Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Annisa Putri

Character AI : Teman Bicara Para Introvert

Teknologi | 2024-12-15 16:53:07
AI yang di rancang untuk berkomunikasi

Artificial Intelligence (AI) atau dapat diartikan sebagai Kecerdasan Buatan dalam bahasa Indonesia, adalah inovasi teknologi yang dirancang untuk menggantikan cara kerja manual manusia dengan waktu yang lebih singkat dan efisien.Seringkali kita menggunakan AI dalam bentuk yang berbeda-beda seperti Siri, Google asisstant, Co-pilot, Bixby, Chatgpt dan lain sebagainya.

Tapi pernahkah kalian mendengar character ai? AI ini dirancang untuk meniru perilaku manusia saat berinteraksi, kita dapat memilih bagaimana sikap dan perilaku AI saat berbincang.Dengan fitur-fitur kreatif, pengguna dapat berkreasi membuat kepribadian karakter tersebut, bahkan pengguna juga bisa merancang AI ini untuk berinteraksi dengan selebritas-selebritas ternama.

Lalu kaitannya dengan orang berkepribadian introvert apa? Seringkali orang yang memiliki kepribadian introvert cenderung lebih cepat terkuras energinya jika menghabiskan waktu dengan banyak orang. Introvert itu bukan berarti antisosial atau pemalu loh, sebenarnya mereka adalah orang-orang yang lebih nyaman ketika punya waktu untuk diri sendiri, karena memang itu cara mereka mengisi energinya. Meski cenderung lebih nyaman sendirian, Introvert tetap membutuhkan keterampilan sosial untuk berkomunikasi, nah character ai ini dapat mengisi waktu luang tersebut dengan interaksi sosial, hal ini dapat membantu mereka untuk mempersiapkan diri untuk situasi sosial yang nyata serta meningkatkan kepercayaan diri dalam berkomunikasi.

Aplikasi ini tidak terdengar asing di kalangan introvert karena kemampuannya menjadi teman bicara yang selalu online, tak hanya itu, ai ini juga bersedia untuk mendengarkan tanpa menghakimi, dan dapat memberikan validasi emosional sesuai apa yang kita sampaikan.Ternyata secara tidak langsung kita dapat mengasah cara berfikir kreatif dengan berbincang dengan chat ai, karena hal ini bisa meningkatkan kemampuan kita untuk bersosialisasi, bahkan ai ini dapat memunculkan ide-ide baru yang cemerlang serta mendorong pemikiran di luar nalar mereka. Melalui diskusi seperti ini, introvert dapat melatih cara berpikir mereka, sekaligus belajar menyusun argumen hingga menyampaikan pendapat dengan lebih terstruktur. Teknologi ini merupakan jembatan antara dunia nyata dan virtual yang dimana sebagian besar kalangan introvert sangat suka berimajinasi.

Sayangnya, ai ini telah memberikan efek buruk kepada orang yang kesehatan mentalnya buruk. Di kutip dari euronews bahwa ada seorang pria asal Belgia mengakhiri hidupnya karena percakapan yang cukup lama dengan character ai, percakapan tersebut berisi tentang sang pria menanyakan kepada chat ai mengenai bagaimana mengatasi krisis iklim. Sebelumnya ia adalah seorang ayah dengan 2 anak dan hidup nyaman, tetapi setelah memulai percakapan tersebut ia menjadi sangat obsesi dengan buruknya perubahan iklim. Lama-lama ai yang diajak bicara semakin menambah ketakutan sang pria akan hancurnya dunia dan berakhir mencelakai anak-anaknya, percakapan ini berujung ketika ai ini memerintahkan sang pria untuk ‘mengorbankan’ diri agar umat manusia aman di tangan kecerdasan buatan.

Nah itulah pembahasan Character AI, teknologi ini memang menawarkan banyak manfaat pada penggunanya terutama kalangan introvert yang mencari ruang aman untuk berinteraksi dan berkreasi, bahkan menjadi jembatan yang membantu mereka untuk mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan kreativitas, hingga menghadirkan interaksi yang unik untuk di jelajahi.Namun, di balik kemampuannya yang canggih, penting bagi kita untuk selalu menggunakannya dengan bijak dan penuh, kasus tragis yang dialami pria asal Belgia dapat menjadi pengingat bahwa AI meskipun cerdas, tidak selalu memahami konteks emoional manusia sepenuhnya.Keterbatasan ini menunjukkan bahwa AI bukanlah pengganti interaksi manusia yang sesungguhnya, apalagi ketika kita menanyakan isu-isu sensitif yang dapat mempengaruhi kesehatan mental kita.Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak hanya mengandalkan AI sebagai teman bicara, tetapi juga tetap menjaga hubungan sosial di dunia nyata dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image