Salah Jurusan Kuliah: Penyakit Lama yang tak Kunjung Sembuh
Sinau | 2024-12-17 16:46:49Salah Jururan Kuliah: Penyakit Lama yang Tak Kunjung Sembuh
Menjadi seorang sarjana adalah cita-cita semua orang. Pendidikan yang tinggi membuat seseorang memiliki kesempatan kerja yang lebih luas. Tak heran, banyak diantara kita melakukan berbagai hal agar mendapat gelar sarjana. Diantara berbagai cara yang ada, salah satu hal yang sering dipakai adalah masuk ke jurusan yang sepi peminat. Mengapa demikian? Jurusan dengan sepi peminat membuat peluang untuk masuk ke perguruan tinggi menjadi lebih besar. Terutama di perguruan tinggi negeri favorit seperti UI, UGM, dan UNAIR. Kebanyakan dari mereka menjadikan realistis sebagai alasan untuk memilih jurusan tersebut dan dapat masuk ke perguruan tinggi favorit. Alasan lain yang dapat diterima adalah ditolak oleh jurusan incaran dan memilih jurusan sepi peminat sebagai Pelabuhan baru agar tetap bisa kuliah. Begitu kurang lebihnya.
Tak ada salahnya memang memilih jurusan sepi peminat atau bahkan jurusan yang baru dan aneh. Semua itu boleh-boleh saja dilakukan selama kita siap menghadapi segala resiko yang akan kita hadapi kedepannya. Masuk jurusan pertanian kita harus siap dengan perspektif orang bahwa kita akan menjadi seorang petani dengan sawah yang luas dan gudang-gudang yang dipenuhi lumbung padi siap ekspor padahal kenyataannya jangankan sawah yang luas, ketika ada lowongan dari bank kita sibuk melamar dengan CV seorang mahasiswa pertanian. Sedikit aneh tetapi itu kenyataan yang ada di lapangan. Kuliah hanya sebatas mencari gelar sarjana semata tanpa memikirkan prospek kerja ada.
Selain itu, faktor lain yang mendukung hal ini adalah peran dari guru di sekolah. Ya dalam beberapa kesempatan penerimaan mahasiswa baru di PTN sering kali guru menyarankan untuk masuk ke jurusan dengan peminat yang sedikit utamanya di jalur prestasi rapot atau lebih dikenal dengan jalur SNBP. Mengapa demikian? Karena banyaknya siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur SNBP ini tentunya akan menaikan akreditasi dari sekolah tersebut. Semakin banyak siswa yang diterima di PTN favorit maka semakin baik nama sekolah. Peringkat sekolah pun akan naik karena banyak alumni dari sekolah tersebut yang diterima di kampus-kampus ternama di Indonesia. Cukup baik sebenarnya maksud dari sekolah tersebut untuk membantu para siswanya agar masuk ke PTN favorit di Indonesia. Namun, hal ini juga dapat membunuh siswa secara perlahan. Bagaimana tidak? Mungkin siswa tersebut akan merasa senang di awal karena dapat diterima di PTN favorit kemudian setelah perkuliahan di mulai mahasiswa tersebut akan merasa paling bodoh diantara teman-temannya yang membuat ia menjadi malas untuk mengerjakan tugas, ujian, dan lain-lain. Ujung-ujungnya ia akan merasa salah jurusan dan ingin pindah jurusan tapi apa boleh buat? Nasi sudah menjadi bubur begitulah kira-kira. Dalam format terbaru ini, mahasiswa yang masuk melalui jalur SNBP tidak diperkenankan untuk mengikuti tes ujian masuk perguruan tinggi di dua tahun ke depan. Mereka harus menjalani perkuliahan walaupun di jurusan yang tidak mereka inginkan ini.
Begitu pentingnya pemilihan jurusan kuliah karena dari jurusan ini arah kehidupan kita selanjutnya akan ditentukan. Kuliah memang terlihat menyenangkan bagi sebagian orang karena mereka bisa belajar dan mengembangkan skill yang mereka punya. Namun, bagi sebagian yang lain kuliah adalah hal yang sebaliknya entah karena salah jurusan yang tidak mereka suka atau alasan lain. Tak sedikit dari mereka bahkan menjadi “artefak kampus” karena tak kunjung lulus dari kampus yang lainberhasil lulus tapi bingung untuk bekerja dimana. Oleh karena itu, sering kali kita jumpai orang-orang yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang diambil saat kuliah. Berbagai peluang dan kesempatan diambil agar tetap bisa bekerja. Toh hidup harus tetap berjalan bukan? Mau tidak mau suka maupun tidak suka kita harus tetap menjalani hidup karena bekerja bukanlah pilihan tapi sebuah kewajiban. Walaupun tak linear dengan jurusan yang penting kerja. Malu jika sarjana tidak bekerja.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.