Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adela Ulin Nadhroh

Deepfake: Inovasi Teknologi atau Ancaman

Teknologi | 2024-12-16 20:10:01
sumber : https://magnacyber.ch/privacy-compliance-solutions/

Di era digital ini, teknologi semakin berkembang. Rasanya, teknologi Artificial Intelligence (AI) sudah menjadi bagian sehari-hari. Kini para pelajar bahkan lebih sering mencari jawaban melalui AI seperti chatpgt, gemini, perplexity, dll dibandingkan melalui google, terlebih lagi melalui buku. Akhir-akhir ini massa sedang ramai membicarakan AI yang dapat membuat video hanya berdasarkan foto seseorang. Video tersebut tampak nyata. Teknologi ini disebut deepfake. Namun apakah teknologi ini merupakan sebuah inovasi cemerlang atau justru membahayakan?

Deepfake adalah teknologi yang digunakan untuk memanipulasi gambar, video, atau audio menjadi sebuah konten palsu yang terlihat nyata. Deepfake berasal dari kata “deep learning” dan “fake” yang mengacu pada metode pembelajaran mesin yang digunakan untuk membuat teknologi tersebut. Deepfake mulai ramai dibincangkan sekitar tahun 2017. Seorang pengguna anonim di sebuah platform diskusi internet Reddit, dengan username “Deepfakes” mengunggah sebuah video eksplisit dengan menempelkan wajah selebritas di tubuh orang lain.

Video tersebut viral di berbagai media sosial, yang membuat para perusahaan teknologi berlomba-lomba membuat deepfake paling mutakhir.Tak dapat dipungkiri keberadaan teknologi ini mempermudah kehidupan manusia di beberapa aspek. Di industri film dan game, deepfake digunakan untuk merekam adegan yang sulit, sehingga menghemat waktu dan juga biaya. Teknologi ini dapat digunakan untuk membuat adegan di situasi dimana sang aktor tidak dapat melanjutkan perannya. Dengan itu, pembuat film tidak perlu mencari aktor baru dan merekam ulang semua adegan.

Tak hanya itu, deepfake juga dapat digunakan sebagai media pemasaran. Pemasar bisa menggunakan rekaman digital yang ada beserta naskah dialog untuk membuat konten promosi baru tanpa memerlukan aktor secara langsung, namun tentu saja harus atas persetujuan dari sang pemilik wajah. Deepfake sebenarnya juga menjadi potensi di dunia pendidikan. Kita dapat membuat media pembelajaran sejarah dengan menggunakan wajah tokoh yang telah tiada. Tentunya, hal tersebut merupakan hal baru yang dapat meningkatkan minat belajar para siswa.Dimana ada dampak positif disitu pula ada dampak negatif. Kecanggihan deepfake lebih banyak dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab.

Ambil saja contoh awal viralnya teknologi ini, dimana video yang disebarkan merupakan video pornografi dengan menggunakan wajah selebritas tanpa perizinan mereka. Kasus tersebut saja sudah mencerminkan nir-etika dan pelanggaran terhadap HAM.Selain itu, juga banyak kasus penipuan, hoaks, dan penyebaran misinformasi menggunakan teknologi deepfake. Seorang pekerja di Hongkong berhasil tertipu hingga US$ 25 juta atau sekitar Rp. 392 miliar. PT Indonesia Digital Identity (VIDA) mencatat peningkatan kasus penipuan deepfake di Indonesia meningkat hingga 1.550 % pada rentang waktu 2022 hingga 2023. Angka tersebut tentu mengkhawatirkan, kebijakan dari pemerintah dan peningkatan kesadaran masyarakat diperlukan untuk mengindari kejahatan ini.Deepfake akan sangat berguna bila dimanfaatkan dengan benar.

Namun, di luar sana sudah pasti banyak pihak yang tidak bertanggung jawab. Kita tidak bisa mengatur semua orang, tetapi kita dapat mengatur diri kita sendiri. Mulailah edukasi diri terkait teknologi deepfake ini. Cari informasi mengenai deepfake di berbagai media dan jurnal. Kenali tanda-tanda deepfake, walaupun tampak realistis, deepfake tetap memiliki beberapa kekurangan yang dapat kita kenali jika kita teliti. Biasanya pergerakan dan wajahnya terlihat tidak alami, terdapat beberapa salah ejaan, dan audio yang tidak konsisten.

Pemerintah juga memainkan peran penting dalam mencegah terjadinya kejahatan deepfake. Diperlukan regulasi yang spesifik dan tegas terkait deepfake ini. Dengan adanya peraturan dan sanksi yang keras, orang-orang tidak akan lagi semena-mena menggunakan teknologi deepfake. Tentu tidak langsung menghilangkan pihak tidak bertanggung jawab, namun setidaknya dapat mengurangi. Pemerintah juga sebaiknya bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan sistem yang dapat mendeteksi deepfake untuk melindungi warganya. Deepfake adalah masa depan yang penuh potensi, tapi kita harus memastikan ia tidak merusak kepercayaan kita pada kenyataan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image