Mengenali Post-Traumatic Growth: Cahaya di Balik Kegelapan Trauma.
Gaya Hidup | 2024-12-17 20:59:32Mengenal Post-Traumatic Growth
Trauma merupakan pengalaman buruk yang dapat menimpa individu tanpa perlu memandang bulu. Trauma dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kekerasan, kecelakaan, perceraian, kehilangan yang berat, bahkan bencana alam. Dampak dari trauma kerap kali dikaitkan dengan gangguan psikologis seperti, kecemasan berlebihan atau PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Namun, Post-Traumatic Growth (PTG) menghadirkan pandangan baru yang optimis terkait suatu trauma.
PTG, pertama kali dikembangkan oleh Richard Tedeschi dan Lawrence Calhoun, menggarisbawahi potensi individu untuk tumbuh secara positif setelah melewati masa sulit.
Trauma memiliki dua sisi yang saling bertentangan (Naik dan Khan, 2019). Di satu sisi, trauma akan memberikan dampak negatif yang signifikan. Individu yang mengalaminya sering kali menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan emosional dan mental. Dampak ini dapat berupa gangguan tidur, isolasi sosial, dan bahkan hilangnya rasa percaya diri. Tidak jarang, trauma juga memicu rasa ketidakberdayaan dan kesedihan yang mendalam, terutama ketika kejadian traumatis tersebut sangat mengguncang nilai-nilai dan harapan hidup mereka.
Namun, trauma juga menyimpan peluang untuk pembelajaran dan pertumbuhan (Purwanto & Hendriyani, 2021). Dalam PTG, individu yang berhasil mengolah pengalaman traumatis sering kali menemukan makna baru dalam hidup mereka. Mereka tidak hanya mampu menerima kenyataan, tetapi juga menjadikan pengalaman tersebut sebagai pijakan untuk mencapai hubungan yang lebih harmonis, tujuan hidup yang lebih jelas, dan rasa syukur yang lebih mendalam terhadap kehidupan (Tazkiyah, 2019).
Langkah-langkah Menuju Post-Traumatic Growth
Untuk mencapai PTG bukanlah proses yang mudah. Diperlukan usaha sadar, dukungan lingkungan, dan keterbukaan untuk menerima perubahan. Ada beberapa langkah utama yang dapat diambil untuk membantu seseorang menuju pertumbuhan positif pasca-trauma, sebagai berikut:
- Dukungan Sosial
Hadirnya orang-orang terdekat, baik keluarga maupun sahabat, dapat membantu individu merasa aman dan diterima di lingkungannya. Dalam situasi sulit, dukungan sosial tidak hanya membantu meredakan rasa kesepian tetapi juga memberikan dorongan moral untuk terus maju. Interaksi dengan komunitas yang memahami situasi mereka juga dapat memberikan perspektif baru dan menguatkan harapan.
- Dukungan Profesional dan Psikoterapi
Dengan pendekatan berbasis ilmu, para terapis mampu membantu individu mengidentifikasi akar masalah dan bekerja secara bertahap untuk membangun kembali kesejahteraan mental. Selain itu, mereka juga dapat membantu klien memahami bahwa trauma bukanlah sesuatu yang harus disangkal atau dihindari, melainkan dapat diolah menjadi bagian dari proses pertumbuhan (Manurung & Ningsih, 2023). Dalam hal ini, pendekatan yang sering digunakan adalah terapi kognitif-perilaku (CBT) dan terapi naratif.
- Dukungan Spiritual
Spiritual merupakan hal penting yang dapat membantu individu untuk "keluar" dari belenggu traumanya. Refleksi spiritual dapat membantu mereka menemukan makna yang lebih dalam dari pengalaman tersebut. Melakukan aktivitas seperti doa, meditasi, atau membaca teks spiritual sering kali memberikan rasa tenang dan penghiburan di tengah kekacauan emosional. Ketika individu memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi, mereka lebih mampu menghadapi tekanan masalah kesehatan psikologis dan mengembangkan mekanisme koping (Hanif dan Widiasari, 2024).
Menjalani Hidup Baru yang Lebih Berarti
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, suatu individu akan mampu menemukan motivasi dan tujuan baru dalam hidupnya. Berusaha untuk mengembangkan dirinya lebih baik dibandingkan sebelumnya. Proses untuk mencapai Post-Traumatic Growth (PTG) memang membutuhkan proses dan waktu yang panjang, tetapi akan memberikan hasil yang memuaskan.
Seorang individu mampu merasakan kehidupan baru yang lebih bermakna dan penuh dengan harapan. Mereka memiliki kesempatan untuk mengubah segala luka menjadi pelajaran dari sebuah perjalanan dan kegelapan berubah menjadi cahaya. Inilah esensi dari PTG, sebuah perjalanan menuju pertumbuhan di balik cobaan hidup (Rohmah & Yuliasari, 2023).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.