Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Meri Putri Andani

Cerita Kehidupan Flora dan Fauna Indonesia yang Terancam Saat Perubahan Iklim

Info Terkini | 2024-12-14 10:24:16

Indonesia memiki kekayaan flora dan fauna yang tidak tertandingi. Dari terumbu karang di Raja Ampat hingga hutan tropis Kalimantan, hutan ini menjadi suatu rumah bagi berbagai spesies unik yang ditemukan di Indonesia dan tidak ditemukan di tempat lain. Tetapi, perubahan iklim yang terjadi kini menjadi sebuah ancaman nyata yang dapat merusak keberlangsungan keanekaragaman hayati ini. Perubahan pola hujan, peningkataan suhu, dan naiknya permukan air laut yang tidak dapat diprediksi dapat mengancam keberlanjutan kehidupan flora dan fauna di Indonesia.

Di Indonesia terdapat hutan hujan tropis yang berfungsi sebagai paru-paru dunia, kini menghadapi tekana besar akibat perubahan iklim. Apabila suhu semakin meningkat menyebabkan banyak spesies seperti tumbuhan sulit untuk beradaptasi. Contohnya Bunga Rafflesia arnoldi, yang dikenal sebagai bunga terbesar di dunia, sekarang ini menghadapai tantangan serius karena adanya perubahan curah hujan yang dapat mempengaruhi siklus hidupnya. Selain pola hujan, kekeringan dan kebakaran juga menjadi masalah karena dapat menguranngi habitat bagi spesies ikonik seperti harimau Sumatera

Bukan hanya di daratan, di wilayah pesisir dampak perubahan iklim juga sangat terasa. Terumbu karaang yang sudah menjadi habitat bagi semua spesies yang ada di laut, sekarang mulai memutih karena adanya terjadi peningkatan suhu laut. Hal ini sangat berdampak bagi populasi ikan yang menjadi sumber penghidupan bagi Masyarakat pesisir. Sebagai contoh, terumbu karang di Taman Nasional Komodo telah mengalami pemutihan massal dalam beberapa tahun terkahir ini, yang mengancam keberlanjutan ekosistem di lingkungan tersebut.

Rawa gambut yang merupakan penyimpan karbon terbesar di dunia juga menjadi dampak dari perubahan iklim. Rawa-rawa ini mennghadapai resiko kebkaran akibat kekeringan yang bekepanjangan, yang akibatnya tidak hanyya menghancurkan flora dan fauna tetapi juga melepaskan karbon yang cukup besar ke atmosfer. Akibat dari fenomena ini menyebabkan terbentuknya sebuah lingkaran setan, yang dimana perubahan ekosistem iklim mempercepat kerusakan ekosistem, yang kemudian dapat memperburuk iklim itu sendiri.

Namun, di tengah ancaman yang ada ini, Indonesia memiliki upaya-upaya guna untuk melindungan keanekaragam hayati yang ada. Pemerintahan juga berbagai organisasi lingkungan hidup di Indonesia telah meluncurkan inisiatif seperti kevervasi spesies dan restorasi ekosistem. Contohnya adalah rehabilitasi hutan mangrove di wilayah-wilayah pesisir. Yang bukan hanya membantu menyerap karbon saja tetpai juga memberikan perlindungan alami terhadap permukaan laut.

Dalam upaya ini masyarakat memiki peran penting. Dengan mengetahui praktik-praktik keberlanjutan, mulai dari mengurangi penggunaan sampah plastik, ber[artisipasi dalam program penghijauan, dan mendukung menggunakan produk ramah lingkungan. Hal-hal yang dilakukan tersebut dapat membantu melindungan flora dan fauna yang ada di Indonesia. Pendidikan mengenai pentingnya keanekaragaman hayati di Indonesia juga perlu ditingkatkan, agar generasi mendatang mengetahui dan paham akan kekayaan alam Indonesia.

Ketika perubahan iklim terjadi, cerita flora dan fauna di Indonesia menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Ancaman untuk keanekaragam hayati adalah ancaman juga untuk keberlangsungan hidup manusia. Dengan Langkah konkret yang diambil, pemerintah, Masyarakat, dan komunitas internasional yang berjalan dengan baik, akan ada harapan untuk melindungi warisan alam Indonesia agar tetap lestari bagi generasi masa depan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image