Krisis Literasi di Indonesia
Eduaksi | 2024-12-14 12:39:11Literasi merupakan fondasi penting bagi perkembangan dalam suatu tatanan masyarakat. Literasi adalah kunci untuk memahami dan menghadapi dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah. Mayoritas orang berpikir bahwa literasi merupakan kegiatan yang mencakup membaca dan menulis semata. Padahal, literasi tidak hanya terbatas pada kedua kegiatan tersebut, tetapi juga tentang kemampuan seseorang untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi dengan tepat.
Kondisi Literasi di Kalangan Masyarakat Indonesia
Kondisi literasi di Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius yang dapat dikategorikan sebagai krisis. Beberapa data terkini menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari harapan dalam hal literasi. UNESCO menyatakan bahwa indeks minat baca masyarakat Indonesia berada pada angka 0,001%. Selain itu, berdasarkan hasil riset World’s Most Literate Nation Ranked pada tahun 2016, Indonesia bahkan menempati peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat membaca. Hal ini tentu saja dapat berdampak negatif pada masyarakat Indonesia, khususnya dalam menghadapi kemajuan teknologi yang sangat cepat saat ini.
Akar Permasalahan dari Krisis Literasi di Indonesia
Perlu memahami akar dari permasalahan ini sehingga dapat dilaksanakan upaya yang efektif dalam mengatasi krisis literasi di Indonesia. Adapun penyebab dari rendahnya literasi di Indonesia adalah:
Pertama, Pendidikan yang Kurang Berkulitas. Sistem pendidikan di Indonesia masih harus menghadapi tantangan yang cukup signifikan. Contohnya, adanya kesenjangan sarana dan prasarana pendidikan antara desa dan kota, kualitas pengajar yang masih rendah, mahalanya biaya pendidikan, dan lemahnya standar evaluasi pembelajaran. Selain itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih terlalu kompleks dan membingungkan karena sering mengalami perubahan.
Kedua, Minimnya Budaya Membaca di Kalangan Masyarakat. Banyak masyarakat yang tidak memiliki kebiasaan membaca. Kemajuan teknologi yang seharusnya memberi kemudahan, justru menjadi boomerang yang mengakibatkan orang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gadget untuk hal yang tidak bermanfaat.
Ketiga, Kurangnya Akses Terhadap Bahan Bacaan. Banyak daerah di Indonesia, khususnya pedesaan, yang masih sangat terbatas dalam akses terhadap buku dan bahan bacaan lainnya. Hal ini menyebabkan masyarakat mengalami kesusahan untuk mengakses perpustakaan yang merupakan sumber dari bahan bacaan.
Upaya Untuk Mengatasi Krisis Literasi di Indonesia
1. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Pendidikan berkualitas adalah kunci utama untuk mengatasi krisis literasi di Indonesia. Dengan pendidikan yang baik, siswa tidak hanya diajarkan keterampilan dasar, tetapi juga didorong untuk mencintai membaca. Contohnya, kegiatan seperti membaca buku sebelum pelajaran dimulai dan kemudahan akses ke bahan bacaan bisa membuat siswa semakin tertarik dan gemar membaca. Pendidikan yang berkualitas akan mendorong minat membaca pada pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa. Hal ini akan mendukung peningkatan literasi di Indonesia.
2. Penyediaan Akses Terhadap Fasilitas Sumber Bacaan
Membangun perpustakaan di daerah, khususnya pedesaan. Jika hal ini akan mengeluarkan anggaran besar, maka dapat dilaksanakan langkah alternatif yaitu dengan menghadirkan perpustakaan di tempat-tempat publik, seperti terminal, bandara, angkutan umum, cafe, mall, dsb.
3. Edukasi Mengenai Pentingnya Budaya Membaca di Kalangan Masyarakat
Budaya membaca harus ditanamkan sejak dini di masyarakat. Melakukan edukasi kepada masyarakat untuk membiasakan membaca setidaknya 15 menit sehari. Para orang tua juga harus diedukasi bahwa penting untuk menumbuhkan minat membaca buku pada anak sejak kecil.
Kesimpulan
Krisis literasi di Indonesia merupakan suatu permasalahan yang kompleks sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pendidikan yang berkualitas sangat penting dalam meningkatkan literasi masyarakat Indonesia. Dengan langkah-langkah yang tepat dan efektif, perlahan tapi pasti Indonesia akan keluar dari masalah krisis literasi ini sehingga akan menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan serta siap dalam menghadapi kemajuan teknologi.
Madthilda Arta Sere Silalahi, Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.