Gedung Kuliah Bersama: Tempat Belajar atau Museum Sampah?
Curhat | 2024-12-15 19:36:16Universitas bukan sekadar tempat belajar. Lebih dari itu, kampus adalah ruang tumbuh, berkembang, dan tempat kita belajar untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri serta lingkungan sekitar. Namun, apa jadinya jika lingkungan kampus, yang seharusnya mendukung suasana belajar yang nyaman, justru menampilkan pemandangan yang tak sedap?
Inilah realita yang kerap kita, sebagai mahasiswa baru, sering temui di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Kampus C maupun Kampus B Universitas Airlangga. Kekurangan tempat sampah di area ini membuat sampah menumpuk, berserakan, bahkan meluap keluar dari tempat sampah yang ada. Belum lagi masalah toilet yang sering mengeluarkan aroma tidak sedap karena flush yang rusak. Dua masalah ini menunjukkan perlunya perhatian serius terhadap kebersihan fasilitas kampus.Sebagai salah satu fasilitas utama yang menampung ribuan mahasiswa setiap hari, Gedung Kuliah Bersama memiliki tantangan besar dalam hal kebersihan. Kekurangan tempat sampah di berbagai sudut gedung menjadi masalah yang paling mencolok.
Seringkali, mahasiswa yang ingin membuang sampah dengan benar tidak menemukan tempat yang layak. Akibatnya, sampah menumpuk di luar tempat sampah hingga berserakan di lantai.Ironisnya, kondisi ini sering kali diperparah oleh kurang optimalnya jadwal pembersihan oleh petugas kebersihan. Sampah yang tidak segera diangkut menjadi pemandangan sehari-hari, menciptakan kesan buruk tentang kampus. Tidak hanya mengganggu estetika, masalah ini juga dapat berdampak pada kesehatan lingkungan.
Tidak hanya soal tempat sampah, toilet di GKB pun menyimpan masalah klasik. Aroma tidak sedap yang menguar menjadi "penyambut" setia setiap kali pintu toilet dibuka. Masalah ini sering disebabkan oleh flush yang tidak berfungsi dengan baik.Kondisi toilet yang tidak terawat tidak hanya mengganggu kenyamanan mahasiswa, tetapi juga menciptakan risiko kesehatan. Bakteri dan kuman berkembang biak di lingkungan yang lembap dan kotor, menjadikan toilet kampus tempat yang berpotensi menjadi sumber penyakit.
Sebagai mahasiswa, kita tentu berharap mendapatkan fasilitas yang layak untuk mendukung aktivitas akademik. Sayangnya, toilet yang sering terabaikan mencerminkan betapa kurangnya perhatian terhadap kebutuhan dasar penghuni kampus.Lingkungan kampus yang tidak bersih dapat merusak suasana belajar dan mengurangi rasa bangga terhadap kampus. Ketidaknyamanan ini tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa, tetapi juga oleh dosen, staf, bahkan tamu yang berkunjung.
Kebersihan kampus adalah tanggung jawab bersama, tetapi tanggung jawab ini akan sulit dijalankan jika fasilitas dasar seperti tempat sampah dan toilet tidak memadai. Mahasiswa yang peduli terhadap lingkungan pun akan kesulitan menjalankan kebiasaan baiknya jika fasilitas pendukung tidak tersedia.KesimpulanKebersihan kampus bukanlah tanggung jawab satu pihak, tetapi tugas bersama seluruh sivitas akademika. Gedung Kuliah Bersama Universitas Airlangga adalah ruang belajar bagi ribuan mahasiswa, tempat kita mengasah ilmu dan karakter.
Jika kita ingin membanggakan kampus ini, langkah pertama adalah memastikan fasilitas kebersihan yang layak tersedia bagi semua.Kini saatnya Universitas Airlangga menjadikan kebersihan sebagai prioritas. Mari bergerak bersama, mulai dari langkah kecil: menambah tempat sampah, memperbaiki toilet, hingga membangun kesadaran kolektif. Dengan begitu, GKB bukan hanya akan menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi kebanggaan kita bersama.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.