Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tyas Chairunisa

Ada Apa dengan Seblak?

Sastra | 2024-12-19 19:39:41

Hujan masih turun deras sejak sore.

Udara pun terasa dingin.

Aku ingin kehangatan.

Namun, bukan berarti itu pelukanmu.

Hanya satu saja 'tuk wujudkannya.

Aku ingin makan SEBLAK.

Seblak hangat 'kan terasa nikmat

jika aku menikmatinya sekarang.

Ya, saat ini juga!

Kaupasti tahu itu.

Bila aku boleh jujur,

ada romantisme dalam hangatnya seblak.

Romantisme yang penuh kenikmatan dibandingkan eratnya

pelukanmu.

Meski demikian,

tak perlulah kaucemburu kepadaku

karena aku hanya ingin

seblak buatanmu.

Sungguh!

Seblak buatanmu memiliki citarasa yang berbeda

daripada seblak yang pernah kubeli di kedai-kedai,

di pinggir jalan, bahkan di toko daring.

Bumbunya itu superenak, lho!

Memang sih, aku tidak tahu bagaimana cara kamu meraciknya

sehingga seenak itu.

Padahal, kan bahan-bahan bumbu sama seperti

bumbu seblak umumnya.

Seblak buatanmu itu selain superenak, nikmat, hangat,

juga pedas dan gurih!

Itu karena kautahu aku suka makanan pedas dan gurih!

Walau begitu, bolehkah aku berikan sedikit tambahan gula

agar rasanya lebih mantap?

Ya, citarasa dalam seblak itu seperti hubungan kita, ya!

Gurih saat kita sepemikiran dalam berdiskusi.

Pedas ketika kita sama-sama tersulut emosi.

Manis setiap menjalani kebersamaan dengan penuh kasih.

Di malam ini pun, romantisme dalam seblak

semakin terasa.

Mengapa demikian?

Karena aku dan kau menikmatinya bersama

dalam satu mangkuk berdiameter 10 sentimeter

dengan ditemani segelas es jeruk.

Aku tidak ingin secepatnya melewati malam ini.

Hujan janganlah cepat berhenti.

Biarlah kami menikmati keromantisan dalam

seporsi seblak ini.

Ya, seblak buatanmu itu.

Seblak dengan bumbu penuh cinta yang tak pernah kutemui.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image