sekuler.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.